Wednesday, June 19, 2024

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMULIR PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

 

  PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMULIR

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

 

 

Tanggal masuk RS                 : Tanggal hari pertama pasien dirawat di

  rumah sakit saat ini.

Bangsal dirawat                    : Bangsal tempat pasien saat ini dirawat.

Nomor rekam medik             : Nomor pasien berdasarkan nomor yang tertera pada

  buku catatan medik pasien.

Tanggal pengkajian               : Tanggal saat perawat melakukan pengkajian data

waktu perawat menjumpai pasien untuk saat ini.

Sumber data                          : Pasien, catatan rekam medik, keluarga, perawat

  maupun tim kesehatan lainnya.

 

I.                    Identitas

Identitas Pasien

1. Nama                     : Nama inisial pasien (Ny. X / Tn. X).

2. Umur                      : Umur dihitung sejak pasien dilahirkan (jika diketahui)   / ulang tahun terakhir.

            3. Jenis kelamin          : Laki-laki / Perempuan.

            4. Alamat                   : Cukup ditulis nama kota tempat pasien tinggal.

            5. Pekerjaan               : Jenis pekerjaan terakhir yang dilakukan oleh pasien

  dan menghasilkan uang atau pendapatan.

6. Pendidikan               : Jenjang pendidikan terakhir yang dicapai pasien (                                           misalnya lulus SMP atau SMP kelas II).

            7. Diagnosa Medis     : Diagnosa medis ditulis berdasarkan diagnosa

  penyakit yang dibuat oleh dokter  saat ini (waktu

  masuk rumah sakit saat ini).

 

           

          Identitas Penanggung Jawab

            1. Nama                     : Nama inisial penanggung jawab ( Tn. X / Ny. X )

  atau nama instansi pengirim.

            2. Umur                      : Umur dihitung sejak penanggung jawab dilahirkan

  (jika diketahui) / ulang tahun terakhir.

            3. Alamat                    : Cukup ditulis nama kota tempat pasien tinggal.

            4. Pekerjaan               : Jenis pekerjaan terakhir yang dilakukan oleh asien

  dan menghasilkan uang atau pendapatan.

            5. Hubungan              : Hubungan kekeluargaan antara penanggungjawab

                                                       dengan pasien ( Misalnya ; Ayah, Ibu, kakak, paman

                                                       dan sebagainya.)

 

II.                 Alasan Masuk dan Faktor Presipitasi

a.       Apa yang menyebabkan pasien dibawa oleh keluarga ke rumah sakit untuk saat ini.

b.      Gejala yang nampak dituliskan secara singkat dan jelas (misalnya ; mengamuk, keluyuran, tidak bisa tidur dan sebagainya).

c.       Pengalaman yang tidak menyenangkan dan dialami pasien sehingga menjadi stresor yang menyebabkan gangguan jiwa / kekambuhan saat ini (kegagalan, kehilangan,perpisahan,kematian dan sebagainya)

d.      Jika didalam pengkajian tidak ditemukan adanya kejadian atau pengalaman tersebut diatas tetapi ada riwayat putus obat atau berhenti minum obat maka dapat dianggap sebagai faktor presipitasi pasien mengalami kekambuhan.

e.       Bila pasien dirawat untuk yang pertama kali, sedangkan tidak ada riwayat sebelumnya dan tidak ditemukan adanya faktor presipitasi tersebut diatas maka dapat dikatakan faktor presipitasi yang menyebabkan pasien mengalami gangguan jiwa adalah tidak jelas.

 

III.               Faktor Predisposisi

a.       Apakah klien pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu, bila ya bagaimana hasil pengobatan sebelumnya?

o     Berhasil   : pasien dapat beradaptasi di masyarakat tanpa adanya gejala-gejala gangguan jiwa.

o     Kurang berhasil : Pasien dapat beradaptasi di masyarakat tetapi masih ada gejala-gejala gangguan jiwa.

o     Tidak berhasil : Tidak ada kemajuan atau gejala-gejala bertambah atau menetap.

Pasien opname atau kambuh yang ke berapa kalinya?

b.      Apakah pernah melakukan, mengalami dan menyaksikan penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan kriminal? Bila ya, kapan dan pada usia berapa dan sebagai apa (korban, pelaku atau saksi).

c.       Apakah ada anggota keluarga yang menderita gangguan jiwa, jika ada bagaimana hubungan dengan pasien dan anggota keluarga yang lain? Bagaimana riwayat pengobatannya?

d.      Apakah ada riwayat kejang, riwayat trauma kepala, riwayat menderita sakit panas yang tinggi pada saat tumbuh kembang, jika ya terjadi pada umur berapa?.

e.       Bila pasien sakit / opname untuk yang pertama kali, maka ditanyakan kepada keluarga :

                                                              i.      Sifat dan kepribadian pasien.

                                                            ii.      Pola asuh yang diterima pasien (misal diasuh oleh nenek, or-tu,pembantu).

                                                          iii.      Menanyakan tumbuh kembang mulai saat pre natal sampai sekarang.

                                                          iv.      Pengambilan keputusan yang paling dominan di dalam keluarga.

                                                            v.      Pola komunikasi di dalam keluarga dan lingkungan tempat tinggal pasien

 

 

IV.              Fisik

a.       Ukur tanda-tanda vital.

b.      Ukur BB dan TB.

c.       Tanyakan apakah berat badannya naik atau turun?

d.      Tanyakan adanya keluhan fisik pada pasien dan keluarganya.

e.       Lakukan pemeriksaan fisik dari kepala sampai ujung kaki, jika dijumpai adanya temuan yang abnormal pada pemeriksaan fisik maka dilanjutkan dengan pengkajian tiap sistem.

f.        Tanyakan riwayat pengobatan penyakit fisik yang pernah atau sedang dijalani oleh pasien pada keluarga?

 

E. Psikososial

1. Genogram

a.       Genogram dibuat tiga generasi (jika dapat dikaji)

b.      Gambarkan adanya riwayat perceraian’

c.       Gambarkan adanya anggota keluarga yang meninggal dan penyebab meninggal

d.      Gembarkan pasien tinggal dengan siapa

e.       Bagaimana pola komunikasi antar nggota keluarga yang dilakukan dalam keluarga?

f.        Pengambilan keputusan dalam keluarga oleh siapa?

g.      Tanyakan bagaimana pola asuh ortu terhadap anak terutama pada pasien

h.      Genogram mencakup situasi lingkungan rumah (posisi kamar tidur pasien dengan anggota klg yang lain)

 

2. Konsep diri

a.   Gambaran diri atau citra tubuh

·         Bagaimanakanh persepsi pasien terhadap  bentuk dan fungsi tubuhnya

·         Menurut pasien, apakah ada baigian dari tubuh pasien yang tidak kurang atau kurang disukai oleh pasien

·         Menurut pasien, apakah ada bagian dari tubuh pasien yang mengalami kehilangan atau penurunan fungsi

·         Bila iya. Apakah pasien mampu menerima keadaan fisiknya tersebut Jika ada bagian tubuh yang bentuknya tidak disukai dan fungsinya menurun bagaimana perasasaan n pasie terkait dengan perubahan tersebut, apakah sampai mempengaruhi dalam berhubungan sosial dengan orla

 b.  Identitas diri

·         Berisi status dan posisi pasien sebelum dirawat

·         Bagaimana kepuasan pasien terhadap sekolahnya, tempat kerjanya dan kelompoknya

·         Tanyakan jenis kelamin pasien, apakah merasa puas dengan jenis kelaminnya, dan tanyakan apakah perilakunya sesuai dengan jenis kelaminnya

·         Tanyakan pada pasien bagaimana kepuasannya terhadap sekolah, pekerjaan, dan kelompoknya serta jenis kelamnnya, apakah mempengaruhi hubungan sosial denga orla

c.   Peran diri

·         Peran terkait dengan tugas yaitu tugas pasien sebagai individu, anggota kelompok, dan anggota masyarakat

·         Apakah pasien mampu menjalankan perannya

·         sebagai indivdu sekarang usianya berapa)(sesuia tahap perkembangannya)pasien dapat menjalankan perannya atau tidak. Misalnyaa pasien berusia brumur 35 tahun termasuk usia dewasa, sudah bekerja, atau menikah atau belum, jika belum apakah kondisi ini mempengaruhi hubungannya dengan orla

·         sebagai anggota keluarganya, apakah sudah menikah atau belum, jika belum apakah pasien dapat membantu pekerjaan orang tua di rumah?.misalnya sebagai seoarang laki-laki: apabila sudah apakah ada hambatan menjalankan peran sebagai ayah, sebagai suami, sebagai pencari nafkah?.  Jika ada hambatan dalam menjalankan peran sebagai anggota keluarga apa sampai menggangu hubungan dengan orang lain?

·         Sebagai anggota msyarakat, apakah pasien dapat mengikuti kegiatan masyarakat yang ada di masyarakatt (misalnya gotong royong, pengajian, arisan)? Jika tidak dapat mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut apakah mempengaruhi hubungannya dengan orang lain?

d.   Ideal Diri

·         Bagaimanakah harapan pasien tentang tubuh, posisi, status, dan tugas dan fungsi

·         Bagaimanakah harapan pasien terkait dengan sekolahnya, pekerjaanya, keluarganya, terhadap penyakitnya dan terhadap cita-citanya?

·         Apabila pasien tidak mampu mencapai harapannya tersebut, apa yang dirasakan?

e.   Harga Diri

·         Bagaimana hubungan pasien dengan orang lain terkait kondisi gambaran diri, identitas diri, peran, ideal diri.

·         Bagaimana pandangan pasien tentang penilaian atau penghargaan orang lain terhadap dirinya dan kehidupannya.

Pengkajian konsep diri tidak dapat dilakukan pada pasien yang masih agitasi/gaduh gelisah, bicaranya kacau, ada gangguan memori pasien yang atistik, mutisme.

 

3. Hubungan Sosial

a.   Dirumah

Ketika dirumah, tanyakan orang yang paling dekat dengan pasien, misalnya sebagai tempat mengadu, tenpat berbicara, tempat minta bantuan?

b.   Di rumah sakit

Ketika dirumah sakit, tanyakan orang yang paling dekat dengan pasien, misalnya sebagai tempat mengadu, tenpat berbicara, tempat minta bantuan?

c.    Tanyakan kegiatan kelompok apa saja yang diikuti pasien dalam masyarakat?

d.   Tanyakan kegiatan kelompok apa saja yang diikuti pasien di rumah sakit?

e.    Apakah ada ketergantungan pasien terhadap seseorang atau orang lain yang mempengaruihi hubungan pasien dengan kelompok dan masyarakat

Pengkajian hubungan sosial  tidak dapat dilakukan pada pasien yang masih agitasi/gaduh gelisah, bicaranya kacau, ada gangguan memori pasien yang atistik, mutisme.

 

4. Spiritual

a.   Nilai dan keyakinan :

Tanyakan pandangan dan keyakinan pasien tentang gangguan jiwa sesuai budaya dan agama yang dianut?. Pandangan masyarakat tentang jiwa?

b.   Kegiatan ibadah :

Tanyakan kegiatan ibadah yang diikuti secara individu atau kelompok, misalnya berdoa sholat kebaktian dan lain-lain

c.    Tanyakan kepada pasien dan keluarga pandangannya tentang kegiatan ibadah?

Pengkajian Spiritual tidak dapat dilakukan pada pasien yang masih agitasi/gaduh gelisah, bicaranya kacau, ada gangguan memori pasien yang atistik, mutisme dan daya tiliknya jelek

 

F. Status mental

1. Penampilan

Penampilan fisik : kondisi rambut, kuku, kulit, gigi, cara berpakaian.

2. Pembicaraan :

a.   Pembicaraan pasien apakah : tepat, keras, gagap, membisu, apatis atau lambat tanggapannya

b.   Berpindah-pindah dari satu kalimat ke kalimat yang lain tetapi tidak ada kaitannya dan sulit dipahami  (inkoherent) atau bicara kacau

c.    tidak dapat memulai pembicaraan

3. Aktifitas motorik

a.   Lesu, pasif (Hipomotorik), segala aktifitas sehari-haridengan bantuan perawat atau orang lain

b.   Tegang, gelisah, tiak bisa tenang (Hypermatorik)

c.    TIK (gerakan-gerakan kecil pada otot muka yang tidak terkontrol)

d.   Agitasi (Kegilasahan motorik, mondar-mandir)

e.    Grimasen (gerakan otot muka yang berubah-ubah yang tidak dapat dikontrol pasien)

f.    Tremor (Jari-jari yang tampak gemetar ketika klien menjulurkan tangannya dan merantangkan jari-jari)

g.   Kompulsif (kegiatan yang dilakukan berulah ulang, seperti berulang kali mencuci tangan , mencuci muka, mandi, mengirangkan tangan)

4. Alam perasaan

Data ini didapatkan melalui wawancara dengan pasien meliputi adanya perasaan sedih, putus asa,gembira, khawatiran takut (hasil wawancara divalidasi dengan hasil observasi, apakah disforia, efori)

5. Afek

a.   Data afek didapatkan dari respon pasien selama wawancara bukan didapatkan dari status pasien

b.   Jenis afek

·         Appropiate (tepat)

·         Inapropiate (tidak tepat)

-     Datar ( saat dilakukan wawancara pasien tidak menunjukkan perubahan roman muka dan expresi wajah, juga saat diberikan stimulus yang menyenangkan atau menyedihkan)

-     Tumpul (pasien hanya mau beraksi atau memberi respon jika diberikan stimulus yang kuat, misalnya ditepuk atibahau diberikan pertanyaan dengan intonasi yang keras)

-     Labil ( emosi pasien yang berubah)

-     Tidak sesuai (emosi yang tidak sesuai atau bertentangan dengan stimulus yang ada, misalnya ketika diajak berbicara hal-hal yang sedih, pasien malah tertawa terbahak-bahak)

6. Interaksi selama wawancara

a.   Interaksi selama wawancara apakah bermusuhan, tidak kooperatif atau mudah tersinggung

b.   Kontak mata selama wawancara ( tidak ada kontak mata, mudah beralih dan dapat memepertahankan kontak mata)

c.    Defensif (selama wawancara pasien selalu berusaha memepertahankan pendapat dan kebenaran dirinya)

d.   Curiga ( selama wawancara menunjukkan sikap perasaaan tidak percaya pada orang lain.

Dikaji selama proses wawancara dengan perawat

7. Persepsi

a.   Dikaji adanya pengalaman pasien tentang halusinasi dan ilusi

b.   Bila pasien mengalami halusinasi, tanyakan jenis halusinasinya, isi halusinasinya, waktu terjadinya halusinasi, frekuensi halusinasi muncul, respon atau perasaan selama halusinasi muncul, tindakan yang sudah dilakukan pasien untuk mengontrol atau menghilangkan halusinasi serta keberhasilan dari tindakan tersebut.

8. Proses pikir

Data diperoleh melalui observasi selama wawancara dengan pasien

a.   Sirkumstansial : Pembicaraan yang berbelit-belit tapi sampai pada tujuan pembicaraan

b.   Tangensial : Pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak sampai pada tujuan yang diinginkan perawat

c.    Kehialangan asosiasi : Pembicaraan tidak ada hubungan antara satu kalimat dengan kalimat lainnya dan pasien tidak menyadarinya

d.   Flight of ideas : Pembicaraan yang meloncat dari satu tpoik ke topik lainnya, tapi masih ada hubungannya yang tidak logis dan tidak sampai pada tujuan akan tetapi perawat dapat memahami kalimat yang diucapkan pasien

e.    Blocking : Pembicaraan yang terhenti secara tiba-tiba tanpa gangguan eksternal kemudian dapat melanjutkan pembicaraan lagi

f.    Reeming : Pembicaraan yang secara perlahan intonasinya menurun dan kemudian berhenti dan pasien tidak sanggup melanjutkan pembicaraan lagi, misalnya pada psien depresi.

g.   Reperseperasi : Pembicaraan yang diulang berkali-kali

9. Isi Pikir

a.   Dapat diketahui dari wawancara dengan pasien

b.   Obsesi : Pikiran yang selalu muncul walaupun pasien berussaha untuk menghilangkannya

c.    Pobia : Ketakutan yang patologis/tidak logis terhadap objek atau situasi tertentu, misalnya takut di tempat keramaian, takut gelap, takut darah dsb.

d.   Ide terkait : Keyakinan pasien terhadap keyakinan yang terjdai di lingkungannya yang bermakna dan terkait dengan dirinya

e.    Depersonalisasi : Perasaan pasien yang asing terhadap perasaan sendiri, orang atau lingkungannya.

f.    Waham :

·         Agama : Keyakinan pasien terhadap suatu agama secara berlebihan dan diucapkan secara berulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan, kadang perilaku sudah sesuai dengan isi wahamnya

·         Somatik : Pasien mempunyai keyakinan tentang tubuhnya dikatakan secara berulang yang tidak sesuai dengan kenyataan.

·         Kebesaran : Pasien mempunyai kenyakinan tentang tubuhnya yang berlebihan dan dikatakan serta ditampilkan dalam bentuk perilaku secara berulang yang kenyataan, misalnya mengaku sebagai nabi, kyai, tentara, dokter, dll

·         Curiga : Pasien mempunyai keyakinan bahwa seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan atau mencederai dirinya yang disampaikan secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan. Misal pasien menolak makan yang disajikan karena merasa ada racunnya

·         Nihilistik : Pasien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia atau sudah meninggal, yang dinyatakan secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan. Misalnya mengatakan dirinya adalah mayat dan sudah meninggal. Perilaku kadang sudah mengikuti isi wahamnya, yaitu tidak mau melakukan aktifitas sehari-hari termasuk mandi dan makan.

·         Hipokondria : Keyakinan terhadap gangguan organ dalam tubuhnya yang sebenarnya tidak ada, misalnya merasa menderita penyakit tertentu.

·         Magis Mistik : keyakinan klien tentang kemampuannya melakukan hal-hal yang mustahil di luar kemampuannya, misal bisa menghidupkan orang yang mati, menyembuhkan penyakit, menyantet orang dll

g.   Waham yang Bizar

·         Sisip Pikir : Pasien yakin ada ide pikiran orang lain yang disisipkan di dalam pikirnya yang disampaiakan secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan. Pasien kadang tampak bicarany kacau, flight of idea, dan sering juga ide atau gagasan menyerang orang lain, merusak lingkungan dan melakukan upaya bunuh diri

·         Siar pikir : Pasien yakin bahwa orang lain mengetahui apa yang dia pikirkan walaupun dia tidak menyatakan kepada orang tersebut. Yang dinyatakan secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan, biasanya pasien menjadi defensif, menolak interaksi atau wawancara dengan perawat karena pasien merasa perawat sudah tahu yang pasien pikirkan.

·         Kontrol pikir : Pasien yakin pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari luar, misalnya pasien melakukan percobaab bunuh diri karena ada yang menyuruh bubunh diri, atau akan membunuh orang lain karena merasa ada orang lain yang memerintahkan untuk membunuh

10.Tingkat kesadaran dan oreientasi

Data tingkat kesadran diperoleh selama pasien menjalani wawancara     dengan perawat

a.   Kesadaran pasien :

·         Bingung : tampak bingung dan kacau

·         Sedasi : Mengatakan merasa melayang-layang antara sadar dan tidak sadar

·         Stupor : Gangguan motorik seperti kekauan, gerakan-gerakan yang diulang, anggota tubuh klien dapat diletekkan dalam sikap canggung dan dipertahankan klien, tetapi klien mengerti semua yang terjadi di lingkungannya.

b. Orientasi pasien terhadap waktu, tempat dan orang diperoleh melalui wawancara

11.Memori

Data diperoleh melalui wawancara

a.   Gangguan daya ingat jangka panjang : Jika tidak dapat mengingat kejadian yang terjadi lebih dari 1 bulan

b.   Gangguan daya ingat jangka pendek : tidak dapat mengingat kejadian yang terjadi dalam minggu terakhir

c.    Gangguan daya ingat saat ini : tidak dapat mengingat kejadian yang baru saja terjadi

d.   Konfabulasi : Pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan, dengan memasukkan cerita yang tidak benar untuk menutupi gangguan daya ingtanya

 

12.Tingkat konsentrasi dan berhitung

Data diperoleh melalui wawancara

a.   Mudah dialihkan : Perhatian pasien mudah berganti dari satu objek ke objek lain

b.   Tidak mampu berkomunikasi : Pasien selalu minta agar pertanyaan selalu diulang/tidak dapat menjelaskan kembali pembicaraan

c.    Tidak mampu berhitung : Tidak dapat melakukan penambahan atau pengurangan pada benda-benda yang nyata

 

13.Kemampuan penilaian

a.   Gangguan kemampuan penilaian ringan : dapat mengambil keputusan yang sederhana

b.   Gangguan kemampuan penilaian bermakna : tidak mempu mengambil keptusan walauun dibantu orang lain; misalnya ketika diberikan penjelasan, mau makan dulu, atau mandi dulu, pasien tetap tidak dapat memilih atau mengambil keputusan. Pada pasien akut sering tampak pasien terlanjang, tidak mau mandi dan menolak makan.

14.Daya tilik Diri

Data diperoleh dari hasil wawancara

a.   Tanyakan saat ini berada di mana ?

b.   Mengapa pasien berada di rumah sakit jiwa ?

c.    Klien biasanya tidak menyadari dirinya di rumah sakit, tidak menyadari penyakitnya atau menyalahkan orang lain, karena telah membawa dirinya di rumah sakit jiwa

d.   Tidak tahu tujuan berada di rumah sakit jiwa

e.         Menuduh orang tua atau saudara yang sakit jiwa dan dirawat.

VII. Kebutuhan persiapan pulang

1. Makan : Kemampuan dalam menyiapkan makanan, makan dan membersihkan alat-alat makanan, kemampuan pasien dalam menempatkan alat makan dan minum (mandiri, dengan bantuan minimal atau bantuan total).

2. BAB / BAK : Kemampuan pasien dalam mengontrol untuk BAB/BAK ditempatnya yang sesuai serta membersihkan WC, membersihkan diri dan merapikan pakaian (mandiri, dengan bantuan minimal atau bantuan total).

3. Mandi : Kemampuan pasien dalam mandi, sikat gigi, cuci rambut, gunting kuku, cukur rambut dan jenggot (mandiri, bantuan minimal atau bantuan total).

4. Berpakaian : Kemampuan mengambil, memilih, memakai pakaian dan frekwensi ganti pakaian (mandiri, bantuan minimal atau bantuan total).

5. Istirahat dan tidur : Kemampuan untuk tidur, adanya gangguan tidur dengan bantuan obat / tidak. Kemampuan pasien dalam menempatkan waktu istirahat, termasuk merapikan sprei, selimut, bantal (mandiri, bantuan minimal atau bantuan total).

6. Penggunaan obat : frekuensi, jenis, dosis, waktu dan cara pemberian diawasi dan dibimbing perawat atau tidak.

7. Pemeliharaan kesehatan  : Fasilitas kesehatan yang dapat digunakan untuk perawatan lanjutan setelah pulang (RSU, Puskesmas, RSJ).

8. Aktifitas dalam rumah  : merapikan rumah, mencuci pakaian sendiri dan mengatur kebutuhan biaya sehari-hari (mandiri, bantuan minimal atau bantuan total).

9. Aktivitas di luar rumah : Belanja keperluan sehari-hari, pergi keluar rumah dengan menggunakan kendaraan atau jalan kaki (mandiri, bantuan minimal atau bantuan total).

 

VIII. Mekanisme Koping

 

Ketika menghadapi masalah, tekanan dan peristiwa traumatik yang hebat, apa yang dilakukan pasien dalam menyelesaikan masalah tersebut : Cerita dengan orang lain (asertif), diam (represi/supresi), menyalahkan orang lain (sublimasi), mengamuk / merusak alat-alat rumah tangga (displacement), mengalihkan kegiatan yang bermanfaat (konversi), memberikan alasan yang logis (rasionalisasi), mundur ke tahap perkembangan sebelumnya (regresi), dialihkan obyek lain seperti memarahi TV, memarahi tanaman atau binatang (proyeksi).

 

IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan

     1. Adanya penolakan di lingkungan tempat tinggal atau masyarakat.

     2. Adanya penolakan di tempat kerja atau sekolah.

    3. Adanya penolakan dari keluarga terhadap pasien.

    4. Tinggal di daerah yang beresiko seperti perumahan kumuh, pelacuran dan

        perumahan yang padat penduduknya.

    5. Tinggal di keluarga yang berada di bawah garis kemiskinan.

    6. Bagaimanakah kepuasan pasien terhadap kondisi diatas, apakah pasien

        mampu menerima keadaan tersebut?

 

X. Pengetahuan

    1. Pemahaman pasien tentang penyakit, tanda dan gejala kekambuhan, obat

        yang diminum dan cara menghindari kekambuhan.

    2. Pemahaman pasien tentang kesembuhan (sembuh sosial), misalnya pasien melakukan ADL secara mandiri, mampu berhubungan sosial, mampu menggunakan waktu luang untuk kegiatan yang positif dan mampu mengendalikan emosinya.

    3. Pemahaman tentang sumber koping yang adaptif.

    4. Pemahaman tentang manajemen hidup sehat.

 

XI. Aspek Medik

     Diagnosa medik : Lihat catatan medik.

     Program terapi   : Lihat catatan medik / advis dokter.

 

XII. Analisa Data & Daftar Masalah Keperawatan

  1. buat daftar analisa data didukung oleh pengkajian yang telah dilakukan (Ds + DO).
  2. Buat daftar masalah sesuai pengkajian dan analisa.
  3. Susun pohon masalah berdasarkan analisa data.

 

XIII. Daftar Diagnosa Keperawatan

      Diagnosa dibuat berdasarkan pohon masalah.