A. Aplikasi atau Penerapan Konsep Hablunminallah dan Hablunminannas Dalam Konteks Memandang Pasien Secara Holistik
Definisi
Holistik
adalah saduran kata dari bahasa Inggris yaitu “Holistic” yang menekankan
pentingnya keseluruhan dan saling keterkaitan dari bagian-bagiannya. Jika kata
holistik ini dipakai dalam rangka pelayanan kepada orang lain yang membutuhkan
maka mempunyai arti layanan yang diberikan kepada sesama atau manusia secara
utuh, baik secara fisik, mental, sosial dan spiritual untuk mendapat perhatian
yang seimbang.
Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan
kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya dan
diperoleh melalui pendidikan keperawatan. Seorang perawat dikatakan profesional
jika memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, keperawatan professional serta
memiliki sikap professional sesuai kode etik profesi.
Kalau di maknakan secara bahasa,
Hablunminallah itu adalah hubungan dengan allah dan Hablunminannas adalah
hubungan dengan manusia. Akan tetapi dalam pengertian istilah syariah maknanya
adalah sebagai berikut :
1. Habluminaallah,
maknanya ialah perjanjian dari Allah. Yaitu masuk islam atau ber iman dengan
islam sebagai jaminan keselamatan bagi mereka didunia dan di akhirat. Atau
tunduk kepada pemerintah muslimin dengan jaminan dari pemerintah itu
sebagaimana yang diatur oleh syariat dalam perkara hak dan kewajiban orang
kafir dzimmi ( yaitu orang kafir yang menjadi warga Negara islam untuk
mendapatkan jaminan perlindungan hak-haknya sebagai manusia didalam kehidupan
dunia saja, mendapat ancaman adzab diakhirat ( lihat tafsir at-thabari, tafsir
al-baghawi, dan tafsir ibnu katsir). Tentang pengertian surat al-imran ayat 112
2. Habluminnannas,
maknanya ialah perjanjian dari kaum mukminin dalam bentuk jaminan keamanan bagi
orang kasir dzimmi dengan membayar upeti bagi kaum mukminin melalui
pemerintahannya untuk hidup sebagai warga Negara islam dari kalangan minoritas
non muslim. Atau dengan bahasa lain ialah dalam interaksi dalam sesame manusia
maka jaminan yang bisa dipercaya hanyalah dari kaum muslimin yang di pimpin
oleh syariat Allah Ta’ala.
B. Penerapan
Konsep
1. Penerapan
Konsep Hablunminallah dalam Memandang Pasien secara Holistik
Islam
menaruh perhatian yang besar sekali terhadap dunia kesehatan dan keperawatan
guna menolong orang yang sakit dan meningkatkan kesehatan. Kesehatan merupakan
modal utama untuk bekerja, beribadah dan melaksanakan aktivitas lainnya.
Menurut mantan Rektor Universitas Al-Azhar, Syeikh Mahmoud Syaltout (l973:
l24), banyak sekali petunjuk Nabi Muhammad SAW yang jelas sekali
menuntutperlunyaprofesi keperawatan.
Perintah
untuk berobat, peringatan terhadap penyakit menular, perintah mengasingkan diri
terhadap penyakit menular, penjenisan makanan-makanan sehat untuk tubuh, dll,
menunjukkan bahwa baik secara tersurat maupun tersirat Islam sangat menuntut
hadirnya para perawat di tengah masyarakat manusia. Sebab orang yang memiliki
kompetensi di bidang pengobatan dan perawatan kesehatan tidak lain adalah
institusi beserta individu perawat yang mengabdi di dalamnya.
Islam tidak membedakan apakah ia dokter, paramedis atau perawat, sepanjang ia
mengabdi di bidang pengobatan dan perawatan penyakit, maka ia merupakan orang
mulia. Bahkan dalam banyak kitab fikh dan hadits, selalu ada bab khusus yang
membahas tentang penyakit dan pengobatan (kitab al-maridh wa al-thib).
Di dalam Islamic Code of Medical Ethics diterangkan bahwa pengobatan dan
keperawatan merupakan profesi mulia. Allah menghormatinya melalui mukjizat Nabi
Isa bin Maryam dan Nabi Ibrahim yang pandai mengobati penyakit dan selalu
menyebut nama Allah sebagai penyembuh penyakitnya. Sama halnya dengan semua aspek
ilmu pengetahuan, ilmu kedokteran dan keperawatan adalah sebagian dari ilmu
Allah, karena Allah-lah yang mengajarkan kepada manausia apa yang tidak diketahuinya.
Allah berfirman dalam surah al-alaq :
Artinya : Bacalah
dan Tuhanmulah yang paling mulia, yang mengajar manusia dengan perantaraan
qalam (baca tulis), dan Dia mengajarkan kepada manusia segala apa yang tidak diketahuinya.(QSal-Alaq:3-5).
Melalui ayat ini Allah menyuruh mempelajari alam semesta beserta segenap
organisme dan anorganisme yang ada di dalamnya dengan nama dan kemuliaan Tuhan,
melalui baca tulis, eksperimen, penelitian, diagnonis, dsb.
Ini terbukti
dengan semakin banyaknya studi di bidang kedokteran dan kesehatan, semakin
terungkap tanda-tanda kekuasaan Allah terhadap makhluk-makhluk-Nya. Berkaitan
dengan ini pengadaan praktik keperawatan adalah perintah agama kepada
masyarakat, yang diwakili oleh beberapa institusi untuk melayani kebutuhan
kesehatan dan pengobatan masyarakat dan dapat dinikmati oleh setiap orang tanpa
kecuali, tanpa melihat kepada perbedaan ras, agama dan status sosialnya.
Olehnya itu dalam memberikan pelayanan kesehatan pada klien perawat harus
menghargai martabat manusia dan keunikan klien tanpa mempertimbangkan status
social dan ekonomi, kepribadian atau sifat masalah kesehatan, perbedaan agama,
ras, umur, jenis kelamin, dan aliran politik yang dianut.
Dalam hal
ini perawat harus berlaku adil terhadap semua kliennya sebagaimana yang telah
diperintahkan oleh allah kepada ummatnya untuk berlaku adil. Allah berfirman dalam surah al-maidah-ayat 8 yang artinya :
“Dan
janganlah sekali-kali kebencian terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk
berlaku tidak adil. Berlaku adillah karena itu lebih dekat dengan takwa”.
Kesehatan harus menjadi tujuan dalam keperawatan. Pasien adalah tuan, perawat
sebagai pelayannya. Peraturan-peraturan, jadwal-jadwal, waktu dan pelayanan
harus dilaksanakan sedemikian rupa untuk menentukan keadaan pasien dan
ditempatkan paling atas dengan kesejahteraan dan kesenangan yang pantas. Status
istimewa harus diberikan kepada pasien selama ia menjadi pasien, tidak dia.
Seorang pasien berada pada tempat perlindungan karena penyakitnya dan bukan
karena kedudukan sosialnya, kekuasaan atau hubungan pribadinya. Karena pada
dasarnya semua manusia sama derajatnya di sisi allah yang membedakan hanyalah
tingkat ketakwaannya.
Perawat
dalam memberikan pelayanan keperawatan harus senantiasa memelihara suasana
lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat, dan kelangsungan
hidup beragama klien. Di samping itu dalam memberikan asuhan keperawatan,
perawat harus menghargai kepercayaan, kebiasaan individu serta harus menjaga
kerahasiaan seluruh informasi mengenai klien. Karena itu perawat mengemban
tugas mulia, yang dalam sumpah jabatannya mereka sudah bersumpah dengan
namaTuhan, berjanji untuk mengingat Tuhan dalam profesinya, melindungi jiwa
manusia dalam semua tahap dan semua keadaan, melakukan semampu mungkin untuk
menyelamatkannya dari kematian, penyakit, rasa sakit dan kecemasan. Allah
berjanji akan menolong setiap orang di akhirat dan di hari pembalasan, siapa
saja yang menolong saudaranya di dunia.
Bersuci dan Shalatnya Orang Sakit :
1. Tata cara
bersuci bagi oran sakit
Diwajibkan bersuci dengan air, berwudhu jika berhadats
kecil dan mandi jika berhadastbesar
Jika tidak bisa dengan air karena dikhawtirkan dapat memperlambat kesembuhan,
maka boleh tayamum Bila tidak mampu bersuci sendiri maka dapat dibantu orang
lain Jika pada tubuh terdapat luka yang digips atau dibalut maka cukup mengusap
balutan tadi dengan air Cara bertayamum ialah memukulkan dua tangannya ketanah
yang suci sekali pukulan, kemudian mengusap wajahnya lalu mengusap telapak
tangannya Jika sebagian tubuh yang harus disucikan terluka, maka dibasuh dengan
air jika membahayakan cukup diusap sekali saja jika membahayakan juga maka bias
bertayamum Dibolehkan bertayamum pada dinding yang mengandung debu yang suci Jika
tidak mungkin bertayamum diatas tanah atau dinding atau tempat lain yang
mengandung debu maka boleh menggunakan sapu tangan Orang yang sakit juga wajib
membersihkan tubuhnya dari najis, jika tidak mungkin maka ia shalat apa adanya,
dan shalatnya sah
Orang yang sakit wajib menggunakan pakaian yang suci dalam melaksanakan shalat
jika tidak memungkainkan maka shalat apa adanya dan solatnya sah
Orang yang sakit juga wajib solat ditempat yang suci jika tidak mungkin maka
cara sholat ditempat apa adanya dan sholatnya sah
2.
Tata cara bersholat bagi orangsakit
Diwajibkan berdiri meskipun tidak
tegak atau bersandar pada dinding atau bertumpu pada tongkat Bila tidak mampu berdiri maka
hendaklah shalat dengan duduk. Bila tidak mampu duduk maka solat dengan
berbaring miring dengan bertumpu pada sisi tubuh sebelah kanan menghadap
kiblat.
Jika tidak mampu berbaring maka dapat dengan telentang dan kaki menuju arah kiblat
dan kepala agak ditinggikan. Jika tidak mampu juga maka solat dengan
menggunakan isyarat tubuh seperti kepala jika kepala tidak mampu maka dengan
mata. Jika memang semua itu tidak mampu maka dapat solat didalam hati. Jika
orang sakit merasa kesulitan mengerjakan solat pada waktunya, maka dibolehkan
menjamaah
2. Penerapan
Konsep Hablunminannas dalam memandang Pasien secara Holistik
Semua
bentuk praktik keperawatan yang tujuannya adalah membantu kesembuhan seseorang
secara menyeluruh. Perawat melihat pasien sebagai manusia secara total dimana
ada keterkaitan antara tubuh, pikiran, emosi, social/ budaya, spirit, relasi
dan konteks lingkungan.
Asuhan
Keperawatan yang didasarkan kepada perawatan pasien secara total yang
mempertimbangkan kebutuhan fisik, emosi, social, ekonomi dan spiritual
seseorang. Perawat perlu mempertimbangkan respons pasien terhadap penyakitnya
dan mengkaji tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan dirinya. Perawat
harus menjadi teman yag mendukung dan memotivasi pasien, mendorong pasien agar
pasien memahami arti kehidupan.
a.
Dimensi Perawatan Holistik
Dimensi hubungan antara
bio-psiko-sosial dan spiritual seseorang. Dimensi pemahaman bahwa seseorang
merupakan satu kesatuan secara utuh tanpa bisa dipisahkan
b.
Nilai Utama Perawatan Holistik
1. Filosofi
dan Pendidikan
Menekankan bahwa asuhan
yang holistic didsarkan pada suatu kerangka filosofi dan pengetahuan
2. Holistik
Etik, Teori Keperawatan dan Riset
Menekankan bahwa asuhan
yang professional didasarkan pada teori, di informasikan oleh penelitian dan
didsarkan oleh prinsip etik sebagai petunjuk praktik yang kompeten.
3. Holistik
Nurse Save Care
Keyakinan bahwa perawat
harus terlibat dalam perawatan diri untuk meningkatkan kesehatan dan kesadaran
pribadi sehingga perawat dapat melayani orang lain sebagai suatu alat sebagai
proses penyembuhan seseorang
4. Holistic
Communication,Therapeutic Environment
and Cultural Competency
Menekankan pada
perkembangan untuk memanfaatkan pengkajian dan asuhan terapeutik yang mengacu
pada pola, masalah dan kebutuhan klien dan suatu lingkungan yang mendukung
proses penyembuhan pasien.
c.
Teknik penerapan atau
pengobatan holistic care
Pengobatan
Holistic adalah, Pengobatan dengan menggunakan Konsep Menyeluruh, yaitu
keterpaduan antara Jiwa dan raga, dengan method Alamiah yang ilmiah, serta
ilahiah yang mana Tubuh manusia merupakan keterpaduan system yang sangat
Kompleks, dan saling berinteraksi satu sama lainnya dengan sangat kompak dan
otomatis terganggunya satu fungsi/ elemen / unsure tubuh manusia dapat mempengaruhi
fungsi yang lainnya.
Pengobatan Holistic terpadu, memiliki
perbedaan konsep yang sangat nyata dengan Konsep Kedokteran (Konvensional),
Konsep Konvensional lebih lebih menekankan kepada tindakan seperti pemberian
obat-obat kimiawi, dan tindakan rekayasa fisik dengan pembedahan/ operasi, dll, sementara pengobatan
holistic lebih menekankan membangkitkan system imun pasien, dan memperbaiki
secara menyeluruh dari factor pencetus penyakit (akar permasalahan penyakit),
sehingga definisi kesembuhan cenderung Permanen (tidak kambuh lagi), sedangkan
yang konvensional pada umumnya bersifat tindakan sementara (kambuhan) sehingga
sampai ada istilah pasien langganan dokter.
d.
Metode Pengobatan Holistic
yang Dikembangkan dengan Terapi Berikut :
1.
Pengaturan Pola hidup dan Pola
makan dengan gizi dan kebutuhan berimbang
2.
Rileksasi, dengan konsep
Meditasi Penyembuhan
3.
Stimulasi Otak dengan tehnik
perangsangan alamiah
4.
Silaturahmi Doktrin
5.
Bio energy (Pranaisasi)
6.
Stimulan promotor dengan
Nutrisi Herbal
7.
Terapi Doa, dengan kepasrahan
mencapai God Spot.
8.
Hydroteraphy dan stimulant
alam sebagai pelengkap dan penyeimbang.
e.
Nilai-nilai Islami peran dan
fungsi perawat dalam memandang pasien secara Holistic
1.
Peran
Pelaksana
Peran ini dikenal dengan istilah
care giver. Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan secara langsung
atau tidak langsung kepada klien sebagai individu keluarga dan masyarakat.
Dalam melaksanakan peran ini perawat bertindak sebagai comforter, protector,
dan advokat, communicator serta rehabilitator.
a. Sebagai
comforter
Perawat berusaha memberi kenyamanan
dan rasa aman pada klien. Islam mengajarkan bagaimana umat manusia dapat
menolong terhadap sesamanya, pertolongan itu diberikan secara tulus ikhlas dan
holistic, sehingga kita dapat merasakan apa yang klien kita rasakan. Ibarat
orang mukmin saling mencintai, kasih mengasihi dan saling menyayangi adalah
lukisan satu tubuh jika salah satu anggota tubuhnya sakit maka seluruh tubuh
akan merasa sakit. (HR. Muttafaq Alaih)
b. Sebagai protector
Lebih berfokus pada kemampuan
perawat melindungi dan menjamin agar hak dan kewajiban klien terlaksana dengan
seimbang dalam memperoleh pelayanan kesehatan. Misalnya, kewajiban perawat
memenuhi hak klien untuk menerima informasi dan penjelasan tentang tujuan dan
manfaat serta efek samping suatu terapi pengobatan atau tindakan keperawatan.
Dalam islam kita tidak boleh membuka aib saudara kita sendiri karena jika kita
membukanya sama saja kita memakan bangkai saudara kita yang mati. Sebagaimana
dalam surat Al-Hujarat ayat 12 yang artinya : “Hai orang-orang yang beriman,
jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah
dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah
sebahagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara
kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ? maka tentulah kamu merasa
jijik kepadanya dan bertakwalah kepada Allah sesungguhnya Allah Maha Penerima
Lagi Maha Penyayang “
c. Sebagai
communicator
Akan nampak bila perawat bertindak
sebagai mediator antara klien dengan anggota tim kesehatan lainnya. Peran ini
berkaitan erat dengan keberadaan perawat mendampingi klien sebagai pemberi
asuhan keperawatan selama 24 jam. Perawat dalam Islam harus memberikan
dukungan.
d. Sebagai Rehabilitator
Rehabilitator berhubungan erat
dengan tujuan pemberian askep yakni mengembalikan fungsi organ atau bagian
tubuh agar sembuh dan dapat berfungsi normal.
2. Peran
sebagai Pendidik (Health Educator)
Sebagai
pendidik, perawat berperan mendidik individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat serta tenaga keperawatan atau tenaga kesehatan yang berada dibawah
tanggung jawabnya. Peran ini dapat berupa penyuluhan kesehatan kepada klien
(Individu, keluarga, kelompok atau masyarakat).
Dalam Q.S Ali-Imran ayat 148 yang artinya :“Karena itu
Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik baik di
akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan. dan Q.S
Al-Mujadillah ayat 11 yang artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila
dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah,
niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:
“Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan
3. Peran
sebagai pengelola
Dalam hal
ini perawat mempunyai peran dan tanggung jawab dalam mengelola pelayanan maupun
pendidikan keperawatan yang berada dibawah tanggung jawabnya sesuai dengan
konsep manajemen keperawatan dalam kerangka paradigma keperawatan. Sebagai
pengelola perawat berperan dalam memantua dan menjamin kualitas asuhan atau
pelayanan keperawatan serta mengorganisasi dan mengendalikan sistem pelayanan
keperawatan. Sesuai yang tercantum dalam Q.S AL-Baqarah ayat 11 yang artinya :
“ Dan bila dikatakan kepada mereka : “janganlah kamu membuat kerusakan di muka
bumi”. “ Mereka menjawab : ”Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan
perbaikan”.
4. Peran
sebagai Peneliti
Sebagai
peneliti dibidang keperawatan, perawat diharapkan mampu mengidentifikasi
masalah penelitian, menerapkan prinsip dan metode penelitian serta memanfaatkan
hasil penelitian untuk meningkatkan mutu asuhan atau pelayanan dan pendidikan keperawatan. Penelitian bertujuan
untuk menghasilkan :
a.
Jawaban terhadap pertanyaan
b.
Solusi penyelesaian masalah baik melalui produk
teknologi atau metode baru maupun berupa produk jasa.
c.
Penemuan dan penafsiran fakta baru
d.
Pengujian teori berdasarkan kondisi atau fakta baru.
e.
Perumusan teori baru
Qur’an Surat Al-Qashash ayat 77, yang artinya : “Dan
carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu negeri akhirat, dan
janganlah kamu melupakan bahagiamu dari duniawi dan berbuat baiklah sebagaimana
Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah berbuat kerusakan dibumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan
f.
Nilai-nilai Islami fungsi
Perawat dalam Memandang Pasien Secara Holistik
1. Fungsi
Dependen
Perawat yang
memerlukan kolaborasi dengan tim/anggota kesehatan lainnya yang ada di Rumah
Sakit atau Institusi seperti dokter, apoteker dan tim kesehatan lainnya. Dalam
pandangan islam kita diajarkan untuk bersilaturahim antar sesama manusia dalam
hal ini hablumminannas atau hubungan manusia dengan manusia seperti termaktub
dalam al-qur’an surah Al-Hujurat ayat 13 yang artinya: ” Hai manusia,
sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan
dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya saling kenal
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah
orang yang paling bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui
lagi maha mengenal.
2. Fungsi
Independen
Perawat yang
mandiri. Dalam hal ini seorang perawat bertanggung jawab penuh atas kenyamanan,
kesehatan dan keselamatan pasien. Seorang perawat melakukan tindakan
keperawatan secara mandiri pada pasien. Islam sangat menjunjung tinggi sebuah
tanggung jawab.Dan tanggung jawab ini adalah sebuah amanah yang harus
dipertanggung jawabkan baik dunia maupun akhirat.
Sebagaimana dalam hadist yang
berbunyi: “setiap kalian itu adalah pemimpin dan bertanggung jawab terhadap apa
yang Ia pimpin”. (HR. Muttafaq Alaih)
3. Fungsi
Interdependen
Hubungan perawat dengan perawat lainnya, misalnya
perawat primer dan perawat sekunder dan ketua tim yang menginstruksikan kepada
anggota tim lainnya. Dalam islam kita diajarkan untuk saling menghormati,
menghargai satu sama lain, serta bekerjasama dan menjunjung tinggi
profesionalisme sesuai hadits dimana Rasulullah bersabda “serahkan sesuatu pada ahlinya, karena apabila sesuatu itu diurus oleh
bukan ahlinya maka tunggulah kehancurannya”, artinya yang dituntut adalah
profesionalisme.
g. Menciptakan
Rumah Sakit yang Islami
1. Pelayanan
berdasarkan akhlak dan prilaku Islami yang berdasar kepada Al-Quran dan sunah
Rasul (contoh: euthanasia aktif)
2. Banyak
Kaligrafi (terkesan, Indah, nyaman dan Islami)
3. Setiap malam
ada petugas yang mengaji berkeliling agar pasiennya cepat sembuh
4. Saat ada
pasien yang akan menghadapi kematian jika dia muslim, dibimbing mengucapkan
syahadat secara islami, dan dingajikan juga didoakan.
5. Pemeriksaan
atau perawatan dipisahkan. Sebisa mungkin/ diusahakan pemeriksaan atau
perawatan pasien yang sudah baligh dipisahkan sesama jenis (laki-laki dengan
laki-laki, perempuan dengan perempuan, kecuali anak-anak yang belum mengerti)
6. Susunan dan
struktur RS kondusif dan strategis, ( misal contoh ruang tunggu ada di tengah,
Ruang pengobatan dan pemeriksaan berputar. Misal juga: ruang obstetry
disebelahnya ada ruang bedah jadi seandainya ada yang akan melahirkan sungsang,
segera bisa dapat langsung dipindahkan ke ruang bedah untuk disesar, tetapi
sebaiknya dr. obgyn adalah perempuan, karena berdasarkan pada ayat an-Nur
diatas. Dan sebaiknya dokter-dokter jaga 4 jam bergilir, jadi dokternya banyak
dan karena digilir dokternya tidak ngantuk atau kelelahan.)
7. Staf yang
melayani bersikap ramah, seperti contoh Rasulullah ( senyum adalah sedekah yang
paling mudah)
8. Rumah Sakit Harus
dijaga selalu bersih agar pasien merasa nyaman dan secara psikologis bila
pasien merasa nyaman dan tenang dia akan menjadi lebih cepat sembuh. (berdasar
pada hadist mengatakan: kebersihan adalah sebagian dari iman).
9. Pelayanan
akhlak tidak membeda-bedakan pasien kelas bawah dengan kelas atas ( contoh:
tidak hanya baik dan ramah pada pasien kelas atas tetapi judes pada pasien
kelas bawah, tidak boleh. Karena Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong
dan dimata Allah semua manusia sama, hanya akhlak dan amalan yang membedakannya.
10. UGD /
Emergency baik. ( baik peralatan maupun tenaga medisnya) ( penting karena
menolong orang yang butuh segera ditolong adalah sangat baik, sesuai dengan
surat Al- maidah ayat : 32, “Barang siapa menyelamatkan satu nyawa, maka
seolah-olah ia telah menyelamatkan umat manusia seluruhnya”.