Mitos berkaitan dengan nyeri di dalam Kesehatan
(Andarmoyo, Sulistyo.2013.Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri.Sleman: Ar-Ruzz Media.)
Nyeri adalah peringatan terhadap adanya ancaman yang
bersifat aktual maupun potensial. Nyeri merupakan pengalaman yang bersifat
subyektif dan sangat individual yang mengandung arti bahwa persepsi nyeri sangat
tergantung dari masing-masing individu dalam mempersepsikannya. Disebabkan nyeri
bersifat subjektif dan tidakbisadiukur secara objektifsemisal melalui tes
laboratorium maupun dengan diagnosis, sering kali nyeri disalahartikan atau
disalahpahami.
A.
Persepsi Salah tentang nyeri
1.
Perawat adalah orang yang paling mengerti
tentang nyeri yang dirasakan klien
2.
Apabila nyeri diabaikan, nyeri itu pun akan
hilang
3.
Klien tidak perlu mengambil suatu tindakan untuk
membebaskan nyerinya sampai nyeri yang ia rasakan tidak tertahankan lagi.
4.
Klien yangmendapatkan pengobatan nyeri akan
mengalami ketergantungan obat
5.
Klien yang mengalami kerusakan jaringan yang
parah akan mengalami nyeri yang berat, sebaliknya klien yang mengalami keruskan
jaringan yang minimal akan merasakan nyeri yang ringan pula
6.
Klien meminta pengobatan nyeri hanya ketika
membutuhkan saja
B.
Fakta
1.
Nyeri adalah subjektif, hanya klienlah
yangpaling tahu tentang kualitas dan tingkat nyeri yang dirasakan
2.
Nyeri adalah suatu pengalaman yang nyata
memerlukan perawatan dan tindakan medis yang sesuai.
3.
Mengontrol nyeri adalah hal yang sangat perlu
bagi klien untuk mengembalikan fungsi dan meningkatkan kenyamanan
4.
Ketergantungan tidakakanterjadi apabila
penggunaan analgetik sesuai dengan aturan dan monitor yang tepat
5.
Persepsi nyeri pada masing-masing individu
adalah subjektif. Luas kerusakan jaringan bukan merupakansuatu hal yang
proporsional yangmenentukan tingkat keparahan nyeri yang dirasakan klien
6.
Beberapa klien enggan untuk meminta pengobatan
terhadap nyer yang mereka rasakan karena takut efek samping pengobatan tidak
mau mengganggu atau merepotkan perawat atau mempunyai norma budaya tertentu
berkaitan dengan pengobatan
(Prasetyo.2010)