Saturday, October 19, 2024

PENGKAJIAN KESEIMBANGAN UNTUK LANSIA (Tinneti ME & Ginter SF;1998)

 

PENGKAJIAN KESEIMBANGAN UNTUK LANSIA

(Tinneti ME & Ginter SF;1998)

Nama Klien   : ___________________              Jenis Kelamin  :  L  /  P

Usia            : ___________________              Register        :  ___________________

 

I.     Perubahan Posisi atau Gerakan Keseimbangan

 

Bangun dari kursi

Tidak bangun dari duduk dengan satu kali gerakan, tetapi mendorong tubuhnya ke atas dengan tangan atau bergerak ke bagian depan kursi terlebih dahulu

 

ya

 

tidak

Duduk ke kursi

Menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk ditengah kursi, berpegangan

ya

tidak

 

Menahan dorongan pada sternum sebanyak 3 kali

Menggerakkan kaki, memegang obyek untuk dukungan, kaki tidak menyentuh sisi-sisinya

ya

tidak

Mata tertutup

Menggerakkan kaki, memegang obyek untuk dukungan, kaki tidak menyentuh sisi-sisinya

ya

tidak

Perputaran leher

Menggerakkan kaki, memegang obyek untuk dukungan, kaki tidak menyentuh sisi-sisinya, keluhan : vertigo, pusing atau keadaan tidak stabil

 

ya

 

tidak

Gerakan menggapai sesuatu

Tidak mampu untuk menggapai sesuatu dengan bahu fleksi sepenuhnya sementara, berdiri pada ujung-ujung jari kaki, tidak stabil, memegang sesuatu untuk dukungan

 

ya

 

tidak

Membungkuk

Tidak mampu untuk membungkuk untuk mengambil obyek dari lantai, bisa berdiri dengan memegang obyek sekitar, memerlukan usaha-usaha multiple untuk bangun

 

ya

 

tidak

II.   Komponen Gaya Berjalan atau Gerakan

Gaya berjalan

Ragu-ragu, tersandung, memegang obyek untuk dukungan

ya

tidak

Ketinggian langkah kaki

Kaki tidak naik dari lantai secara konsisten (menggeser atau menyeret kaki), mengangkat kaki terlalu tinggi

 

ya

 

tidak

Kontinuitas langkah kaki

Tidak konsisten dalam mengangkat kaki, mengangkat satu kaki sementara kaki lain menyentuh lantai

 

ya

 

tidak

Kesimetrisan langkah

Panjang langkah yang tidak sama (sisi yang patologis biasanya memiliki langkah yang lebih panjang, masalah terjadi pada pinggul, lutut, gerakan kaki atau otot-otot sekitarnya

 

ya

 

tidak

Penyimpangan jalur

Tidak berjalan dalam garis lurus, bergelombang dari sisi ke sisi

ya

 

tidak

Berbalik

Berhenti sebelum mulai berbalik, jalan sempoyongan, bergoyang, memegang obyek untuk dukungan

 

ya

 

tidak

 

Thursday, September 19, 2024

Aplikasi atau Penerapan Konsep Hablunminallah dan Hablunminannas Dalam Konteks Memandang Pasien Secara Holistik

 

A.   Aplikasi atau Penerapan Konsep Hablunminallah dan Hablunminannas Dalam Konteks Memandang Pasien Secara Holistik

Definisi

Holistik adalah saduran kata dari bahasa Inggris yaitu “Holistic” yang menekankan pentingnya keseluruhan dan saling keterkaitan dari bagian-bagiannya. Jika kata holistik ini dipakai dalam rangka pelayanan kepada orang lain yang membutuhkan maka mempunyai arti layanan yang diberikan kepada sesama atau manusia secara utuh, baik secara fisik, mental, sosial dan spiritual untuk mendapat perhatian yang seimbang.

Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya dan diperoleh melalui pendidikan keperawatan. Seorang perawat dikatakan profesional jika memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, keperawatan professional serta memiliki sikap professional sesuai kode etik profesi.

            Kalau di maknakan secara bahasa, Hablunminallah itu adalah hubungan dengan allah dan Hablunminannas adalah hubungan dengan manusia. Akan tetapi dalam pengertian istilah syariah maknanya adalah sebagai berikut :

1.    Habluminaallah, maknanya ialah perjanjian dari Allah. Yaitu masuk islam atau ber iman dengan islam sebagai jaminan keselamatan bagi mereka didunia dan di akhirat. Atau tunduk kepada pemerintah muslimin dengan jaminan dari pemerintah itu sebagaimana yang diatur oleh syariat dalam perkara hak dan kewajiban orang kafir dzimmi ( yaitu orang kafir yang menjadi warga Negara islam untuk mendapatkan jaminan perlindungan hak-haknya sebagai manusia didalam kehidupan dunia saja, mendapat ancaman adzab diakhirat ( lihat tafsir at-thabari, tafsir al-baghawi, dan tafsir ibnu katsir). Tentang pengertian surat al-imran ayat 112

2.    Habluminnannas, maknanya ialah perjanjian dari kaum mukminin dalam bentuk jaminan keamanan bagi orang kasir dzimmi dengan membayar upeti bagi kaum mukminin melalui pemerintahannya untuk hidup sebagai warga Negara islam dari kalangan minoritas non muslim. Atau dengan bahasa lain ialah dalam interaksi dalam sesame manusia maka jaminan yang bisa dipercaya hanyalah dari kaum muslimin yang di pimpin oleh syariat Allah Ta’ala.

 

B.    Penerapan Konsep

1.    Penerapan Konsep Hablunminallah dalam Memandang Pasien secara Holistik

Islam menaruh perhatian yang besar sekali terhadap dunia kesehatan dan keperawatan guna menolong orang yang sakit dan meningkatkan kesehatan. Kesehatan merupakan modal utama untuk bekerja, beribadah dan melaksanakan aktivitas lainnya. Menurut mantan Rektor Universitas Al-Azhar, Syeikh Mahmoud Syaltout (l973: l24), banyak sekali petunjuk Nabi Muhammad SAW yang jelas sekali menuntutperlunyaprofesi        keperawatan.

Perintah untuk berobat, peringatan terhadap penyakit menular, perintah mengasingkan diri terhadap penyakit menular, penjenisan makanan-makanan sehat untuk tubuh, dll, menunjukkan bahwa baik secara tersurat maupun tersirat Islam sangat menuntut hadirnya para perawat di tengah masyarakat manusia. Sebab orang yang memiliki kompetensi di bidang pengobatan dan perawatan kesehatan tidak lain adalah institusi beserta individu perawat yang mengabdi di dalamnya.
Islam tidak membedakan apakah ia dokter, paramedis atau perawat, sepanjang ia mengabdi di bidang pengobatan dan perawatan penyakit, maka ia merupakan orang mulia. Bahkan dalam banyak kitab fikh dan hadits, selalu ada bab khusus yang membahas tentang penyakit dan pengobatan (kitab al-maridh wa al-thib).
Di dalam Islamic Code of Medical Ethics diterangkan bahwa pengobatan dan keperawatan merupakan profesi mulia. Allah menghormatinya melalui mukjizat Nabi Isa bin Maryam dan Nabi Ibrahim yang pandai mengobati penyakit dan selalu menyebut nama Allah sebagai penyembuh penyakitnya. Sama halnya dengan semua aspek ilmu pengetahuan, ilmu kedokteran dan keperawatan adalah sebagian dari ilmu Allah, karena Allah-lah yang mengajarkan kepada manausia apa yang tidak diketahuinya. Allah berfirman dalam surah al-alaq :

Artinya : Bacalah dan Tuhanmulah yang paling mulia, yang mengajar manusia dengan perantaraan qalam (baca tulis), dan Dia mengajarkan kepada manusia segala apa yang     tidak      diketahuinya.(QSal-Alaq:3-5).
Melalui ayat ini Allah menyuruh mempelajari alam semesta beserta segenap organisme dan anorganisme yang ada di dalamnya dengan nama dan kemuliaan Tuhan, melalui baca tulis, eksperimen, penelitian, diagnonis, dsb.

Ini terbukti dengan semakin banyaknya studi di bidang kedokteran dan kesehatan, semakin terungkap tanda-tanda kekuasaan         Allah    terhadap makhluk-makhluk-Nya. Berkaitan dengan ini pengadaan praktik keperawatan adalah perintah agama kepada masyarakat, yang diwakili oleh beberapa institusi untuk melayani kebutuhan kesehatan dan pengobatan masyarakat dan dapat dinikmati oleh setiap orang tanpa kecuali, tanpa melihat kepada perbedaan ras, agama dan status sosialnya. Olehnya itu dalam memberikan pelayanan kesehatan pada klien perawat harus menghargai martabat manusia dan keunikan klien tanpa mempertimbangkan status social dan ekonomi, kepribadian atau sifat masalah kesehatan, perbedaan agama, ras, umur, jenis kelamin, dan aliran politik yang dianut.

Dalam hal ini perawat harus berlaku adil terhadap semua kliennya sebagaimana yang telah diperintahkan oleh allah kepada ummatnya untuk berlaku adil. Allah berfirman         dalam  surah      al-maidah-ayat 8 yang artinya :

“Dan janganlah sekali-kali kebencian terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah karena itu lebih dekat dengan takwa”.
Kesehatan harus menjadi tujuan dalam keperawatan. Pasien adalah tuan, perawat sebagai pelayannya. Peraturan-peraturan, jadwal-jadwal, waktu dan pelayanan harus dilaksanakan sedemikian rupa untuk menentukan keadaan pasien dan ditempatkan paling atas dengan kesejahteraan dan kesenangan yang pantas. Status istimewa harus diberikan kepada pasien selama ia menjadi pasien, tidak  dia.
Seorang pasien berada pada tempat perlindungan karena penyakitnya dan bukan karena kedudukan sosialnya, kekuasaan atau hubungan pribadinya. Karena pada dasarnya semua manusia sama derajatnya di sisi allah yang membedakan hanyalah tingkat ketakwaannya.

Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan harus senantiasa memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat, dan kelangsungan hidup beragama klien. Di samping itu dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus menghargai kepercayaan, kebiasaan individu serta harus menjaga kerahasiaan seluruh informasi mengenai klien. Karena itu perawat mengemban tugas mulia, yang dalam sumpah jabatannya mereka sudah bersumpah dengan namaTuhan, berjanji untuk mengingat Tuhan dalam profesinya, melindungi jiwa manusia dalam semua tahap dan semua keadaan, melakukan semampu mungkin untuk menyelamatkannya dari kematian, penyakit, rasa sakit dan kecemasan. Allah berjanji akan menolong setiap orang di akhirat dan di hari pembalasan, siapa saja yang menolong saudaranya di dunia.

Bersuci dan Shalatnya Orang Sakit :

1.    Tata cara bersuci bagi oran sakit

Diwajibkan bersuci dengan air, berwudhu jika berhadats kecil dan mandi jika berhadastbesar
Jika tidak bisa dengan air karena dikhawtirkan dapat memperlambat kesembuhan, maka boleh tayamum Bila tidak mampu bersuci sendiri maka dapat dibantu orang lain Jika pada tubuh terdapat luka yang digips atau dibalut maka cukup mengusap balutan tadi dengan air Cara bertayamum ialah memukulkan dua tangannya ketanah yang suci sekali pukulan, kemudian mengusap wajahnya lalu mengusap telapak tangannya Jika sebagian tubuh yang harus disucikan terluka, maka dibasuh dengan air jika membahayakan cukup diusap sekali saja jika membahayakan juga maka bias bertayamum Dibolehkan bertayamum pada dinding yang mengandung debu yang suci Jika tidak mungkin bertayamum diatas tanah atau dinding atau tempat lain yang mengandung debu maka boleh menggunakan sapu tangan Orang yang sakit juga wajib membersihkan tubuhnya dari najis, jika tidak mungkin maka ia shalat apa adanya, dan shalatnya sah
Orang yang sakit wajib menggunakan pakaian yang suci dalam melaksanakan shalat jika tidak memungkainkan maka shalat apa adanya dan solatnya sah
Orang yang sakit juga wajib solat ditempat yang suci jika tidak mungkin maka cara sholat ditempat apa adanya dan sholatnya sah

2.      Tata     cara     bersholat         bagi     orangsakit

Diwajibkan berdiri meskipun tidak tegak atau bersandar pada dinding atau bertumpu            pada    tongkat Bila tidak mampu berdiri maka hendaklah shalat dengan duduk. Bila tidak mampu duduk maka solat dengan berbaring miring dengan bertumpu pada sisi tubuh sebelah kanan menghadap kiblat.
Jika tidak mampu berbaring maka dapat dengan telentang dan kaki menuju arah kiblat dan kepala agak ditinggikan. Jika tidak mampu juga maka solat dengan menggunakan isyarat tubuh seperti kepala jika kepala tidak mampu maka dengan mata. Jika memang semua itu tidak mampu maka dapat solat didalam hati. Jika orang sakit merasa kesulitan mengerjakan solat pada waktunya, maka dibolehkan menjamaah

 

2.    Penerapan Konsep Hablunminannas dalam memandang Pasien secara Holistik

Semua bentuk praktik keperawatan yang tujuannya adalah membantu kesembuhan seseorang secara menyeluruh. Perawat melihat pasien sebagai manusia secara total dimana ada keterkaitan antara tubuh, pikiran, emosi, social/ budaya, spirit, relasi dan konteks lingkungan.

Asuhan Keperawatan yang didasarkan kepada perawatan pasien secara total yang mempertimbangkan kebutuhan fisik, emosi, social, ekonomi dan spiritual seseorang. Perawat perlu mempertimbangkan respons pasien terhadap penyakitnya dan mengkaji tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan dirinya. Perawat harus menjadi teman yag mendukung dan memotivasi pasien, mendorong pasien agar pasien memahami arti kehidupan.

a.      Dimensi Perawatan Holistik

Dimensi hubungan antara bio-psiko-sosial dan spiritual seseorang. Dimensi pemahaman bahwa seseorang merupakan satu kesatuan secara utuh tanpa bisa dipisahkan

b.      Nilai Utama Perawatan Holistik

1.    Filosofi dan Pendidikan

Menekankan bahwa asuhan yang holistic didsarkan pada suatu kerangka filosofi dan pengetahuan

2.    Holistik Etik, Teori Keperawatan dan Riset

Menekankan bahwa asuhan yang professional didasarkan pada teori, di informasikan oleh penelitian dan didsarkan oleh prinsip etik sebagai petunjuk praktik yang kompeten.

3.    Holistik Nurse Save Care

Keyakinan bahwa perawat harus terlibat dalam perawatan diri untuk meningkatkan kesehatan dan kesadaran pribadi sehingga perawat dapat melayani orang lain sebagai suatu alat sebagai proses penyembuhan seseorang

4.    Holistic Communication,Therapeutic            Environment and Cultural Competency

Menekankan pada perkembangan untuk memanfaatkan pengkajian dan asuhan terapeutik yang mengacu pada pola, masalah dan kebutuhan klien dan suatu lingkungan yang mendukung proses penyembuhan pasien.

c.       Teknik penerapan atau pengobatan holistic care

Pengobatan  Holistic adalah, Pengobatan dengan menggunakan Konsep Menyeluruh, yaitu keterpaduan antara Jiwa dan raga, dengan method Alamiah yang ilmiah, serta ilahiah yang mana Tubuh manusia merupakan keterpaduan system yang sangat Kompleks, dan saling berinteraksi satu sama lainnya dengan sangat kompak dan otomatis terganggunya satu  fungsi/ elemen / unsure tubuh manusia dapat mempengaruhi fungsi yang lainnya.

Pengobatan Holistic terpadu, memiliki perbedaan konsep yang sangat nyata dengan Konsep Kedokteran (Konvensional), Konsep Konvensional lebih lebih menekankan kepada tindakan seperti pemberian obat-obat kimiawi, dan tindakan rekayasa fisik dengan  pembedahan/ operasi, dll, sementara pengobatan holistic lebih menekankan membangkitkan system imun pasien, dan memperbaiki secara menyeluruh dari factor pencetus penyakit (akar permasalahan penyakit), sehingga definisi kesembuhan cenderung Permanen (tidak kambuh lagi), sedangkan yang konvensional pada umumnya bersifat tindakan sementara (kambuhan) sehingga sampai ada istilah pasien langganan dokter.

 

d.      Metode Pengobatan Holistic yang Dikembangkan dengan Terapi Berikut :

1.      Pengaturan Pola hidup dan Pola makan dengan gizi dan kebutuhan      berimbang

2.      Rileksasi, dengan konsep Meditasi Penyembuhan

3.      Stimulasi Otak dengan tehnik perangsangan alamiah

4.      Silaturahmi Doktrin

5.      Bio energy (Pranaisasi)

6.      Stimulan promotor dengan Nutrisi Herbal

7.      Terapi Doa, dengan kepasrahan mencapai God Spot.

8.      Hydroteraphy dan stimulant alam sebagai pelengkap dan penyeimbang.

e.      Nilai-nilai Islami peran dan fungsi perawat dalam memandang pasien secara Holistic

1.    Peran Pelaksana

Peran ini dikenal dengan istilah care giver. Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan secara langsung atau tidak langsung kepada klien sebagai individu keluarga dan masyarakat. Dalam melaksanakan peran ini perawat bertindak sebagai comforter, protector, dan advokat, communicator serta rehabilitator.

a.    Sebagai comforter

Perawat berusaha memberi kenyamanan dan rasa aman pada klien. Islam mengajarkan bagaimana umat manusia dapat menolong terhadap sesamanya, pertolongan itu diberikan secara tulus ikhlas dan holistic, sehingga kita dapat merasakan apa yang klien kita rasakan. Ibarat orang mukmin saling mencintai, kasih mengasihi dan saling menyayangi adalah lukisan satu tubuh jika salah satu anggota tubuhnya sakit maka seluruh tubuh akan merasa sakit. (HR. Muttafaq Alaih)

b.    Sebagai protector

Lebih berfokus pada kemampuan perawat melindungi dan menjamin agar hak dan kewajiban klien terlaksana dengan seimbang dalam memperoleh pelayanan kesehatan. Misalnya, kewajiban perawat memenuhi hak klien untuk menerima informasi dan penjelasan tentang tujuan dan manfaat serta efek samping suatu terapi pengobatan atau tindakan keperawatan. Dalam islam kita tidak boleh membuka aib saudara kita sendiri karena jika kita membukanya sama saja kita memakan bangkai saudara kita yang mati. Sebagaimana dalam surat Al-Hujarat ayat 12 yang artinya : “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ? maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya dan bertakwalah kepada Allah sesungguhnya Allah Maha Penerima Lagi Maha Penyayang “

 

c.     Sebagai communicator

Akan nampak bila perawat bertindak sebagai mediator antara klien dengan anggota tim kesehatan lainnya. Peran ini berkaitan erat dengan keberadaan perawat mendampingi klien sebagai pemberi asuhan keperawatan selama 24 jam. Perawat dalam Islam harus memberikan dukungan.

d.    Sebagai Rehabilitator

Rehabilitator berhubungan erat dengan tujuan pemberian askep yakni mengembalikan fungsi organ atau bagian tubuh agar sembuh dan dapat berfungsi normal.

2.    Peran sebagai Pendidik (Health Educator)

Sebagai pendidik, perawat berperan mendidik individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat serta tenaga keperawatan atau tenaga kesehatan yang berada dibawah tanggung jawabnya. Peran ini dapat berupa penyuluhan kesehatan kepada klien (Individu, keluarga, kelompok atau masyarakat).

Dalam Q.S Ali-Imran ayat 148 yang artinya :“Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan. dan Q.S Al-Mujadillah ayat 11 yang artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan

3.    Peran sebagai pengelola

Dalam hal ini perawat mempunyai peran dan tanggung jawab dalam mengelola pelayanan maupun pendidikan keperawatan yang berada dibawah tanggung jawabnya sesuai dengan konsep manajemen keperawatan dalam kerangka paradigma keperawatan. Sebagai pengelola perawat berperan dalam memantua dan menjamin kualitas asuhan atau pelayanan keperawatan serta mengorganisasi dan mengendalikan sistem pelayanan keperawatan. Sesuai yang tercantum dalam Q.S AL-Baqarah ayat 11 yang artinya : “ Dan bila dikatakan kepada mereka : “janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi”. “ Mereka menjawab : ”Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan”.

 

4.    Peran sebagai Peneliti

Sebagai peneliti dibidang keperawatan, perawat diharapkan mampu mengidentifikasi masalah penelitian, menerapkan prinsip dan metode penelitian serta memanfaatkan hasil penelitian untuk meningkatkan mutu asuhan atau pelayanan dan pendidikan keperawatan. Penelitian bertujuan untuk menghasilkan :

a.       Jawaban terhadap pertanyaan

b.      Solusi penyelesaian masalah baik melalui produk teknologi atau metode baru maupun berupa produk jasa.

c.       Penemuan dan penafsiran fakta baru

d.      Pengujian teori berdasarkan kondisi atau fakta baru.

e.       Perumusan teori baru

Qur’an Surat Al-Qashash ayat 77, yang artinya : “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagiamu dari duniawi dan berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah berbuat kerusakan dibumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan

f.        Nilai-nilai Islami fungsi Perawat dalam Memandang Pasien Secara Holistik

1.    Fungsi Dependen

Perawat yang memerlukan kolaborasi dengan tim/anggota kesehatan lainnya yang ada di Rumah Sakit atau Institusi seperti dokter, apoteker dan tim kesehatan lainnya. Dalam pandangan islam kita diajarkan untuk bersilaturahim antar sesama manusia dalam hal ini hablumminannas atau hubungan manusia dengan manusia seperti termaktub dalam al-qur’an surah Al-Hujurat ayat 13 yang artinya: ” Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi maha mengenal.

 

2.    Fungsi Independen

Perawat yang mandiri. Dalam hal ini seorang perawat bertanggung jawab penuh atas kenyamanan, kesehatan dan keselamatan pasien. Seorang perawat melakukan tindakan keperawatan secara mandiri pada pasien. Islam sangat menjunjung tinggi sebuah tanggung jawab.Dan tanggung jawab ini adalah sebuah amanah yang harus dipertanggung jawabkan baik dunia maupun akhirat.

Sebagaimana dalam hadist yang berbunyi: “setiap kalian itu adalah pemimpin dan bertanggung jawab terhadap apa yang Ia pimpin”. (HR. Muttafaq Alaih)

 

 

3.    Fungsi Interdependen

Hubungan perawat dengan perawat lainnya, misalnya perawat primer dan perawat sekunder dan ketua tim yang menginstruksikan kepada anggota tim lainnya. Dalam islam kita diajarkan untuk saling menghormati, menghargai satu sama lain, serta bekerjasama dan menjunjung tinggi profesionalisme sesuai hadits dimana Rasulullah bersabda “serahkan sesuatu pada ahlinya, karena apabila sesuatu itu diurus oleh bukan ahlinya maka tunggulah kehancurannya”, artinya yang dituntut adalah profesionalisme.

 

g.      Menciptakan Rumah Sakit yang Islami

1.      Pelayanan berdasarkan akhlak dan prilaku Islami yang berdasar kepada Al-Quran dan sunah Rasul (contoh: euthanasia aktif)

2.      Banyak Kaligrafi (terkesan, Indah, nyaman dan Islami)

3.      Setiap malam ada petugas yang mengaji berkeliling agar pasiennya cepat sembuh

4.      Saat ada pasien yang akan menghadapi kematian jika dia muslim, dibimbing mengucapkan syahadat secara islami, dan dingajikan juga didoakan.

5.      Pemeriksaan atau perawatan dipisahkan. Sebisa mungkin/ diusahakan pemeriksaan atau perawatan pasien yang sudah baligh dipisahkan sesama jenis (laki-laki dengan laki-laki, perempuan dengan perempuan, kecuali anak-anak yang belum mengerti)

6.      Susunan dan struktur RS kondusif dan strategis, ( misal contoh ruang tunggu ada di tengah, Ruang pengobatan dan pemeriksaan berputar. Misal juga: ruang obstetry disebelahnya ada ruang bedah jadi seandainya ada yang akan melahirkan sungsang, segera bisa dapat langsung dipindahkan ke ruang bedah untuk disesar, tetapi sebaiknya dr. obgyn adalah perempuan, karena berdasarkan pada ayat an-Nur diatas. Dan sebaiknya dokter-dokter jaga 4 jam bergilir, jadi dokternya banyak dan karena digilir dokternya tidak ngantuk atau kelelahan.)

7.      Staf yang melayani bersikap ramah, seperti contoh Rasulullah ( senyum adalah sedekah yang paling mudah)

8.      Rumah Sakit Harus dijaga selalu bersih agar pasien merasa nyaman dan secara psikologis bila pasien merasa nyaman dan tenang dia akan menjadi lebih cepat sembuh. (berdasar pada hadist mengatakan: kebersihan adalah sebagian dari iman).

9.      Pelayanan akhlak tidak membeda-bedakan pasien kelas bawah dengan kelas atas ( contoh: tidak hanya baik dan ramah pada pasien kelas atas tetapi judes pada pasien kelas bawah, tidak boleh. Karena Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan dimata Allah semua manusia sama, hanya akhlak dan amalan yang membedakannya.

10.  UGD / Emergency baik. ( baik peralatan maupun tenaga medisnya) ( penting karena menolong orang yang butuh segera ditolong adalah sangat baik, sesuai dengan surat Al- maidah ayat : 32, “Barang siapa menyelamatkan satu nyawa, maka seolah-olah ia telah menyelamatkan umat manusia seluruhnya”.