Bias dan Salah Konsep Tentang Nyeri di dalam Kesehatan
(Andarmoyo, Sulistyo.2013.Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri.Sleman: Ar-Ruzz Media.)
Nyeri menurut kebanyakan ahli, sebagai suatu fenoena
misterius yangtidak dapat didefinisikan secara khusus. Menurut Suzanne C.
Smeltzer (2002) pengertia nnyeri dalam keperawatan adalah apa pun yang
menyakitkan tubuh yang dikatakan individu yang mengalminya, yangada kapan pun
individu mengatakannya. Oleh karena itu, keberadaan nyeri berdasarkan hanya
pada laporan atau apa yang “dikataan” oleh pasien.
Hal yang terpenting yang harus diingat adala hapa yang
dikatakan pasien tentang nyeri adalah tidak ada pernyataan verbal. Beberapa pasien
tidakadapt atau bahkan tidak akan melaporkan secara verbal bahwa mereka
mengalami nyeri. Oleh karena itu, perawat juga bertanggugng jawab terhadap
pengamatan perilaku non verbal yang dapat terjadi bersamaan dengan nyeri.
Perawat atau tenaga kesehatan yang lain sering kali
mempunyai anggapan yang salah mengenai nyeri yang dirasakan oleh klien. Terkadang
seorang perawat tidak memercayai ketidaknyaman yang dirasakan oleh klien,
kecuali perawat perawat melihat dengan pengamatannya sendiri bahwa ada
tanda-tanda objektif yang nyata yan memperlihatkan dengan sebenarnya bahwa
klien mengalami masalah nyeri, seisal adaya perlukaan, patah tulang, cedera dan
sebagainya.
Sikap yang diperlihatkan oleh perawat selama ini terhadap
nyeri lebih dikarenakan model medis tradisional penyakit. Model ini berpendapat
bahwa masalah fisik merupakan akibat dari penyebab fisik. Dengan demikian,
nyeri dipandang sebagai suatu respons fisik terhadap gangguan (disfungsi) organ
tubuh. Sementara apabila memang tidak ditemukan sumber nyeri yang jelas,
perawat akan menciptakan streotipe bahwa penderita nyeri tersebut sebagai
seseorang yang suka mengelua tau klien memang sulit ditangani.
Berikut salah satu adalah beberapa bias dan salah konsep
mengenai nyeri yang harus dihindari oleh perawat atau personel perawatan
kesehatan yang lainnya.
Bias dan Salah Konsep Umum tentang nyeri
1.
Penyalahgunaan obat dan alkohol akan bereaksi
berlebihan terhadap kenyamanan
2.
Klien yang mengalami penyakit ringan memiiki
nyeri yang lebih sedikitdaripada orang yang memiliki gangguan fisik yang berat
3.
Pemberian analgetik secara teratur akan mengarah
apda ketergantungan fisik
4.
Jumlah kerusakan jaringan pada suatu cedera
menunjukkan secara akurat intensitas nyeri
5.
Tenaga pelayanan kesehatan adalah pihak yang
palingmengetahui sifat nyeri klien
6.
Nyeri psikogenik adalah hal yang tidak nyata.
7.
Nyeri kronik bersifat psikologis
8.
Klien pasti mengalami nyeri ketika berada di
rumah sakit
Dalam upaya membantu klien memperoleh kenyamanan atau pilih
dari rasa sakit yang dirasakan, perawat harus memandang pengalaman nyeri dari
sudut pandang klien bukan dari sudut pandang perawat sendiri. Hal ini untuk
menghindari bias dan kesalahan konsep mengenai nyeri yang dirasakan tersebut.
Dengan menyadari prasangka atau kesalahpahamanm, perawat
akan dapat menangani masalah klien dengan lebih profesional. Perawat yang
memiliki peran sebagai seorang pengamat yang aktif dan memiliki pengetahuan
tentang klien yang mengalami nyeri akan menganalisa lebih objektif tentang
pengalaman nyeri yang dirasakan oleh klien. Dengan demikian, perawat dapat
bekerja dengan seksama untuk menerapkan teknik dan keterampilan yanglainnya
untuk menghilangkan atau meredakan nyeri.