ASUHAN
KEPERAWATAN BASALIOMA
Basalioma
atau karsinoma sel basal merupakan kanker kulit yang paling sering ditemukan.
Berasal dari sel-sel epidermis sepanjang lapisan basal.
ETIOLOGI
DAN PATOFISIOLOGI
Penyebab
pasti belum diketahui. Tetapi ada berbagai faktor yang menjadi predisposisi
terjadinya basalioma.
1. Spectrum
sinar matahari yang bersifat karsinogenik adalah sinar yang memiliki panjang
gelombang berkisar antara 280 sampai 320nm. Spectrum ini terutama bertanggung
jawab dalam membakar dan membuat kulit menjadi cokelat. Pemakaian bahan-bahan
yang melindungi kulit dari sinar matahari sangat dianjurkan pada setiap orang
yang dalam keluarganya ada yang menderita kanker kulit, dan pada orang-orang
yang berkulit peka sehingga mudah sekali menderita luka bakar karena sinar
matahari.
2. Orang
yang tidak memproduksi (pigmen) melanin dalam jumla yang cukup didalam kulit
untuk melindungi jaringan dibawahnya sangat rentan terhadap kerusakan akibat
sinar matahari. Orang yang paling berisiko itu adalah orang yang berkulit
cerah, bermata biru, berambut merah yang nenek moyangnya berdarah Celtic, atau
orang dengan warna kulit yang merah muda atau cerah disamping orang yang sudah
lama terkena sinar matahari tanpa terjadi perubahan warna kulit menjadi coklat
kekuningan.
3. Para
pekerja yang mengalami kontak langsung dengan zat-zat kimia tertentu (senyawa
arsen, nitrat, batubara, ter dan aspal serta paraffin)
4. Xeroderma
pigmentosum : penyakit ini merupakan penyakit resesif autosomal yabf menjadi
predisposisi untuk penuaan pigmen dan berubah menjadi karsinoma sel basal,
karsinoma sel skuamosa dan melanoma maligna. Efek dari Xeroderma pigmentosum
adalag karena ketidakmampuan untuk memperbaiki kerusakan DNA akibat sinar
ultraviolet dari matahari.
5. Orang
yang menderita sikatriks akibat luka bakar yang berat dapat mengalami kanker
kulit setelah 20 hingga 40 tahun kemudian.
PENGKAJIAN
Pada
pengkajian anamnesis biasanya ada keluhan berupa lesi pada kulit. Ada riwayat
kontak lama dengan sinar ultraviolet matahari, kontak dengan agen arsenic.
Pada
pemeriksaan fisik karsinoma sel basal didapatkan pada lapisan sel basal dari
epidermis atau folikel rambut. Penyakit ini merupakan tipe kanker kulit yang
paling sering ditemukan. Umumnya karsinoma sel basal timbul didaerah tubuh yang
terpajan sinar matahari dan lebih prevalen pada kawasan tempat populasi
penduduk mengalami panjanan sinar matahari yang intensif serta ekstensif.
Insiden tersebut berbanding lurus dengan usia pasien (usia rata-rata 60 tahun),
serta jumlah total pajanan sinar matahari dan berbanding terbalik dengan jumlah
pigmen melanin dalam kulit.
Karsinoma
sel basal biasanya dimulai sebagian nodul kecil seperti malam (lilin) dengan
tepi yang tergulung, transulen dan mengilap; pembuluh darah yang mengalami
telagiektasia dapat dijumpai. Dengan
tumbuhnya karsinoma sel basal akan terjadi ulserasi pada bagian tengahnya dan
kadang terdapat pembentukan kusta.
Tumor
paling sering muncul didaerah muka. Karsinoma sel basal ditandai oleh invasi
dan erosi jaringan yang bersambung (yang saling menyatu). Karsinoma ini jarang
bermetastase, tetapi rekurensi sering terjadi. Namun demikian, lesi yang
diabaikan dapat menyebabkan hilangnya hidung, telinga, atau bibir. Lesi lain
akibat penyakit ini dapat timbul sebagai plak yang mengilap, datar, berwarna
kelabu atau kekuningan.
Ciri
khas dari tumor ini adalah berbentuk nodula erite,atosa, halus, dan seperti
mutiara. Tepi tumor sering kali meninggi dan memiliki pembuluh telangiektatik
pada permukaannya. Tumor ini sering kali berdarah, menginvasi dermis dan
merusak jaringan normal.
PENATALAKSANAAN
Karsinoma
sel basal harus segera ditangani. Penanganan termasuk kuret dengan alat diseksi
listrik, skalpel, radiasi, bedah dengan bahan kimia dan bedah beku. Kanker sel
basal dengan diameter kurang dari 2 cm biasanya ditangani dengan scalpel atau alat diseksi listrik adan kuret, setelah
dilakukan biopsy untuk memastikan diagnosis. Angka kesembuhannya adalah 95%.
Terapi sinar rontgen boleh diberikan pada penderita yang telah berusia 60
sampai 70-an tahun dengan tumor yang sangat besar disekitar kelopak mata, daun
telinga atau bibir. Pembedahan dengan bahan kimia baik untuk mengobati kanker
besar yang berinfiltrasi serta sering kambuh, terutama disekitar telinga, lipat
nasolabial, dan mata. Pada bedah kimia,
eksisi mikroskopik pada tumor dilakukan dengan memisahkan tumor selapis demi
selapis dengan scalpel; kemudian dibuat preparat irisan beku yang selanjutnya
diperiksa untuk menemukan bukti adanya kanker sel basal. Teknik ini adalah yang
paling efktif dan mahal, tetapi angka kesembuhannnya melebihi 97 %.
DIAGNOSIS
KEPERAWATAN
1. Nyeri
berhubungan dengan kerusakan jaringan lunak, erosi jaringan lunak efek
metastasi kanker basal, respons skunder intervensi pasca bedah,
2. Kecemaan
berhubungan dengan kondisi penyakit, prognosis kanker pada jaringan kulit.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Sasaran utama bagi pasien dapat mencakup penurunan
respon nyeri, dan berkurangnya ansietas atau kecemasan.
1. Nyeri
berhubungan dengan kerusakan jaringan lunak, erosi jaringan lunak efek metastasi
kanker basal, respons skunder intervensi pasca bedah,
Tujuan : dalam
waktu 1 x 24 jam nyeri berkurang/hilang atau teratasi.
Kriteria hasil :
-
Secara subjektif
melaporkan nyeri berkurang atau diadaptasi, skala nyeri 0-1
-
Dpat mengidentifikasi
aktivitas yang meningkatkan atau menuunkan nyeri
-
Pasien tidak gelisah
Intervensi |
Rasional |
Kaji nyeri dengan
pendekatan PQRST |
Menjadi parameter dasar
untuk melihat sejauh mana rencana intervensi yang diperlukan dan sebagai
evaluasi keberhasilan dari intervensi manajemen nyeri keperawatan. |
Jelaskan dan bantu
pasien dengan tindakan pereda nyeri nonfarmakologi dan non invasif |
Pendekatan dapat
menggunakan relaksi dan nonfarmokogi lainnya telah menunjukkan keefektifan
dalam mengurangi nyeri |
Lakukan manajement
nyeri keperawatan : ·
Atur posisi fisiologis
dan imobilitas yang mengalami selulitis ·
Istirahatkan klien ·
Manajemen lingkungan
tenang dan batasi pengunjung ·
Ajarkan teknik
relaksasi pernafasan dalam ·
Ajarkan teknik
distraksi pada saat nyeri |
Posisi fisiologis akan
meningkatkan asupan O2 kejaringan yang mengalami peradangan subcutan.
Pengaturan posisi idealnya adalah pada arah yang berlawanan dengan letak dari
selulitis. Bagian tubuh yang
mengalami inflamasi local dilakukan imobilisasi untuk menurunkan respon
peradangan dan meningkatkan kesembuhan. Istirahat diperlukan
selama fase akut. Kondisi ini akan meningkatkan suplai darah pada jaringan
yang mengalami peradangan. Lingkungan tenang akan
menurunkan stimulasi nyeri eksternal dan pembatasan pengunjung akan membantu
meningkatkan kondisi O2 ruangan yang akan berkurang apabila banyak
pengunjung yang berada diruanga. Meningkatkan asupan O2sehingga
akan menurunkan nyeri skunder dari peradangan . Distraksi (pengalihan
perhatian) dapat menurunkan stimulus internal dengan mekanisme peningkatan
produksi endorphin dan enkafalin yang dapat memblok reseptor nyeri untuk
tidak dikirimkan ke korteks serebri sehingga menurunkan persepsi nyeri |
Kolaborasi dengan
dokter, pemberian analgetik |
Analgetik memblok
lintasan nyeri sehingga nyeri akan berkurang, |
2. Kecemasan
berhubungan dengan kondisi penyakit, kerusakan luas pada jaringan kulit
Tujuan : dalam 1 x
24 jam kecemasan pasien berkurang
Kriteria hasil :
-
Pasien menyatakan
kecemasan berkurang, mengenal perasaannya, dapat mengidentifikasi penyebab atau
faktor yang memengaruhinya, kooperatif terhadap tindakan, wajah rileks.
Intervensi |
Rasional |
Kaji tanda verbal dan
non verbal kecemasan, dampingi pasien dan lakukan tindakan bila menunjukkan
perilaku merusak. |
Reaksi verbal /
nonverbal dapat menunjukkan rasa agitasi, marah, dan gelisah. |
Hindari konfrontasi |
Konfrontasi dapat
meningkatkan rasa marah, menurunkan kerja sama dan mungkin memperlambat
penyembuhan |
Mulai melakukan
tindakan untuk mengurangi kecemasan. Beri lingkungan yang tenang dan suaana
penuh istirahat. |
Mengurangi rangsangan
eksternal yang tidak perlu |
Bina hubungan saling percaya |
Mereka harus didorong
untuk mengekspresikan perasaan terhadap seseorang yang mereka percayai.
Mendengarkan keprihatianan mereka dan selalu siap untuk memberikan perawatan
yang terampil serta penuh kehargaan merupakan intervensi yang penting untuk mengurangi
ansietas. |
Orientasikan pasien
terhadap prosedur rutin dan aktivitas yang diharapkan. |
Orientasi dapat
menurunkan kecemasan. |
Beri kesempatan kepada
pasien untuk mengungkapkan ansietasnya |
Dapat menghilangkan
ketegangan terhadap kekhawatiran yang tidak diekspresikan. |
Berikan privasi untuk
pasien dan orang terdekat |
Memberi waktu untuk
mengekspresikan perasaan, menghilangkan cemas dan perilaku adaptasi. Adanya
keluarga dan teman-teman yang dipilih pasien melayani aktivitas dan
pengalihan (misalnya membaca) akan menurunkan perasaan terisolasi. Pengaturan
agar anggota keluarga dan setiap teman dekatnya untuk lebih banyak
mencurahkan waktu mereka bersama pasien dapat menjadi upaya yang bersifat
suportif. |
Kolaborasi : Berikan anti cemas
sesuai indikasi contohnya diazepam |
Meningkatkan relaksasi
dan menurunkan kecemasa. |
ASUHAN KEPERAWATAN KARSINOMA SEL SKUAMOSA KULIT
Karsinoma sel skuamosa (SSC) kulit adalah bentuk
paling umum ke dua dari kanker kulit dan menyumbang 20 % dari keganasan kulit. Karsinoma
sel skuamosa sering muncul pada kulit yang rusak karena terkena sinar matahari
dan individu lanjut usia. Kebanyakan karsinoma sel skuamosa dapat segera
diidentifikasi dan dibuang dengan prosedur bedah minor. Lesi invasive lebih
besar dan lebih memerlukan manajement operasi agresif, terapi radiasi, atau
keduanya. Resiko karsinoma sel skuamosa sangat tinggi untuk terjadinya
metastase.
ETIOLOGI
Penyebab pasti masih belum diketaui dengan jelas
tetapi terdapat beberapa faktor risiko yang terkait dengan perkembangan
karsinoma sel skuamosa, meliputi hal berikut ini :
1. Usia
lebih tua dari 50 tahun
2. Jenis
kelamin laki-laki
3. Kulit
putih terang, rambut pirang atau coklat terang, mata hijau, biru, atau abu-abu
4. Kulit
yang mudah mengalami luka bakar akibat sinar matahari (jenis Fitzpatrick I dan
II)
5. Geografi
(lebih dekat dengan katulistiwa)
6. Sejarah
kanker kulit nonmelanoma sebelumnya
7. Paparan
sinar UV matahari dengan kumuklatif tinggi
8. Paparan
karsinogen kimia (misalnya arsen, tar)
9. Imunosupresi
kronis
10. Kondisi
bekas luka kronis
11. Infeksi
Human Papillomavirus (HPV)
PATOFISIOLOGI
Squamous
cell carcinoma (SCC) adalah tumor ganas pada keratinosit epidermis.
Beberapa kasus karsinoma sel skuamosa terjadi de novo (yaitu dengan tidak adanya lesi prekursor), namun beberapa
karsinoma sel skuamosa berasal dari matahari yang disebabkan oleh lesi
prankanker dikenal sebagai kreatinosis actinic. Pasien dengan kreatinosis
actinic multiple memberikan manifestasi peningkatan risiko untuk mengembangkan
karsinoma sel skuamosa. Karsinoma sel skuamosa yang mampu infiltrasi
pertumbuhan local, menyebar ke kelenjar getah bening regional, dan metastasis
jauh, paling sering ke paru-paru.
PENGKAJIAN
Pada pengkajian
anamnesis, penting bagi perawat untuk menanyakan riwayat yang sesuai dengan predisposisi
diatas. Tumor ini sering kali terlihat pada orang tua berkulit terang. Sinar
matahari merupakan faktor etiologi utama yang menyebabkan karsinoma sel
skuamosa. Orang-orang berkulit terang yang terpapar sinar matahari secara
kronik (petani,pelaut) memiliki insiden karsinoma sel skuamosa yang tinggi.
Pada pengkajian
anamnesis, paisen mengeluh adanya lesi berupa pembesaran pada kulit. Keluhan
pembesaran tersebut biasanya bersifat lambat, tetapi beberapa lesi membesar
dengan cepat. Keluhan lain yang didapatkan pada pasien karsinoma sel skuamosa
dapat berupa adanya perdarahan pada sisi lesi, nyeri local, dan adanya
kelembutan pada sisi lesi terutama dengan tumor yang lebih besar. Keluhan
adanya anastesi local, kesemutan, atau kelemahan otot dapat mencerminkan keterlibatan
perineural, dan ini merupakan pengkajian anamnesis riwayat yang penting karena
mmemberikan dampak negative terhadap prognosis penyakit.
Pada pemeriksaan
fisik, lesinya dapat bersifat primer karena timbul pada kulit maupun memberen
mukosa, atau bisa terjadi sekunder dari suatu keadaan keratosis aktinika,
leukoplakia (lesi premaglignan pada membrane mukosa) atau lesi dengan
pembentukan sikatriks atau ulkus.
Karsinoma sel skuamosa tampak sebagai sebuah tumor yang kasar, tebal dan
bersisik tanpa memberikan gejala (asimtomatik), tetapi bisa menimbulkan
pendarahan. Tepi lesinya dapat lebih lebar, lebih terinfiltrasi dan lebih
memperlihatkan reaksi inflamasi bila dibandingkan dengan karsinoma sel basal.
Daerah-daerah yang
terbuka, khususnya ekstermitas atas, muka, bibir bawah, telinga, hidung dan
dahi merupakan lokasi kulit yang sering terkena kanker kulit ini. Bagian lain
yang terserang karsinoma biasanya adalah suatu kondisi metastasis seperti pada
penis.
PENATALAKSANAAN
Eksisi bedah
Tujuan utamanya
adalah untuk mengangkat keseluruhan tumor. Cara yang terbaik untuk
mempertahankan penampilan kosmetika adalah dengan menempelkan garis insisi di
sepanjang garis tegangan kulit yang normal dan garis anatomis tubuh yang
dialami. Dengan cara ini, jaringan parut yang terbentuk tidak akan mudah
terlihat. Ukuran insisi tergantung pada ukuran dan lokasi tumor, kendati
biasanya meliputi rasio panjang terhadap leba yaitu 3:1. Memadainya eksisi
dengan pembedahan dipastikan melalui evaluasi mikroskopik terhadap
potongan-potongan specimen. Apabila tumornya berukuran besar, pembedahan
rekonstruksi dengan menggunakan skin flap atau graft kulit mungkin diperlukan. Luka
insis ditutup lapis demi lapis untuk memperbesar efek kosmetika. Perban tekan
dipasang pada luka untuk penyangga. Infeksi jarang dijumpai sesudah tindakan
eksisi yang sederhana jika tindakan aseptic bedah yang benar tetap
dipertahankan selama dan sesudah operasi.
Terapi radiasi
Terapi radiasi
sering dilakukan untuk kanker pada kelopak mata, ujung hidung, dan daerah pada
atau di dekat struktur yang vital (misaknya nervus fasialis). Terapi ini hanya
dikerjakan pada pasien yang berusia lanjut karena perubahan akiabat sinar-x
dapt terliahat sesudah 5 hingga 10 tahun kemudian dan perubahan malignan pada
sikatriks dapat ditimbulkan oleh sinar-x setelah 15 hingga 30 tahun kemudian.
Pasien harus
diinformasikan bahwa kulit dapat menjadi merah dan melepuh. Salep kulit yang
netral (diresepkan oleh dokter) dapat dioleskan untuk mengurangi gangguan rasa
nyaman. Pasien juga harus diingatkan agar kulitnya tidak terkena sinar
matahari.
Kemoterapi
Formulasi
kemoterapi topical dari 5-fluorouracil (5-FU) digunakan untuk pengobatan
actinic keratosis dan dangkal karsinoma sel basal. Keberhasilan pengobatan pada
pasien dengan sel karsinoma skuomosa juga telah dilaporkan. Karsinoma sel
skuamosa invasive tidak harus ditangani dengan kemoterapi topical.
Suatu bentuk dari
5-FU (capectabine), yaitu disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA)
dapat dipertimbangkan pada pasien dengan sel karsinoma skuamosa situ dengan
pembayaran ke daerah kulit yang luas.
DIAGNOSIS
1. Nyeri
berhubungan dengan kerusakan jaringan pascatindakan eksisi bedah
2. Kecemasan
berhubungan dengan prognosis penyakit
3. Pemenuhaj
informasi berubungan dengan intervensi diagnostic, intervensi radiasi,
kemoterapi dan eksisi bedah
RENCANA KPERAWATAN
1. Nyeri
berhubungan dengan kerusakan jaringan pascatindakan eksisi bedah
Tujuan : dalam
waktu 1 x 24 jam nyeri berkurang / hilang atau teradaptasi
Kriteria hasil :
-
Secara subjektif
melaporkan nyeri berkurang atau dapat diadaptasi, skala nyeri 0-1
-
Dapat mengidentifikasi
aktivitas yang meningkatkan atau menurunkan nyeri
-
Pasien tidak gelisah
Intervensi |
Rasional |
Kaji nyeri dengan
pendekatan PQRST |
Menjadi parameter dasar
untuk melihat sejauh mana rencana intervensi yang diperlukan dan sebagai
evaluasi keberhasilan dari intervensi manajemen nyeri keperawatan. |
Jelaskan dan bantu pasien
dengan tindakan pereda nyeri nonfarmakologi dan non invasif |
Pendekatan dapat
menggunakan relaksi dan nonfarmokogi lainnya telah menunjukkan keefektifan
dalam mengurangi nyeri |
Lakukan manajement
nyeri keperawatan : ·
Atur posisi fisiologis
dan imobilitas yang mengalami selulitis ·
Istirahatkan klien ·
Manajemen lingkungan
tenang dan batasi pengunjung ·
Ajarkan teknik
relaksasi pernafasan dalam ·
Ajarkan teknik
distraksi pada saat nyeri |
Posisi fisiologis akan
meningkatkan asupan O2 kejaringan yang mengalami peradangan subcutan.
Pengaturan posisi idealnya adalah pada arah yang berlawanan dengan letak dari
selulitis. Bagian tubuh yang
mengalami inflamasi local dilakukan imobilisasi untuk menurunkan respon
peradangan dan meningkatkan kesembuhan. Istirahat diperlukan
selama fase akut. Kondisi ini akan meningkatkan suplai darah pada jaringan
yang mengalami peradangan. Lingkungan tenang akan
menurunkan stimulasi nyeri eksternal dan pembatasan pengunjung akan membantu
meningkatkan kondisi O2 ruangan yang akan berkurang apabila banyak
pengunjung yang berada diruanga. Meningkatkan asupan O2sehingga
akan menurunkan nyeri skunder dari peradangan . Distraksi (pengalihan
perhatian) dapat menurunkan stimulus internal dengan mekanisme peningkatan
produksi endorphin dan enkafalin yang dapat memblok reseptor nyeri untuk
tidak dikirimkan ke korteks serebri sehingga menurunkan persepsi nyeri |
Kolaborasi dengan
dokter, pemberian analgetik |
Analgetik memblok
lintasan nyeri sehingga nyeri akan berkurang, |
2. Kecemasan
berhubungan dengan kondisi penyakit, kerusakan luas pada jaringan kulit
Tujuan : dalam 1 x
24 jam kecemasan pasien berkurang
Kriteria hasil :
-
Pasien menyatakan
kecemasan berkurang, mengenal perasaannya, dapat mengidentifikasi penyebab atau
faktor yang memengaruhinya, kooperatif terhadap tindakan, wajah rileks.
Intervensi |
Rasional |
Kaji tanda verbal dan
non verbal kecemasan, dampingi pasien dan lakukan tindakan bila menunjukkan
perilaku merusak. |
Reaksi verbal /
nonverbal dapat menunjukkan rasa agitasi, marah, dan gelisah. |
Hindari konfrontasi |
Konfrontasi dapat
meningkatkan rasa marah, menurunkan kerja sama dan mungkin memperlambat
penyembuhan |
Beri dukungan
psikologis |
Dukungan ini mencangkup
upaya membiarkan pasien untuk mengekspresikan perasaannya tentang keseriusan
neoplasma kulit, pengertian terhadap kekesalan, serta dipresi yang
diperlihatkan pasien dan pemympaian kesan bahwa perawat dapat memahami semua
perasaan ini |
Bina hubungan saling
percaya |
Mereka harus didorong
untuk mengekspresikan perasaan terhadap seseorang yang mereka percayai.
Mendengarkan keprihatianan mereka dan selalu siap untuk memberikan perawatan
yang terampil serta penuh kehargaan merupakan intervensi yang penting untuk
mengurangi ansietas. |
Beri kesempatan kepada
pasien untuk mengungkapkan ansietasnya |
Dapat menghilangkan
ketegangan terhadap kekhawatiran yang tidak diekspresikan. |
Berikan privasi untuk
pasien dan orang terdekat |
Memberi waktu untuk
mengekspresikan perasaan, menghilangkan cemas dan perilaku adaptasi. Adanya
keluarga dan teman-teman yang dipilih pasien melayani aktivitas dan
pengalihan (misalnya membaca) akan menurunkan perasaan terisolasi. Pengaturan
agar anggota keluarga dan setiap teman dekatnya untuk lebih banyak
mencurahkan waktu mereka bersama pasien dapat menjadi upaya yang bersifat
suportif. |
Kolaborasi : Berikan anti cemas
sesuai indikasi contohnya diazepam |
Meningkatkan relaksasi
dan menurunkan kecemasa. |
3. Pemenuhan
informasi berhubungan dengan intervensi diagnostic, intervensi radiasi,
kemoterapi, dan eksisi bedah
Tujuan : dalam
waktu 1 x 24 jam informasi kesehatan terpenuhi
Kriteria hasil :
-
Pasien mampu menjelaskan
kembali pendidikan kesehatan yang diberikan
-
Pasien termotivasi untuk
melaksanakan penjelasan yang telah diberikan
Intervensi |
Rasional |
Kaji tingkat
pengetahuan pasien tentang posedur diagnostic, pembedahan kolostomi sementara
dan rencana perawatan rumah. |
Tingkat pengetahuan
dipengaruhi oleh kondisi social ekonomi pasien. Perawat menggunakan
pendekatan yang sesuai dengan kondisi individu pasien. Dengan mengetahui
tingkat pengetahuan tersebut peawat dapat lebih terarah dalam memberikan
pendidikan yang sesuai dengan pengetahuan pasien secara efisien dan efektif. |
Cari sumber yang
meningkatkan penerimaan informasi |
Keluarga terdekat
dengan pasien perlu dilibatkan dalam pemenuahan informasi untuk menurunkan
risiko misinterpretasi terhadap informasi yang diberikan. |
Jelaskan tentang terapi
dengan kemoterapi |
Pasien perlu mengetahui
bahwa kemoterapi diberikan sebagai pelengkap terapi bedah dan terapi radiasi |
Jelaskan tentang terapi
radiasi |
Pengetahuan tentang
karsinoma sel skuamosa walaupun tidak bersifat radiosensitive dan pada
kebanyakan pasien jika memberikan efek penyusutan tumor akan menambah
semangat pada pasien untuk melakuakan terapi |
Jelaskan dan lakuakan
pemenuhan atau persiapan pembedahan, meliputi: ·
Diskusikan jadwal
pembedahan ·
Persiapan informasi dan
informed consent ·
Lakukan pendidikan
kesehatan preoperative ·
Programkan instruksi
yang disarankan pada kebutuhan individu direncanakan dan diimplemntasikan
pada waktu yang tepat. |
Pasien dan keluarga
haus diberitahu waktu dimulainya pembedahan. Apabila rumah sakit punya jadwal
kamar operasi yang padat, lebih baik pasien dan keluarga diberitahukan
tentang banyaknya jadwal operasi yang telah ditetapkan sebelum pasien. Pasien sudah
menyelesaikan administrasi dan mengetahui secara finansial biaya pembedahan.
Pasien sudah mendapat penjelasan tentang pembedahan kolektomi atau kolostomi
oleh tim bedah dan menandatangani informed consent. Manfaat dari instruksi
preoperative telah dikenal sejak lama. Setiap pasien diajaekan sebagai
seorang individu dengan mempertimbangkan segala keunikan anisietas,
kebutuhan, dan harapan-harapannya. Jika ssesi penyuluhan
dilakukan beberapa hari sebelum pembedahan, pasien mungkin tidak ingat
tentang apa yang telah dikatakan. Jika instruksi diberikan terlalu dekat
dengan waktu pembedahan, pasien mungkin tidak dapat berkonsentrasi atau
belajar karenaansietas atau efek dari medikasi praanastesi. |
Beri tahu persiapan
pembedahan : ·
Persiapan puasa ·
Persiapan kulit |
Puasa dilakuakan
minimal 6-8 jam sebelum pembedahan apabila intervensi bedah dilaksanakan
dengan menggunakan anestesi umum. Tujuan dari persiapan
kulit preoperative adalah untuk mengurangi sumber bakteri tanpa mencederai
kulit. |
Beri tahu pasien dan
keluarga kapan pasien sudah bisa dikunjungi |
Pasien akan mendapat
manfaat bila mengetahui kapan kelarga dan temannya dapat berkunjung setelah
pembedahan |
Beri informai tentang
managjemen nyeri keperawatan |
Manajemen nyeri
dilakuakan untuk peningkatan control nyeri pada pasien |
Berikan motivasi dan
dukungan moral |
Intervensi untuk
meningkatkan keinginan pasien dalam pelaksanaan pengobatan jangka panjang |
EVALUASI
1. Mengalami
pengurangan rasa sakit dan gangguan rasa nyaman. Menyatakan bahwa rasa sakit
atau nyeri sudah berkurang dan menghilang
2. Mencapai
pengurangan kecemaan :
a. Mengekspresiikan
ketakutan dan khayalan
b. Mengajukan
pertanyaan mengenai kondisi medis
c. Mengenali
dukungan dan kenyamanan yang diberikan oleh anggota keluarga atau orang lain
yang signifikan
3. Terpenuhinya
informasi kesehatan.