Saturday, July 19, 2025

ASUHAN KEPERAWATAN BASALIOMA

 

ASUHAN KEPERAWATAN BASALIOMA

Basalioma atau karsinoma sel basal merupakan kanker kulit yang paling sering ditemukan. Berasal dari sel-sel epidermis sepanjang lapisan basal.

ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI

Penyebab pasti belum diketahui. Tetapi ada berbagai faktor yang menjadi predisposisi terjadinya basalioma.

1.      Spectrum sinar matahari yang bersifat karsinogenik adalah sinar yang memiliki panjang gelombang berkisar antara 280 sampai 320nm. Spectrum ini terutama bertanggung jawab dalam membakar dan membuat kulit menjadi cokelat. Pemakaian bahan-bahan yang melindungi kulit dari sinar matahari sangat dianjurkan pada setiap orang yang dalam keluarganya ada yang menderita kanker kulit, dan pada orang-orang yang berkulit peka sehingga mudah sekali menderita luka bakar karena sinar matahari.

2.      Orang yang tidak memproduksi (pigmen) melanin dalam jumla yang cukup didalam kulit untuk melindungi jaringan dibawahnya sangat rentan terhadap kerusakan akibat sinar matahari. Orang yang paling berisiko itu adalah orang yang berkulit cerah, bermata biru, berambut merah yang nenek moyangnya berdarah Celtic, atau orang dengan warna kulit yang merah muda atau cerah disamping orang yang sudah lama terkena sinar matahari tanpa terjadi perubahan warna kulit menjadi coklat kekuningan.

3.      Para pekerja yang mengalami kontak langsung dengan zat-zat kimia tertentu (senyawa arsen, nitrat, batubara, ter dan aspal serta paraffin)

4.      Xeroderma pigmentosum : penyakit ini merupakan penyakit resesif autosomal yabf menjadi predisposisi untuk penuaan pigmen dan berubah menjadi karsinoma sel basal, karsinoma sel skuamosa dan melanoma maligna. Efek dari Xeroderma pigmentosum adalag karena ketidakmampuan untuk memperbaiki kerusakan DNA akibat sinar ultraviolet dari matahari.

5.      Orang yang menderita sikatriks akibat luka bakar yang berat dapat mengalami kanker kulit setelah 20 hingga 40 tahun kemudian.

 

PENGKAJIAN

Pada pengkajian anamnesis biasanya ada keluhan berupa lesi pada kulit. Ada riwayat kontak lama dengan sinar ultraviolet matahari, kontak dengan agen arsenic.

Pada pemeriksaan fisik karsinoma sel basal didapatkan pada lapisan sel basal dari epidermis atau folikel rambut. Penyakit ini merupakan tipe kanker kulit yang paling sering ditemukan. Umumnya karsinoma sel basal timbul didaerah tubuh yang terpajan sinar matahari dan lebih prevalen pada kawasan tempat populasi penduduk mengalami panjanan sinar matahari yang intensif serta ekstensif. Insiden tersebut berbanding lurus dengan usia pasien (usia rata-rata 60 tahun), serta jumlah total pajanan sinar matahari dan berbanding terbalik dengan jumlah pigmen melanin dalam kulit.

Karsinoma sel basal biasanya dimulai sebagian nodul kecil seperti malam (lilin) dengan tepi yang tergulung, transulen dan mengilap; pembuluh darah yang mengalami telagiektasia  dapat dijumpai. Dengan tumbuhnya karsinoma sel basal akan terjadi ulserasi pada bagian tengahnya dan kadang terdapat pembentukan kusta.

Tumor paling sering muncul didaerah muka. Karsinoma sel basal ditandai oleh invasi dan erosi jaringan yang bersambung (yang saling menyatu). Karsinoma ini jarang bermetastase, tetapi rekurensi sering terjadi. Namun demikian, lesi yang diabaikan dapat menyebabkan hilangnya hidung, telinga, atau bibir. Lesi lain akibat penyakit ini dapat timbul sebagai plak yang mengilap, datar, berwarna kelabu atau kekuningan.

Ciri khas dari tumor ini adalah berbentuk nodula erite,atosa, halus, dan seperti mutiara. Tepi tumor sering kali meninggi dan memiliki pembuluh telangiektatik pada permukaannya. Tumor ini sering kali berdarah, menginvasi dermis dan merusak jaringan normal.

 

PENATALAKSANAAN

Karsinoma sel basal harus segera ditangani. Penanganan termasuk kuret dengan alat diseksi listrik, skalpel, radiasi, bedah dengan bahan kimia dan bedah beku. Kanker sel basal dengan diameter kurang dari 2 cm biasanya ditangani dengan scalpel  atau alat diseksi listrik adan kuret, setelah dilakukan biopsy untuk memastikan diagnosis. Angka kesembuhannya adalah 95%. Terapi sinar rontgen boleh diberikan pada penderita yang telah berusia 60 sampai 70-an tahun dengan tumor yang sangat besar disekitar kelopak mata, daun telinga atau bibir. Pembedahan dengan bahan kimia baik untuk mengobati kanker besar yang berinfiltrasi serta sering kambuh, terutama disekitar telinga, lipat nasolabial, dan  mata. Pada bedah kimia, eksisi mikroskopik pada tumor dilakukan dengan memisahkan tumor selapis demi selapis dengan scalpel; kemudian dibuat preparat irisan beku yang selanjutnya diperiksa untuk menemukan bukti adanya kanker sel basal. Teknik ini adalah yang paling efktif dan mahal, tetapi angka kesembuhannnya melebihi 97 %.

 

DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1.      Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan lunak, erosi jaringan lunak efek metastasi kanker basal, respons skunder intervensi pasca bedah,

2.      Kecemaan berhubungan dengan kondisi penyakit, prognosis kanker pada jaringan kulit.

 

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Sasaran utama bagi pasien dapat mencakup penurunan respon nyeri, dan berkurangnya ansietas atau kecemasan.

1.      Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan lunak, erosi jaringan lunak efek metastasi kanker basal, respons skunder intervensi pasca bedah,

Tujuan : dalam waktu 1 x 24 jam nyeri berkurang/hilang atau teratasi.

Kriteria hasil :

-          Secara subjektif melaporkan nyeri berkurang atau diadaptasi, skala nyeri 0-1

-          Dpat mengidentifikasi aktivitas yang meningkatkan atau menuunkan nyeri

-          Pasien tidak gelisah

Intervensi

Rasional

Kaji nyeri dengan pendekatan PQRST

Menjadi parameter dasar untuk melihat sejauh mana rencana intervensi yang diperlukan dan sebagai evaluasi keberhasilan dari intervensi manajemen nyeri keperawatan.

Jelaskan dan bantu pasien dengan tindakan pereda nyeri nonfarmakologi dan non invasif

Pendekatan dapat menggunakan relaksi dan nonfarmokogi lainnya telah menunjukkan keefektifan dalam mengurangi nyeri

Lakukan manajement nyeri keperawatan :

·         Atur posisi fisiologis dan imobilitas yang mengalami selulitis

 

 

 

 

 

 

·         Istirahatkan klien

 

 

 

·         Manajemen lingkungan tenang dan batasi pengunjung

 

 

 

 

 

·         Ajarkan teknik relaksasi pernafasan dalam

 

·         Ajarkan teknik distraksi pada saat nyeri

Posisi fisiologis akan meningkatkan asupan O2 kejaringan yang mengalami peradangan subcutan. Pengaturan posisi idealnya adalah pada arah yang berlawanan dengan letak dari selulitis.

Bagian tubuh yang mengalami inflamasi local dilakukan imobilisasi untuk menurunkan respon peradangan dan meningkatkan kesembuhan.

Istirahat diperlukan selama fase akut. Kondisi ini akan meningkatkan suplai darah pada jaringan yang mengalami peradangan.

Lingkungan tenang akan menurunkan stimulasi nyeri eksternal dan pembatasan pengunjung akan membantu meningkatkan kondisi O2 ruangan yang akan berkurang apabila banyak pengunjung yang berada diruanga.

Meningkatkan asupan O2sehingga akan menurunkan nyeri skunder dari peradangan .

Distraksi (pengalihan perhatian) dapat menurunkan stimulus internal dengan mekanisme peningkatan produksi endorphin dan enkafalin yang dapat memblok reseptor nyeri untuk tidak dikirimkan ke korteks serebri sehingga menurunkan persepsi nyeri

Kolaborasi dengan dokter, pemberian analgetik

Analgetik memblok lintasan nyeri sehingga nyeri akan berkurang,

 

2.      Kecemasan berhubungan dengan kondisi penyakit, kerusakan luas pada jaringan kulit

Tujuan : dalam 1 x 24 jam kecemasan pasien berkurang

Kriteria hasil :

-          Pasien menyatakan kecemasan berkurang, mengenal perasaannya, dapat mengidentifikasi penyebab atau faktor yang memengaruhinya, kooperatif terhadap tindakan, wajah rileks.

Intervensi

Rasional

Kaji tanda verbal dan non verbal kecemasan, dampingi pasien dan lakukan tindakan bila menunjukkan perilaku merusak.

Reaksi verbal / nonverbal dapat menunjukkan rasa agitasi, marah, dan gelisah.

Hindari konfrontasi

Konfrontasi dapat meningkatkan rasa marah, menurunkan kerja sama dan mungkin memperlambat penyembuhan

Mulai melakukan tindakan untuk mengurangi kecemasan. Beri lingkungan yang tenang dan suaana penuh istirahat.

Mengurangi rangsangan eksternal yang tidak perlu

Bina hubungan saling percaya

Mereka harus didorong untuk mengekspresikan perasaan terhadap seseorang yang mereka percayai. Mendengarkan keprihatianan mereka dan selalu siap untuk memberikan perawatan yang terampil serta penuh kehargaan merupakan intervensi yang penting untuk mengurangi ansietas.

Orientasikan pasien terhadap prosedur rutin dan aktivitas yang diharapkan.

Orientasi dapat menurunkan kecemasan.

Beri kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan ansietasnya

Dapat menghilangkan ketegangan terhadap kekhawatiran yang tidak diekspresikan.

Berikan privasi untuk pasien dan orang terdekat

Memberi waktu untuk mengekspresikan perasaan, menghilangkan cemas dan perilaku adaptasi. Adanya keluarga dan teman-teman yang dipilih pasien melayani aktivitas dan pengalihan (misalnya membaca) akan menurunkan perasaan terisolasi. Pengaturan agar anggota keluarga dan setiap teman dekatnya untuk lebih banyak mencurahkan waktu mereka bersama pasien dapat menjadi upaya yang bersifat suportif.

Kolaborasi :

Berikan anti cemas sesuai indikasi contohnya diazepam

Meningkatkan relaksasi dan menurunkan kecemasa.

 

ASUHAN KEPERAWATAN KARSINOMA SEL SKUAMOSA KULIT

Karsinoma sel skuamosa (SSC) kulit adalah bentuk paling umum ke dua dari kanker kulit dan menyumbang 20 % dari keganasan kulit. Karsinoma sel skuamosa sering muncul pada kulit yang rusak karena terkena sinar matahari dan individu lanjut usia. Kebanyakan karsinoma sel skuamosa dapat segera diidentifikasi dan dibuang dengan prosedur bedah minor. Lesi invasive lebih besar dan lebih memerlukan manajement operasi agresif, terapi radiasi, atau keduanya. Resiko karsinoma sel skuamosa sangat tinggi untuk terjadinya metastase.

ETIOLOGI

Penyebab pasti masih belum diketaui dengan jelas tetapi terdapat beberapa faktor risiko yang terkait dengan perkembangan karsinoma sel skuamosa, meliputi hal berikut ini :

1.      Usia lebih tua dari 50 tahun

2.      Jenis kelamin laki-laki

3.      Kulit putih terang, rambut pirang atau coklat terang, mata hijau, biru, atau abu-abu

4.      Kulit yang mudah mengalami luka bakar akibat sinar matahari (jenis Fitzpatrick I dan II)

5.      Geografi (lebih dekat dengan katulistiwa)

6.      Sejarah kanker kulit nonmelanoma sebelumnya

7.      Paparan sinar UV matahari dengan kumuklatif tinggi

8.      Paparan karsinogen kimia (misalnya arsen, tar)

9.      Imunosupresi kronis

10.  Kondisi bekas luka kronis

11.  Infeksi Human Papillomavirus (HPV)

 

PATOFISIOLOGI

 Squamous cell carcinoma (SCC) adalah tumor ganas pada keratinosit epidermis. Beberapa kasus karsinoma sel skuamosa terjadi de novo (yaitu dengan tidak adanya lesi prekursor), namun beberapa karsinoma sel skuamosa berasal dari matahari yang disebabkan oleh lesi prankanker dikenal sebagai kreatinosis actinic. Pasien dengan kreatinosis actinic multiple memberikan manifestasi peningkatan risiko untuk mengembangkan karsinoma sel skuamosa. Karsinoma sel skuamosa yang mampu infiltrasi pertumbuhan local, menyebar ke kelenjar getah bening regional, dan metastasis jauh, paling sering ke paru-paru.

 

PENGKAJIAN

Pada pengkajian anamnesis, penting bagi perawat untuk menanyakan riwayat yang sesuai dengan predisposisi diatas. Tumor ini sering kali terlihat pada orang tua berkulit terang. Sinar matahari merupakan faktor etiologi utama yang menyebabkan karsinoma sel skuamosa. Orang-orang berkulit terang yang terpapar sinar matahari secara kronik (petani,pelaut) memiliki insiden karsinoma sel skuamosa yang tinggi.

Pada pengkajian anamnesis, paisen mengeluh adanya lesi berupa pembesaran pada kulit. Keluhan pembesaran tersebut biasanya bersifat lambat, tetapi beberapa lesi membesar dengan cepat. Keluhan lain yang didapatkan pada pasien karsinoma sel skuamosa dapat berupa adanya perdarahan pada sisi lesi, nyeri local, dan adanya kelembutan pada sisi lesi terutama dengan tumor yang lebih besar. Keluhan adanya anastesi local, kesemutan, atau kelemahan otot dapat mencerminkan keterlibatan perineural, dan ini merupakan pengkajian anamnesis riwayat yang penting karena mmemberikan dampak negative terhadap prognosis penyakit.

Pada pemeriksaan fisik, lesinya dapat bersifat primer karena timbul pada kulit maupun memberen mukosa, atau bisa terjadi sekunder dari suatu keadaan keratosis aktinika, leukoplakia (lesi premaglignan pada membrane mukosa) atau lesi dengan pembentukan sikatriks atau ulkus.  Karsinoma sel skuamosa tampak sebagai sebuah tumor yang kasar, tebal dan bersisik tanpa memberikan gejala (asimtomatik), tetapi bisa menimbulkan pendarahan. Tepi lesinya dapat lebih lebar, lebih terinfiltrasi dan lebih memperlihatkan reaksi inflamasi bila dibandingkan dengan karsinoma sel basal.

Daerah-daerah yang terbuka, khususnya ekstermitas atas, muka, bibir bawah, telinga, hidung dan dahi merupakan lokasi kulit yang sering terkena kanker kulit ini. Bagian lain yang terserang karsinoma biasanya adalah suatu kondisi metastasis seperti pada penis.

 

PENATALAKSANAAN

Eksisi bedah

Tujuan utamanya adalah untuk mengangkat keseluruhan tumor. Cara yang terbaik untuk mempertahankan penampilan kosmetika adalah dengan menempelkan garis insisi di sepanjang garis tegangan kulit yang normal dan garis anatomis tubuh yang dialami. Dengan cara ini, jaringan parut yang terbentuk tidak akan mudah terlihat. Ukuran insisi tergantung pada ukuran dan lokasi tumor, kendati biasanya meliputi rasio panjang terhadap leba yaitu 3:1. Memadainya eksisi dengan pembedahan dipastikan melalui evaluasi mikroskopik terhadap potongan-potongan specimen. Apabila tumornya berukuran besar, pembedahan rekonstruksi dengan menggunakan skin flap atau graft kulit mungkin diperlukan. Luka insis ditutup lapis demi lapis untuk memperbesar efek kosmetika. Perban tekan dipasang pada luka untuk penyangga. Infeksi jarang dijumpai sesudah tindakan eksisi yang sederhana jika tindakan aseptic bedah yang benar tetap dipertahankan selama dan sesudah operasi.

 

Terapi radiasi

Terapi radiasi sering dilakukan untuk kanker pada kelopak mata, ujung hidung, dan daerah pada atau di dekat struktur yang vital (misaknya nervus fasialis). Terapi ini hanya dikerjakan pada pasien yang berusia lanjut karena perubahan akiabat sinar-x dapt terliahat sesudah 5 hingga 10 tahun kemudian dan perubahan malignan pada sikatriks dapat ditimbulkan oleh sinar-x setelah 15 hingga 30 tahun kemudian.

Pasien harus diinformasikan bahwa kulit dapat menjadi merah dan melepuh. Salep kulit yang netral (diresepkan oleh dokter) dapat dioleskan untuk mengurangi gangguan rasa nyaman. Pasien juga harus diingatkan agar kulitnya tidak terkena sinar matahari.

 

Kemoterapi

Formulasi kemoterapi topical dari 5-fluorouracil (5-FU) digunakan untuk pengobatan actinic keratosis dan dangkal karsinoma sel basal. Keberhasilan pengobatan pada pasien dengan sel karsinoma skuomosa juga telah dilaporkan. Karsinoma sel skuamosa invasive tidak harus ditangani dengan kemoterapi topical.

Suatu bentuk dari 5-FU (capectabine), yaitu disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) dapat dipertimbangkan pada pasien dengan sel karsinoma skuamosa situ dengan pembayaran ke daerah kulit yang luas.

 

DIAGNOSIS

1.      Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan pascatindakan eksisi bedah

2.      Kecemasan berhubungan dengan prognosis penyakit

3.      Pemenuhaj informasi berubungan dengan intervensi diagnostic, intervensi radiasi, kemoterapi dan eksisi bedah

 

RENCANA KPERAWATAN

1.      Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan pascatindakan eksisi bedah

Tujuan : dalam waktu 1 x 24 jam nyeri berkurang / hilang atau teradaptasi

Kriteria hasil :

-          Secara subjektif melaporkan nyeri berkurang atau dapat diadaptasi, skala nyeri 0-1

-          Dapat mengidentifikasi aktivitas yang meningkatkan atau menurunkan nyeri

-          Pasien tidak gelisah

Intervensi

Rasional

Kaji nyeri dengan pendekatan PQRST

Menjadi parameter dasar untuk melihat sejauh mana rencana intervensi yang diperlukan dan sebagai evaluasi keberhasilan dari intervensi manajemen nyeri keperawatan.

Jelaskan dan bantu pasien dengan tindakan pereda nyeri nonfarmakologi dan non invasif

Pendekatan dapat menggunakan relaksi dan nonfarmokogi lainnya telah menunjukkan keefektifan dalam mengurangi nyeri

Lakukan manajement nyeri keperawatan :

·         Atur posisi fisiologis dan imobilitas yang mengalami selulitis

 

 

 

 

 

 

·         Istirahatkan klien

 

 

 

·         Manajemen lingkungan tenang dan batasi pengunjung

 

 

 

 

 

·         Ajarkan teknik relaksasi pernafasan dalam

 

·         Ajarkan teknik distraksi pada saat nyeri

Posisi fisiologis akan meningkatkan asupan O2 kejaringan yang mengalami peradangan subcutan. Pengaturan posisi idealnya adalah pada arah yang berlawanan dengan letak dari selulitis.

Bagian tubuh yang mengalami inflamasi local dilakukan imobilisasi untuk menurunkan respon peradangan dan meningkatkan kesembuhan.

Istirahat diperlukan selama fase akut. Kondisi ini akan meningkatkan suplai darah pada jaringan yang mengalami peradangan.

Lingkungan tenang akan menurunkan stimulasi nyeri eksternal dan pembatasan pengunjung akan membantu meningkatkan kondisi O2 ruangan yang akan berkurang apabila banyak pengunjung yang berada diruanga.

Meningkatkan asupan O2sehingga akan menurunkan nyeri skunder dari peradangan .

Distraksi (pengalihan perhatian) dapat menurunkan stimulus internal dengan mekanisme peningkatan produksi endorphin dan enkafalin yang dapat memblok reseptor nyeri untuk tidak dikirimkan ke korteks serebri sehingga menurunkan persepsi nyeri

Kolaborasi dengan dokter, pemberian analgetik

Analgetik memblok lintasan nyeri sehingga nyeri akan berkurang,

 

2.   Kecemasan berhubungan dengan kondisi penyakit, kerusakan luas pada jaringan kulit

Tujuan : dalam 1 x 24 jam kecemasan pasien berkurang

Kriteria hasil :

-          Pasien menyatakan kecemasan berkurang, mengenal perasaannya, dapat mengidentifikasi penyebab atau faktor yang memengaruhinya, kooperatif terhadap tindakan, wajah rileks.

Intervensi

Rasional

Kaji tanda verbal dan non verbal kecemasan, dampingi pasien dan lakukan tindakan bila menunjukkan perilaku merusak.

Reaksi verbal / nonverbal dapat menunjukkan rasa agitasi, marah, dan gelisah.

Hindari konfrontasi

Konfrontasi dapat meningkatkan rasa marah, menurunkan kerja sama dan mungkin memperlambat penyembuhan

Beri dukungan psikologis

Dukungan ini mencangkup upaya membiarkan pasien untuk mengekspresikan perasaannya tentang keseriusan neoplasma kulit, pengertian terhadap kekesalan, serta dipresi yang diperlihatkan pasien dan pemympaian kesan bahwa perawat dapat memahami semua perasaan ini

Bina hubungan saling percaya

Mereka harus didorong untuk mengekspresikan perasaan terhadap seseorang yang mereka percayai. Mendengarkan keprihatianan mereka dan selalu siap untuk memberikan perawatan yang terampil serta penuh kehargaan merupakan intervensi yang penting untuk mengurangi ansietas.

Beri kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan ansietasnya

Dapat menghilangkan ketegangan terhadap kekhawatiran yang tidak diekspresikan.

Berikan privasi untuk pasien dan orang terdekat

Memberi waktu untuk mengekspresikan perasaan, menghilangkan cemas dan perilaku adaptasi. Adanya keluarga dan teman-teman yang dipilih pasien melayani aktivitas dan pengalihan (misalnya membaca) akan menurunkan perasaan terisolasi. Pengaturan agar anggota keluarga dan setiap teman dekatnya untuk lebih banyak mencurahkan waktu mereka bersama pasien dapat menjadi upaya yang bersifat suportif.

Kolaborasi :

Berikan anti cemas sesuai indikasi contohnya diazepam

Meningkatkan relaksasi dan menurunkan kecemasa.

 

3.      Pemenuhan informasi berhubungan dengan intervensi diagnostic, intervensi radiasi, kemoterapi, dan eksisi bedah

Tujuan : dalam waktu 1 x 24 jam informasi kesehatan terpenuhi

Kriteria hasil :

-          Pasien mampu menjelaskan kembali pendidikan kesehatan yang diberikan

-          Pasien termotivasi untuk melaksanakan penjelasan yang telah diberikan

Intervensi

Rasional

Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang posedur diagnostic, pembedahan kolostomi sementara dan rencana perawatan rumah.

Tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh kondisi social ekonomi pasien. Perawat menggunakan pendekatan yang sesuai dengan kondisi individu pasien. Dengan mengetahui tingkat pengetahuan tersebut peawat dapat lebih terarah dalam memberikan pendidikan yang sesuai dengan pengetahuan pasien secara efisien dan efektif.

Cari sumber yang meningkatkan penerimaan informasi

Keluarga terdekat dengan pasien perlu dilibatkan dalam pemenuahan informasi untuk menurunkan risiko misinterpretasi terhadap informasi yang diberikan.

Jelaskan tentang terapi dengan kemoterapi

Pasien perlu mengetahui bahwa kemoterapi diberikan sebagai pelengkap terapi bedah dan terapi radiasi

Jelaskan tentang terapi radiasi

Pengetahuan tentang karsinoma sel skuamosa walaupun tidak bersifat radiosensitive dan pada kebanyakan pasien jika memberikan efek penyusutan tumor akan menambah semangat pada pasien untuk melakuakan terapi

Jelaskan dan lakuakan pemenuhan atau persiapan pembedahan, meliputi:

·         Diskusikan jadwal pembedahan

 

 

 

 

·         Persiapan informasi dan informed consent

 

 

 

 

 

·         Lakukan pendidikan kesehatan preoperative

 

 

 

 

·         Programkan instruksi yang disarankan pada kebutuhan individu direncanakan dan diimplemntasikan pada waktu yang tepat.

Pasien dan keluarga haus diberitahu waktu dimulainya pembedahan. Apabila rumah sakit punya jadwal kamar operasi yang padat, lebih baik pasien dan keluarga diberitahukan tentang banyaknya jadwal operasi yang telah ditetapkan sebelum pasien.

Pasien sudah menyelesaikan administrasi dan mengetahui secara finansial biaya pembedahan. Pasien sudah mendapat penjelasan tentang pembedahan kolektomi atau kolostomi oleh tim bedah dan menandatangani informed consent.

Manfaat dari instruksi preoperative telah dikenal sejak lama. Setiap pasien diajaekan sebagai seorang individu dengan mempertimbangkan segala keunikan anisietas, kebutuhan, dan harapan-harapannya.

Jika ssesi penyuluhan dilakukan beberapa hari sebelum pembedahan, pasien mungkin tidak ingat tentang apa yang telah dikatakan. Jika instruksi diberikan terlalu dekat dengan waktu pembedahan, pasien mungkin tidak dapat berkonsentrasi atau belajar karenaansietas atau efek dari medikasi praanastesi.

Beri tahu persiapan pembedahan :

·         Persiapan puasa

 

 

 

·         Persiapan kulit

Puasa dilakuakan minimal 6-8 jam sebelum pembedahan apabila intervensi bedah dilaksanakan dengan menggunakan anestesi umum.

Tujuan dari persiapan kulit preoperative adalah untuk mengurangi sumber bakteri tanpa mencederai kulit.

Beri tahu pasien dan keluarga kapan pasien sudah bisa dikunjungi

Pasien akan mendapat manfaat bila mengetahui kapan kelarga dan temannya dapat berkunjung setelah pembedahan

Beri informai tentang managjemen nyeri keperawatan

Manajemen nyeri dilakuakan untuk peningkatan control nyeri pada pasien

Berikan motivasi dan dukungan moral

Intervensi untuk meningkatkan keinginan pasien dalam pelaksanaan pengobatan jangka panjang

 

EVALUASI

1.      Mengalami pengurangan rasa sakit dan gangguan rasa nyaman. Menyatakan bahwa rasa sakit atau nyeri sudah berkurang dan menghilang

2.      Mencapai pengurangan kecemaan :

a.       Mengekspresiikan ketakutan dan khayalan

b.      Mengajukan pertanyaan mengenai kondisi medis

c.       Mengenali dukungan dan kenyamanan yang diberikan oleh anggota keluarga atau orang lain yang signifikan

3.      Terpenuhinya informasi kesehatan.