GASTROENTERITIS
(DIARE)
I.
KONSEP
DASAR
A. Pengertian
o
Diare adalah pengeluaran tinja yang
tidak normal atau cair (Hipocrates)
o
Diare adalah buang air besar yang
tidak normal dan cair, dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya (Neonatus
> 4 kali dan bayi-anak > 3 kali dalam sehari) (Lab IKA FKUI, 1988).
o
Diare adalah buang air besar
(defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100 -
200 ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair
(setengah padat), dapat pula disertai frekuensi defekasi yang meningkat (Mansjoer,
Arif., et all. 1999).
o
Menurut WHO (1980), diare adalah buang
air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari
B. Etiologi
Penyebab
diare (Lab IKA FKUA, 1984)
1.
Infeksi
a.
Infeksi enteral :
Ø Bakteri
: Vibrio, entamoeba coli,
salmonella, shigela
Ø Virus
: enterovirus, adenovirus,
rotavirus, asatrovirus
Ø Parasit
: cacing, protozoa, jamur
b.
Infeksi parenteral
Infeksi
dibagian tubuh lain di luar alat pencernaan ( ISPA, saluran kemih dan OMA)
2. Malabsorbsi
a.
Malabsorbsi karbohidrat (intoleransi
laktosa)
b.
Malabsorbsi protein
c.
Malabsorbsi lemak
3.
Faktor makanan
4. Faktor psikologis
Infeksi
Bakteri
Golongan
:
V.
Cholerae
C.
Perfringers
S.
Aureus
Vibro
nonaglutinabel
Masuk
ke mukosa usus halus (tak merusak)
Toksin
; meningkatkan kadar siklik AMP di
dalam sel.
Sekresi
aktif anion klorida ke dalam lumen usus diikuti air, ion karbonat, natrium
& kalium.
Feses
(seperti cucian beras) deras & banyak.
|
|
Golongan
:
Enteroinvasisive
E. Coli
S.
Paratyphi B.
S.
Typhimurnin
S.
Enteriditis
S.
Choleraesues
Shigella
C.
Perfringeus tipe C
Merusak
dinding usus (nekrosis & ulserasi)
Bersifat
sekretorik eksudatif
Feses
bercampur lendir dan darah
|
C. Patofisiologi
Masukan
makanan/minuman yang terkontaminasi
Infeksi pada mukosa usus
Makanan/zat tidak dapat diserap.
Tekanan osmotik dalam rongga usus
meninggi.
Terjadi
pergeseran air & elektrolit ke dalam rongga usus
Isi rongga
usus yg. berlebihan akan
merangsang
usus untuk mengeluarkannya
|
|
Menimbulkan
rangsangan tertentu yaitu : Menimbulkan mekanisme tubuh untuk mengeluarkan
toksin
Peningkatan
sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus
|
|
Menimbulkan
mekanisme tubuh untuk mengeluarkan toksin
Peningkatan
gerakan usus (hiperperistaltik).
Berkurangnya
kesempatan usus menyerap makanan
|
Diare
Banyak kehilangan elektrolit
dan cairan
Resiko Kekurangan Cairan
& Elektrolit Gangguan Kenyamanan
D, Derajat Dehidrasi (Lab IKA
FKUI, 1988)
- Kehilangan berat badan
a.
2,5 % tidak ada dehidrasi
b.
2,5-5% Dehidrasi ringan
c.
5-10 % dehidrasi sedang
d.
> 10% dehidrasi berat
- Skor Maurice King
Bagian Tubuh
|
N I L A I
|
||
Yang
Diperiksa
|
0
|
1
|
2
|
Keadaan Umum
Turgor
Mata
UUB
Mulut
Denyut Nadi
|
Sehat
Normal
Nomral
Normal
Normal
Kuat
< 120
|
Gelisah
cengeng, apatis, ngantuk
Sedikit,
kurang
Sedikit
cekung
Sedikit
cekung
Kering
Sedang
(120-140)
|
Mengigau,
koma/syok
Sangat
kurang
Sangat
cekung
Sangat
cekung
Kering,
sianosis
Lemah
> 140
|
KETERANGAN
:
Ø Skor
:
-
0-2 dehidrasi ringan
-
3-6 dehidrasi sedang
-
7-12 Dehidrasi berat
Ø Pada
anak-anak Ubun Ubun Besar sudah menutup
Ø Untu
k kekenyalan kulit :
-
1 detik : dehidrasi
ringan
-
1-2 detik : dehidrasi
sedang
-
> 2 detik : dehidrasi
berat
II.
KONSEP PENGKAJIAN
a.
Identitas klien :
A
Umur
Sering
terjadi pada terutama usia 6 bulan sampai 2 tahun (WHO, 1995).
b.
Keluhan Utama
Dimulai dengan keluhan mual, muntah dan diare
dengan volume yang banyak, suhu badan meningkat, nyeri perut
c.
Riwayat penyakit
Terdapat beberapa keluhan, permulaan mendadak
disertai dengan muntah dan diare. Faeces dengan volume yang banyak, konsistensi
cair, muntah ringan atau sering dan anak gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat
dan nafsu makan menurun.
c.
Pola aktivitas sehari-hari
A
Nutrisi
Makan menurun karena adanya mual dan muntah yang
disebabkan lambung yang meradang.
A
Istirahat tidur
Mengalami gangguan karena adanya muntah dan diare
serta dapat juga disebabkan demam.
A
Kebersihan
Personal hygiene mengalami gangguan karena
seringnya mencret dan kurangnya menjaga personal hygiene sehingga terjadi
gangguan integritas kulit. Hal ini disebabkan karena faeces yang mengandung
alkali dan berisi enzim dimana memudahkan terjadi iritasi ketika dengan kulit
berwarna kemerahan, lecet disekitar anus.
A
Eliminasi
Pada BAB juga mengalami gangguan karena terjadi peningkatan
frekuensi, dimana konsistensi lunak sampai cair, volume tinja dapat sedikit
atau banyak. Dan pada buang air kecil mengalami penurunan frekuensi dari
biasanya.
d.
Pemeriksaan fisik.
A
Tanda-tanda
vital
Terjadi peningkatan suhu tubuh, dan disertai ada
atau tidak ada peningkatan nadi , pernapasan.
A
Bila
terjadi kekurangan cairan didapatkan :
Haus
Lidah
kering
Tulang pipi menonjol
Turgor kulit menurun
Suara menjadi serak
A
Bila
terjadi gangguan biokimia :
Asidosis metabolik
Napas cepat/dalam
(kusmaul)
A
Bila
banyak kekurangan kalium
Aritmia jantung
A
Bila
syok hipovolumik berat
Nadi cepat lebih 120
x/menit
Tekanan darah menurun
sampai dari tak terukur.
Pasien gelisah.
Muka pucat
Ujung-ujung
ektremitas dingin
Sianosis
A
Bila
perfusi ginjal menurun
Anuria
Nekrosis tubular
akut.
(Mansjoer,
Arif., et all. 1999).
e.
Pemeriksaan Penunjang
A
Pemeriksaan tinja
Diperiksa dalam hal volume, warna dan
konsistensinya serta diteliti adanya mukus darah dan leukosit. Pada umumnya
leukosit tidak dapat ditemukan jika diare berhubungan dengan penyakit usus
halus. Tetapi ditemukan pada penderita Salmonella, E. Coli, Enterovirus dan
Shigelosis. Terdapatnya mukus yang berlebihan dalam tinja menunjukkan
kemungkinan adanya keradangan kolon. PH tinja yang rendah menunjukkan adanya malabsorbsi
HA, jika kadar glukosa tinja rendah / PH kurang dari 5,5 maka penyebab diare
bersifat tidak menular.
A
Pemeriksaan darah
Pemeriksaan analisis gas darah, elektrolit, ureum,
kreatinin dan berat jenis plasma.
Penurunan PH darah disebabkan karena
terjadi penurunan bikarbonas sehingga frekuensi nafas agak cepat.
Elektrolit
terutama kadar natrium, kalium, kalsium, dan fosfor .
Pemeriksaan intubasi duedenum
(terutama untuk diare kronik dapat
dideteksi jasad renik atau parasit
secara kualitatif dan kuantitatif)
III.
Penatalaksanaan
1.
Rehidrasi sebagai prioritas utama
pengobatan.
a.
Jenis cairan
1.
cara rehidrasi oral :
a.
Formula lengkap (NaCl, NaHCO3,
KCl dan Glukosa) seperti oralit,pedyalit setiap kali diare.
b.
Formula sederhana (NaCl dan
Sukrosa/KH lain) seperti LGG, tajin
2.
cairan parenteral :
a.
usia 0-2 hari dengan BB <
2500 D5%, BB > 2500 (aterm) D10%.
b.
Usia 2 hari-3 bulan d100,18 NS
c.
Usia 3 bulan- 3 tahun D51/4 NS
d.
Usia > 3 tahun D51/2NS
e.
HSD (Half Strength Darrow) D1/2
2,5 NS cairan khusus untuk diare > usia 3 bulan.
b.
Jumlah cairan
Diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang
dikeluarkan, tergantung pada :
-
Defisit (derajat dehidrasi)
-
Kehilangan sesaat (concurent
loss)
-
Rumatan (maintenance)
Kehilangan cairan tubuh dapat dihitung dengan
beberapa cara :
Metoda Pierce :
Derajat
Dehidrasi
|
Kebutuhan
cairan ( X kg BB)
|
Ringan
Sedang
Berat
|
5 %
8 %
10 %
|
c.
Jalan masuk atau cara pemberian cairan
·
Oral (dehidrasi ringan, sedang
dan tanpa dehidrasi, anak mau minum serta kesadaran baik)
·
Intragastrik (dehidrasi ringan,
sedang, tanpa dehidrasi, anak tidak mau makan dan kesadaran menurun).
·
IV line bila dehidrasi berat
d.
Jadwal pemberian cairan
Rehidrasi dengan perhitungan kebutuhan cairan
diberikan pada 2 jam pertama. Selanjutnya dilakukan penilaian kembali status
hidrasi untuk memperhitungkan kebutuhan cairan. Rehidrasi diharapkan terpenuhi
lengkap pada akhir jam ke-3.
e.
Terapi simtomatik
Obat diare bersifat simtomatik dan diberikan
sangat hati-hati atas pertimbangan yang rasional.
A
Sifat antimotilitas dan sekresi usus.
A
Sifat antiemetik.
f.
Vitamin meneral, tergantung
kebutuhannya.
A
Vitamin B12, asam folat, vit. K, vit.
A.
A
Preparat besi , zinc, dll.
g.
Terapi definitif
Pemberian edukatif sebagai langkah pencegahan.
Hiegene perseorangan, sanitasi lingkungan, dan imunisasi melalui vaksinasi
sangat berarti, selain terapi farmakologi.
IV.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Resiko tinggi terhadap kekurangan
volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan sekunder terhadap muntah dan
diare.
2.
Perubahan kenyamanan berhubungan
dengan kram abdomen, diare dan muntah sekunder akibat dilatasi vaskuler dan
hiperperistaltik.
3.
Risiko terhadap ketidakefektifan
penatalaksanaan program terapeutik yang berhubungan dnegan kurang pengetahuan
tentang kondisi, pembatasan diet, dan tanda-tanda serta gejala komplikasi.
V.
PERENCANAAN
Diagnosa No. 1
Intervensi
general :
1.
Rencanakan tujuan masukan cairan untuk
setiap pergantian ( misal 1000 ml selama siang hari, 800 ml selama sore hari,
300 ml selama malam hari).
2.
Jelaskan tentang alasan-alasan untuk
mempertahankan hidrasi yang adekuat dan metoda-metoda untuk mencapai tujuan
masukan cairan.
3.
Pantau masukan , pastikan sedikitnya
1500 ml cairan per oral setiap 24 jam.
4.
Pantau haluaran, pastikan sedikitnya
1000 - 1500 ml/24 jam. Pantau terhadap penurunan berat jenis urine.
5.
Timbang BB setip hari dengan jenis
baju yang sama, pada waktu yang sama. Kehilangan berat badan 2 - 4 %
menunjukkan dehidrasi ringan. Kehilangan berat badan 5 - 9 % menunjukkan
dehidrasi sedang.
6.
Pertimbangkan kehilangan cairan
tambahan yang berhubungan dengan muntah, diare, demam, drain.
7.
Kolaborasi dengan dokter untuk
pemeriksaan kadar elektrolit darah, nitrogen ure darah, urine dan serum,
osmolalitas, kreatinin, hematokrit dan hemoglobin.
8.
Kolaborasi dengan pemberian cairan
secara intravena.
Diagnosa
No.2
Intervensi :
1.
Dorong klien untuk berbaring dalam
posisi terlentang dnegan bantalan penghangat di atas abdomen.
2.
Singkirkan pemadangan yang tidak
menyenangkan dan bau yang tidak sedap dari lingkungan klien.
3.
Dorong masukan jumlah kecil dan sering
dari cairan jernih (misal; teh encer,
air jahe, agar-agar, air) 30 sampai 60 ml tiap 1/2 sampai 1 jam.
4.
Instruksikan klien untuk menghindari
hal ini :
a.
Cairan yang panas dan dingin.
b.
Maknan yang mengandung lemak dan serat
(misal ; susu, buah)
c.
Kafein.
5.
Lindungi area perianal dari iritasi.
Diagnosa
No. 3
Intervensi :
1.
Jelaskan pembatasan diet :
a.
Makanan tinggi serat (sekam & buah
segar).
b.
Makanan tinggi lemak ( susu, makanan
goreng).
c.
Air yang sangat panas atau dingin.
2.
Jelaskan pentingnya mempertahankan
kesimbangan antara masukan cairan oral dan haluaran cairan.
3.
Jelaskan manfaat istirahat dan dorong
untuk istirahat adekuat.
4.
Instruksikan untuk mencuci tangan dan
:
a.
Desinfeksi area permukaan dengan
desinfektan yang mengandung tinggi alkohol.
b.
Rendam peralatan makan dan termometer
dalam larutan alkohol atau gunakan alat pencuci piring untuk peralatan makan.
c.
Tidak mengijinkan menggunkan bersama
alat-alat dengan orang sakit.
5.
Ajarkan klien dan keluarga untuk
melaporkan gejala ini :
b.
Feses berdarah.
No comments:
Post a Comment