PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMULIR
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
Tanggal masuk RS : Tanggal hari pertama pasien
dirawat di
rumah
sakit saat ini.
Bangsal dirawat : Bangsal tempat pasien saat
ini dirawat.
Nomor rekam medik : Nomor pasien berdasarkan nomor
yang tertera pada
buku
catatan medik pasien.
Tanggal pengkajian : Tanggal saat perawat melakukan
pengkajian data
waktu perawat menjumpai pasien untuk saat ini.
Sumber data : Pasien, catatan
rekam medik, keluarga, perawat
maupun tim kesehatan lainnya.
I.
Identitas
Identitas Pasien
1. Nama : Nama
inisial pasien (Ny. X / Tn. X).
2. Umur :
Umur dihitung sejak pasien dilahirkan (jika diketahui) / ulang tahun terakhir.
3. Jenis kelamin :
Laki-laki / Perempuan.
4. Alamat :
Cukup ditulis nama kota tempat pasien tinggal.
5. Pekerjaan :
Jenis pekerjaan terakhir yang dilakukan oleh pasien
dan menghasilkan uang atau pendapatan.
6. Pendidikan :
Jenjang pendidikan terakhir yang dicapai pasien ( misalnya lulus SMP atau SMP kelas II).
7. Diagnosa Medis :
Diagnosa medis ditulis berdasarkan diagnosa
penyakit
yang dibuat oleh dokter saat ini (waktu
masuk rumah sakit saat ini).
Identitas Penanggung Jawab
1. Nama :
Nama inisial penanggung jawab ( Tn. X / Ny. X )
atau nama instansi pengirim.
2.
Umur : Umur dihitung
sejak penanggung jawab dilahirkan
(jika diketahui) / ulang tahun
terakhir.
3.
Alamat : Cukup ditulis
nama kota tempat pasien tinggal.
4. Pekerjaan :
Jenis pekerjaan terakhir yang dilakukan oleh asien
dan menghasilkan uang atau pendapatan.
5. Hubungan : Hubungan kekeluargaan antara
penanggungjawab
dengan
pasien ( Misalnya ; Ayah, Ibu, kakak, paman
dan sebagainya.)
II.
Alasan Masuk dan
Faktor Presipitasi
a. Apa yang menyebabkan pasien dibawa oleh keluarga ke rumah sakit untuk
saat ini.
b. Gejala yang nampak dituliskan secara singkat dan jelas (misalnya ; mengamuk,
keluyuran, tidak bisa tidur dan sebagainya).
c. Pengalaman yang tidak menyenangkan dan dialami pasien sehingga menjadi
stresor yang menyebabkan gangguan jiwa / kekambuhan saat ini (kegagalan,
kehilangan,perpisahan,kematian dan sebagainya)
d. Jika didalam pengkajian tidak ditemukan adanya kejadian atau pengalaman
tersebut diatas tetapi ada riwayat putus obat atau berhenti minum obat maka
dapat dianggap sebagai faktor presipitasi pasien mengalami kekambuhan.
e. Bila pasien dirawat untuk yang pertama kali, sedangkan tidak ada
riwayat sebelumnya dan tidak ditemukan adanya faktor presipitasi tersebut
diatas maka dapat dikatakan faktor presipitasi yang menyebabkan pasien
mengalami gangguan jiwa adalah tidak jelas.
III.
Faktor
Predisposisi
a. Apakah klien pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu, bila ya
bagaimana hasil pengobatan sebelumnya?
o
Berhasil : pasien dapat beradaptasi di masyarakat
tanpa adanya gejala-gejala gangguan jiwa.
o
Kurang berhasil :
Pasien dapat beradaptasi di masyarakat tetapi masih ada gejala-gejala gangguan
jiwa.
o
Tidak berhasil :
Tidak ada kemajuan atau gejala-gejala bertambah atau menetap.
Pasien opname atau kambuh yang ke berapa kalinya?
b.
Apakah pernah
melakukan, mengalami dan menyaksikan penganiayaan fisik, seksual, penolakan
dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan kriminal? Bila ya, kapan dan pada usia berapa dan sebagai
apa (korban, pelaku atau saksi).
c. Apakah ada anggota keluarga yang menderita
gangguan jiwa, jika ada bagaimana hubungan dengan pasien dan anggota keluarga
yang lain? Bagaimana riwayat pengobatannya?
d. Apakah ada riwayat kejang, riwayat trauma kepala, riwayat menderita
sakit panas yang tinggi pada saat tumbuh kembang, jika ya terjadi pada umur
berapa?.
e.
Bila pasien sakit / opname untuk yang pertama kali, maka ditanyakan kepada
keluarga :
i.
Sifat dan
kepribadian pasien.
ii.
Pola asuh yang
diterima pasien (misal diasuh oleh nenek, or-tu,pembantu).
iii.
Menanyakan tumbuh
kembang mulai saat pre natal sampai sekarang.
iv.
Pengambilan
keputusan yang paling dominan di dalam keluarga.
v.
Pola komunikasi di dalam keluarga dan lingkungan tempat tinggal pasien
IV.
Fisik
a. Ukur tanda-tanda vital.
b. Ukur BB dan TB.
c. Tanyakan apakah berat badannya naik atau turun?
d. Tanyakan adanya keluhan fisik pada pasien dan keluarganya.
e. Lakukan pemeriksaan fisik dari kepala sampai ujung kaki, jika dijumpai
adanya temuan yang abnormal pada pemeriksaan fisik maka dilanjutkan dengan
pengkajian tiap sistem.
f.
Tanyakan riwayat
pengobatan penyakit fisik yang pernah atau sedang dijalani oleh pasien pada
keluarga?
E. Psikososial
1. Genogram
a.
Genogram dibuat tiga
generasi (jika dapat dikaji)
b.
Gambarkan adanya riwayat
perceraian’
c.
Gambarkan adanya anggota
keluarga yang meninggal dan penyebab meninggal
d.
Gembarkan pasien tinggal
dengan siapa
e.
Bagaimana pola
komunikasi antar nggota keluarga yang dilakukan dalam keluarga?
f.
Pengambilan keputusan
dalam keluarga oleh siapa?
g.
Tanyakan bagaimana pola
asuh ortu terhadap anak terutama pada pasien
h.
Genogram mencakup
situasi lingkungan rumah (posisi kamar tidur pasien dengan anggota klg yang
lain)
2. Konsep diri
a. Gambaran diri atau citra tubuh
·
Bagaimanakanh persepsi
pasien terhadap bentuk dan fungsi
tubuhnya
·
Menurut pasien, apakah
ada baigian dari tubuh pasien yang tidak kurang
atau kurang disukai oleh pasien
·
Menurut pasien,
apakah ada bagian dari tubuh pasien yang mengalami kehilangan atau penurunan
fungsi
·
Bila iya. Apakah
pasien mampu menerima keadaan fisiknya tersebut Jika ada bagian tubuh yang
bentuknya tidak disukai dan fungsinya menurun bagaimana perasasaan n pasie
terkait dengan perubahan tersebut, apakah sampai mempengaruhi dalam berhubungan
sosial dengan orla
b. Identitas diri
·
Berisi status dan posisi
pasien sebelum dirawat
·
Bagaimana kepuasan
pasien terhadap sekolahnya, tempat kerjanya dan kelompoknya
·
Tanyakan jenis kelamin
pasien, apakah merasa puas dengan jenis kelaminnya, dan tanyakan apakah
perilakunya sesuai dengan jenis kelaminnya
·
Tanyakan pada pasien
bagaimana kepuasannya terhadap sekolah, pekerjaan, dan kelompoknya serta jenis kelamnnya, apakah mempengaruhi hubungan
sosial denga orla
c. Peran diri
·
Peran terkait dengan
tugas yaitu tugas pasien sebagai individu, anggota kelompok, dan anggota
masyarakat
·
Apakah pasien mampu
menjalankan perannya
·
sebagai indivdu sekarang
usianya berapa)(sesuia tahap perkembangannya)pasien dapat menjalankan perannya
atau tidak. Misalnyaa pasien berusia brumur 35 tahun termasuk usia dewasa,
sudah bekerja, atau menikah atau belum, jika belum apakah kondisi ini
mempengaruhi hubungannya dengan orla
·
sebagai anggota
keluarganya, apakah sudah menikah atau belum, jika belum apakah pasien dapat
membantu pekerjaan orang tua di rumah?.misalnya sebagai seoarang laki-laki:
apabila sudah apakah ada hambatan menjalankan peran sebagai ayah, sebagai
suami, sebagai pencari nafkah?. Jika ada
hambatan dalam menjalankan peran sebagai anggota keluarga apa sampai menggangu
hubungan dengan orang lain?
·
Sebagai anggota
msyarakat, apakah pasien dapat mengikuti kegiatan masyarakat yang ada di
masyarakatt (misalnya gotong royong, pengajian, arisan)? Jika tidak dapat
mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut apakah mempengaruhi hubungannya dengan orang lain?
d. Ideal Diri
·
Bagaimanakah harapan
pasien tentang tubuh, posisi, status, dan tugas dan fungsi
·
Bagaimanakah harapan
pasien terkait dengan sekolahnya, pekerjaanya, keluarganya, terhadap
penyakitnya dan terhadap cita-citanya?
·
Apabila pasien tidak mampu mencapai harapannya tersebut, apa
yang dirasakan?
e. Harga Diri
·
Bagaimana hubungan
pasien dengan orang lain terkait kondisi gambaran diri, identitas diri, peran,
ideal diri.
·
Bagaimana pandangan
pasien tentang penilaian atau penghargaan orang lain terhadap dirinya dan
kehidupannya.
Pengkajian konsep diri tidak dapat dilakukan pada
pasien yang masih agitasi/gaduh gelisah, bicaranya kacau, ada gangguan memori
pasien yang atistik, mutisme.
3. Hubungan Sosial
a. Dirumah
Ketika dirumah, tanyakan orang yang paling dekat dengan pasien,
misalnya sebagai tempat mengadu, tenpat berbicara, tempat minta bantuan?
b. Di rumah
sakit
Ketika dirumah sakit, tanyakan orang yang paling dekat dengan pasien,
misalnya sebagai tempat mengadu, tenpat berbicara, tempat minta bantuan?
c. Tanyakan kegiatan kelompok apa
saja yang diikuti pasien dalam masyarakat?
d. Tanyakan kegiatan kelompok apa
saja yang diikuti pasien di rumah sakit?
e. Apakah ada
ketergantungan pasien terhadap seseorang atau orang lain yang mempengaruihi
hubungan pasien dengan kelompok dan masyarakat
Pengkajian hubungan sosial tidak dapat dilakukan pada pasien yang masih
agitasi/gaduh gelisah, bicaranya kacau, ada gangguan memori pasien yang atistik, mutisme.
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan :
Tanyakan
pandangan dan keyakinan pasien tentang gangguan jiwa sesuai budaya dan agama
yang dianut?. Pandangan masyarakat tentang jiwa?
b. Kegiatan ibadah :
Tanyakan kegiatan
ibadah yang diikuti secara individu atau kelompok, misalnya berdoa sholat
kebaktian dan lain-lain
c. Tanyakan kepada pasien dan
keluarga pandangannya tentang kegiatan ibadah?
Pengkajian Spiritual tidak dapat dilakukan pada pasien
yang masih agitasi/gaduh gelisah, bicaranya kacau, ada gangguan memori pasien
yang atistik, mutisme dan daya tiliknya jelek
F. Status mental
1. Penampilan
Penampilan fisik
: kondisi rambut, kuku, kulit, gigi, cara berpakaian.
2. Pembicaraan :
a. Pembicaraan
pasien apakah : tepat, keras, gagap, membisu, apatis atau lambat tanggapannya
b. Berpindah-pindah
dari satu kalimat ke kalimat yang lain tetapi tidak ada kaitannya dan sulit
dipahami (inkoherent) atau bicara kacau
c. tidak dapat
memulai pembicaraan
3. Aktifitas
motorik
a. Lesu, pasif
(Hipomotorik), segala aktifitas sehari-haridengan bantuan perawat atau orang
lain
b. Tegang,
gelisah, tiak bisa tenang (Hypermatorik)
c. TIK
(gerakan-gerakan kecil pada otot muka yang tidak terkontrol)
d. Agitasi
(Kegilasahan motorik, mondar-mandir)
e. Grimasen
(gerakan otot muka yang berubah-ubah yang tidak dapat dikontrol pasien)
f. Tremor
(Jari-jari yang tampak gemetar ketika klien menjulurkan tangannya dan
merantangkan jari-jari)
g. Kompulsif
(kegiatan yang dilakukan berulah ulang, seperti berulang kali mencuci tangan ,
mencuci muka, mandi, mengirangkan tangan)
4. Alam perasaan
Data ini
didapatkan melalui wawancara dengan pasien meliputi adanya perasaan sedih,
putus asa,gembira, khawatiran takut (hasil wawancara divalidasi dengan hasil
observasi, apakah disforia, efori)
5. Afek
a. Data afek
didapatkan dari respon pasien selama wawancara bukan didapatkan dari status
pasien
b. Jenis afek
·
Appropiate (tepat)
·
Inapropiate (tidak
tepat)
-
Datar ( saat dilakukan
wawancara pasien tidak menunjukkan perubahan roman muka dan expresi wajah, juga
saat diberikan stimulus yang menyenangkan atau menyedihkan)
-
Tumpul (pasien hanya mau
beraksi atau memberi respon jika diberikan stimulus yang kuat, misalnya ditepuk
atibahau diberikan pertanyaan dengan intonasi yang keras)
-
Labil ( emosi pasien
yang berubah)
-
Tidak sesuai (emosi yang
tidak sesuai atau bertentangan dengan stimulus yang ada, misalnya ketika diajak
berbicara hal-hal yang sedih, pasien malah tertawa terbahak-bahak)
6. Interaksi selama wawancara
a. Interaksi selama wawancara apakah bermusuhan, tidak kooperatif atau mudah
tersinggung
b. Kontak mata
selama wawancara ( tidak ada kontak mata, mudah beralih dan dapat
memepertahankan kontak mata)
c. Defensif (selama wawancara pasien selalu berusaha memepertahankan pendapat
dan kebenaran dirinya)
d. Curiga ( selama
wawancara menunjukkan sikap perasaaan tidak percaya pada orang lain.
Dikaji selama
proses wawancara dengan perawat
7. Persepsi
a. Dikaji adanya
pengalaman pasien tentang halusinasi dan ilusi
b. Bila pasien
mengalami halusinasi, tanyakan jenis halusinasinya, isi halusinasinya, waktu
terjadinya halusinasi, frekuensi halusinasi muncul, respon atau perasaan selama
halusinasi muncul, tindakan yang sudah dilakukan pasien untuk mengontrol atau
menghilangkan halusinasi serta keberhasilan dari tindakan tersebut.
8. Proses pikir
Data diperoleh melalui observasi selama wawancara dengan pasien
a. Sirkumstansial
: Pembicaraan yang berbelit-belit tapi sampai pada tujuan pembicaraan
b. Tangensial :
Pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak sampai pada tujuan yang diinginkan
perawat
c. Kehialangan
asosiasi : Pembicaraan tidak ada hubungan antara satu kalimat dengan kalimat
lainnya dan pasien tidak menyadarinya
d. Flight of
ideas : Pembicaraan yang meloncat dari satu tpoik ke topik lainnya, tapi masih
ada hubungannya yang tidak logis dan tidak sampai pada tujuan akan tetapi
perawat dapat memahami kalimat yang diucapkan pasien
e. Blocking :
Pembicaraan yang terhenti secara tiba-tiba tanpa gangguan eksternal kemudian
dapat melanjutkan pembicaraan lagi
f. Reeming :
Pembicaraan yang secara perlahan intonasinya menurun dan kemudian berhenti dan
pasien tidak sanggup melanjutkan pembicaraan lagi, misalnya pada psien depresi.
g. Reperseperasi :
Pembicaraan yang diulang berkali-kali
9. Isi Pikir
a. Dapat diketahui
dari wawancara dengan pasien
b. Obsesi :
Pikiran yang selalu muncul walaupun pasien berussaha untuk menghilangkannya
c. Pobia :
Ketakutan yang patologis/tidak logis terhadap objek atau situasi tertentu,
misalnya takut di tempat keramaian, takut gelap, takut darah dsb.
d. Ide terkait :
Keyakinan pasien terhadap keyakinan yang terjdai di lingkungannya yang bermakna
dan terkait dengan dirinya
e. Depersonalisasi
: Perasaan pasien yang asing terhadap perasaan sendiri, orang atau lingkungannya.
f. Waham :
·
Agama : Keyakinan pasien
terhadap suatu agama secara berlebihan dan diucapkan secara berulang tetapi
tidak sesuai dengan kenyataan, kadang perilaku sudah sesuai dengan isi wahamnya
·
Somatik : Pasien
mempunyai keyakinan tentang tubuhnya dikatakan secara berulang yang tidak
sesuai dengan kenyataan.
·
Kebesaran : Pasien
mempunyai kenyakinan tentang tubuhnya yang berlebihan dan dikatakan serta
ditampilkan dalam bentuk perilaku secara berulang yang kenyataan, misalnya
mengaku sebagai nabi, kyai, tentara, dokter, dll
·
Curiga : Pasien
mempunyai keyakinan bahwa seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan atau
mencederai dirinya yang disampaikan secara berulang dan tidak sesuai dengan
kenyataan. Misal pasien menolak makan yang disajikan karena merasa
ada racunnya
·
Nihilistik : Pasien
yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia atau sudah meninggal, yang
dinyatakan secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan. Misalnya
mengatakan dirinya adalah mayat dan sudah meninggal. Perilaku kadang sudah
mengikuti isi wahamnya, yaitu tidak mau melakukan aktifitas sehari-hari
termasuk mandi dan makan.
·
Hipokondria : Keyakinan
terhadap gangguan organ dalam tubuhnya yang sebenarnya tidak ada, misalnya
merasa menderita penyakit tertentu.
·
Magis Mistik : keyakinan
klien tentang kemampuannya melakukan hal-hal yang mustahil di luar
kemampuannya, misal bisa menghidupkan orang yang mati, menyembuhkan penyakit,
menyantet orang dll
g. Waham yang Bizar
·
Sisip Pikir : Pasien
yakin ada ide pikiran orang lain yang disisipkan di dalam pikirnya yang
disampaiakan secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan. Pasien kadang
tampak bicarany kacau, flight of idea, dan sering juga ide atau gagasan
menyerang orang lain, merusak lingkungan dan melakukan upaya bunuh diri
·
Siar pikir : Pasien
yakin bahwa orang lain mengetahui apa yang dia pikirkan walaupun dia tidak
menyatakan kepada orang tersebut. Yang dinyatakan secara berulang dan tidak
sesuai dengan kenyataan, biasanya pasien menjadi defensif, menolak interaksi
atau wawancara dengan perawat karena pasien merasa perawat sudah tahu yang
pasien pikirkan.
·
Kontrol pikir : Pasien
yakin pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari luar, misalnya pasien melakukan
percobaab bunuh diri karena ada yang menyuruh bubunh diri, atau akan membunuh orang
lain karena merasa ada orang lain yang memerintahkan untuk membunuh
10.Tingkat
kesadaran dan oreientasi
Data tingkat kesadran diperoleh selama pasien menjalani wawancara dengan perawat
a. Kesadaran pasien :
·
Bingung : tampak bingung
dan kacau
·
Sedasi : Mengatakan
merasa melayang-layang antara sadar dan tidak sadar
·
Stupor : Gangguan
motorik seperti kekauan, gerakan-gerakan yang diulang, anggota tubuh klien
dapat diletekkan dalam sikap canggung dan dipertahankan klien, tetapi klien
mengerti semua yang terjadi di lingkungannya.
b. Orientasi pasien terhadap waktu, tempat dan orang
diperoleh melalui wawancara
11.Memori
Data diperoleh
melalui wawancara
a. Gangguan
daya ingat jangka panjang : Jika tidak dapat mengingat kejadian yang terjadi
lebih dari 1 bulan
b. Gangguan
daya ingat jangka pendek : tidak dapat mengingat kejadian yang terjadi dalam
minggu terakhir
c. Gangguan daya
ingat saat ini : tidak dapat mengingat kejadian yang baru saja terjadi
d. Konfabulasi :
Pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan, dengan memasukkan cerita yang tidak
benar untuk menutupi gangguan daya ingtanya
12.Tingkat
konsentrasi dan berhitung
Data diperoleh
melalui wawancara
a. Mudah dialihkan
: Perhatian pasien mudah berganti dari satu objek ke objek lain
b. Tidak mampu
berkomunikasi : Pasien selalu minta agar pertanyaan selalu diulang/tidak dapat
menjelaskan kembali pembicaraan
c. Tidak mampu
berhitung : Tidak dapat melakukan penambahan atau pengurangan pada benda-benda
yang nyata
13.Kemampuan
penilaian
a. Gangguan kemampuan
penilaian ringan : dapat mengambil keputusan yang sederhana
b. Gangguan
kemampuan penilaian bermakna : tidak mempu mengambil keptusan walauun dibantu
orang lain; misalnya ketika diberikan penjelasan, mau makan dulu, atau mandi
dulu, pasien tetap tidak dapat memilih atau mengambil keputusan. Pada pasien
akut sering tampak pasien terlanjang, tidak mau mandi dan menolak makan.
14.Daya tilik Diri
Data diperoleh
dari hasil wawancara
a. Tanyakan saat
ini berada di mana ?
b. Mengapa pasien
berada di rumah sakit jiwa ?
c. Klien biasanya
tidak menyadari dirinya di rumah sakit, tidak menyadari penyakitnya atau
menyalahkan orang lain, karena telah membawa dirinya di rumah sakit jiwa
d. Tidak tahu
tujuan berada di rumah sakit jiwa
e. Menuduh
orang tua atau saudara yang sakit jiwa dan dirawat.
VII. Kebutuhan persiapan
pulang
1. Makan : Kemampuan dalam menyiapkan makanan,
makan dan membersihkan alat-alat makanan, kemampuan pasien dalam menempatkan
alat makan dan minum (mandiri, dengan bantuan minimal atau bantuan total).
2. BAB / BAK : Kemampuan pasien dalam mengontrol
untuk BAB/BAK ditempatnya yang sesuai serta membersihkan WC, membersihkan diri
dan merapikan pakaian (mandiri, dengan bantuan minimal atau bantuan total).
3. Mandi : Kemampuan pasien dalam mandi, sikat
gigi, cuci rambut, gunting kuku, cukur rambut dan jenggot (mandiri, bantuan
minimal atau bantuan total).
4. Berpakaian : Kemampuan mengambil, memilih,
memakai pakaian dan frekwensi ganti pakaian (mandiri, bantuan minimal atau
bantuan total).
5. Istirahat dan tidur : Kemampuan untuk tidur,
adanya gangguan tidur dengan bantuan obat / tidak. Kemampuan pasien dalam
menempatkan waktu istirahat, termasuk merapikan sprei, selimut, bantal
(mandiri, bantuan minimal atau bantuan total).
6. Penggunaan obat : frekuensi, jenis, dosis,
waktu dan cara pemberian diawasi dan dibimbing perawat atau tidak.
7. Pemeliharaan kesehatan : Fasilitas kesehatan yang dapat digunakan
untuk perawatan lanjutan setelah pulang (RSU, Puskesmas, RSJ).
8. Aktifitas dalam rumah : merapikan rumah, mencuci pakaian sendiri
dan mengatur kebutuhan biaya sehari-hari (mandiri, bantuan minimal atau bantuan
total).
9. Aktivitas di luar rumah : Belanja keperluan
sehari-hari, pergi keluar rumah dengan menggunakan kendaraan atau jalan kaki
(mandiri, bantuan minimal atau bantuan total).
VIII. Mekanisme Koping
Ketika menghadapi masalah, tekanan dan peristiwa traumatik yang hebat,
apa yang dilakukan pasien dalam menyelesaikan masalah tersebut : Cerita dengan
orang lain (asertif), diam (represi/supresi), menyalahkan orang lain
(sublimasi), mengamuk / merusak alat-alat rumah tangga (displacement),
mengalihkan kegiatan yang bermanfaat (konversi), memberikan alasan yang logis
(rasionalisasi), mundur ke tahap perkembangan sebelumnya (regresi), dialihkan
obyek lain seperti memarahi TV, memarahi tanaman atau binatang (proyeksi).
IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan
1.
Adanya penolakan di lingkungan tempat tinggal atau masyarakat.
2.
Adanya penolakan di tempat kerja atau sekolah.
3.
Adanya penolakan dari keluarga terhadap pasien.
4.
Tinggal di daerah yang beresiko seperti perumahan kumuh, pelacuran dan
perumahan yang padat penduduknya.
5.
Tinggal di keluarga yang berada di bawah garis kemiskinan.
6.
Bagaimanakah kepuasan pasien terhadap kondisi diatas, apakah pasien
mampu menerima keadaan tersebut?
X. Pengetahuan
1. Pemahaman pasien tentang penyakit, tanda dan gejala kekambuhan, obat
yang diminum dan cara menghindari
kekambuhan.
2.
Pemahaman pasien tentang kesembuhan (sembuh sosial), misalnya pasien melakukan
ADL secara mandiri, mampu berhubungan sosial, mampu menggunakan waktu luang
untuk kegiatan yang positif dan mampu mengendalikan emosinya.
3. Pemahaman tentang sumber koping yang
adaptif.
4. Pemahaman tentang manajemen hidup sehat.
XI. Aspek Medik
Diagnosa medik : Lihat catatan medik.
Program
terapi : Lihat catatan medik / advis
dokter.
XII. Analisa Data & Daftar Masalah Keperawatan
- buat daftar analisa data didukung oleh pengkajian
yang telah dilakukan (Ds + DO).
- Buat daftar masalah
sesuai pengkajian dan analisa.
- Susun pohon masalah
berdasarkan analisa data.
XIII. Daftar Diagnosa Keperawatan
Diagnosa dibuat berdasarkan pohon masalah.
No comments:
Post a Comment