ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN LEUKEMIA
Definisi
v Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-sel pembentuk
darah dalam sumsum tulang dan limfa nadi (Reeves, 2001).
v Leukemia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur
dalam jaringan pembentuk darah (Suriadi & Rita Yuliani, 2001).
v Leukimia
adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sum-sum
tulang menggantikan elemen sum-sum tulang normal (Smeltzer, S C and Bare, B.G,
2002 : 248 )
v Leukimia
adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa proliferasio
patologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sum-sum
tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh
yang lain. (Arief Mansjoer, dkk, 2002 : 495)
Etiologi
Penyebab pasti dari leukemia belum diketahui, akan tetapi factor
predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia, adalah :
·
Factor genetic
Virus tertentu menyebabkan terjadinya
perubahan struktur gen (T cell Laukemis-Lhympoma Virus/HLTV)
·
Radiasi : lingkungan kerja, prenatal, pengobatan kanker sebelumnya
·
Obat-obatan imunosupresif, obat-obatan kardiogenik seperti
diethylstilbestrol
·
Factor herediter, misalkan kembar
monozigot
·
Kelainan kromosom misalkan pada
Sindrom Bloom’s, trisomi 21 (Sindrom downs), Trisomi G (Sindrom
Klenilfelter’s), Sindrom Fanconi’s, Kromosom Philadelphia positif,
Telangiektasis ataksia
·
Pemaparan terhadap penyinaran
(radiasi) dan bahan kimia tertentu (misalkan benzene) dan pemakaian obat
antikanker, meningkatkan resiko terjadinya leukemia
·
Orang yang memiliki kelaiann genetic tertentu (misalkan sindrom down’s)
juga lebih peka terhadap leukemia.
Sifat khas leukemia adalah proliferasi tidak teratur atau
akumualsi sel darah putih dalam sumsum tulang, menggantikan elemen sumsum
tulang normal. Juga proliferasi di hati, limpa dan nodus limfe, dan invasi
organ non hematologist, seperti meningens, traktus gastrointestinal, ginjal dan
kulit.
Jenis Leukemia
- Leukemia Mielogenus Akut
AML mengenai sel stem hematopoetik yang kelak berdiferensiasi ke
semua sel Mieloid : monosit, eritrosit, dan trombosit. Semua kelompok usia dapat terkena. Insidensi
meningkat sesuai bertambahnya usia. Merupakan leukemia
nonlimfositik yang paling sering terjadi.
- Leukemia Mielogenus Kronis
CML juga dimasukkan dalam system keganasan
sel stem myeloid. Namun lebih bayak sel normal disbanding bentuk akut, sehingga
penyakit ini lebih ringan. CML jarang menyerang individu dibawah usia 20 tahun.
Manifestasi mirip dengan gambaran AML tetapi tanda dan gejala lebih ringan,
pasien menunjukkan tanda dan gejala bertahun-tahun, peningkatan leukosit kadang
sampai julah yang luar biasa, limpa membesar
- Laukemia Limfositik Akut
(ALL)
ALL dianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast. Sering terjadi
pada anak-anak, laki-laki lebih banyak disbanding perempuan, puncak insiden
usia 4 tahun, setelah usia 5 tahun ALL jarang terjadi. Manifestasi limfosit immature berproliferasi
dala sumsum tulang dan jaringan perifer, sehingga mengganggu perkembangan sel
normal
- Leukemia Limfositik Kronis
CLL merupakan kelainan ringan mengenai
individu usia 50 sampai 70 tahun. Manifestasi klinis pasien tidak menunjukkan
gejala, baru terdiagnosa saat pemeriksaan fisik atau penanganan penyakit lain
Insiden
ALL adalah insiden paling tinggi terjadi pada
anak-anak yang berusia antara 3 dan 5 tahun. Anak perempuan menunjukkan
prognosis yang lebih baik daripada anak laki-laki. Anak kulit hitam mempunyai
frekwensi remisi yang lebih sedikit dan angka kelangsungan hidup rata-rata yang
lebih rendah.
ANLL mencakup 15 % sampai 25 % kasus leukemia
pada anak. Resiko terkena penyakit ini meningkat pada anak yang mempunyai
kelainan kromosom bawaan seperti sindrom down. Lebih sulit dari ALL dalam hal
menginduksi remisi (angka remisi 70 %). Remisinya lebih singkat pada anak-anak
dengan ALL. 50 % anak yang mengalami pencangkokan sumsum tulang memiliki remisi
berkepanjangan (Betz, Cecily L, 2002).
Manifestasi Klinis
Ø
Aktivitas : kelelahan, kelemahan, malaise, kelelahan otot
Ø
Sirkulasi : palpitasi, takikardi, mur-mur jantung, membrane mukosa pucat,
ptekie, memar tanpa sebab
Ø
Eliminasi : diare, nyeri tekan perianal, darah merah terang, feses hitam,
penurunan haluaran urin
Ø
Integritas ego : perasaan tidak berdaya, menarik diri, takut, mudah
terangsang, ansietas
Ø Nutrisi/cairan : anoreksia, muntah, perubahan rasa, faringitis,
penurunan BB, disfagia
Ø Neurosensori : penurunan koordinasi, disorientasi, pusing,
kesemutan, parestesia, aktivitas kejang, otot mudah terangsang
Ø
Nyeri : nyeri abdomen, sakit kepala, nyeri sendi, nyeri tulang, perilaku
hati-hati, gelisah
Ø
Pernafasan : nafas pendek, batuk, dispneu, takipneu, ronkhi, gemericik,
penurunan bunyi nafas
Ø
Keamanan : gangguan penglihatan, perdarahan spontan tidak terkontrol,
demam, infeksi, kemerahan, purpura, pembesaran nodus limfe
Ø Seksualitas : perubahan libido,
perubahan menstruasi, impotensi, menoragia
Ø Lymphadenopati
Ø Hepatosplenomegali
Patofisiologi
- Normalnya tulang marrow diganti dengan tumor yang
malignan, imaturnya sel blast. Adanya proliferasi sel blast, produksi
eritrosit dan platelet terganggu sehingga akan menimbulkan anemia dan
trombositopenia
- System retikuloendotelial akan terpengaruh dan
menyebabkan gangguan system pertahanan tubuh dan mudah mengalami infeksi
- Manifestasi akan tampak pada gambaran gagalnya bone
marrow dan infiltrasi organ, system saraf pusat, gangguan pada nutrisi dan
metabolisme. Depresi sumsum tulang berdampak pada penurunan leukosit,
aritrosit, factor pembekuan dan peningkatan tekanan jaringan
- Adanya infiltrasi pada ekstra meduler akan berakibat
terjadinya pembesaran hati, limfe, nodus limfe, dan nyeri persendian
(Suriadi & Yuliani R, 2001)
Pemeriksaan laboratorium &
Diagnostik
v Hitung darah lengkap (CBC)
Anak dengan CBC < 10.000/mm3
saat didiagnosis memiliki prognosis paling baik. Jumlah leukosit > 50.000/mm3
adalah tanda prognosis kurang baik pada anak sembarang umur
v
Pungsi lumbal untuk mengkaji keterlibatan system saraf pusat
v
Foto thorax untuk mendeteksi keterlibatan mediastinum
v Aspirasi sumsum tulang
Ditemukan 25 % sel blas memperkuat diagnosis
v
Pemindaian tulang atau survey kerangka untuk mengkaji keterlibatan tulang
v
Pemindaian hati, ginjal, limpa untuk mengkaji infiltrasi leukemik
v Jumlah trombosit menunjukkan kapasitas pembekuan
(Betz, Cecily L, 2002)
Pemeriksaan penunjang :
·
Hitung darah lengkap : menunjukkan normositik, anemia normositik
·
Hemoglobulin : dapat kurang dari 10 gr/100 ml
·
Retikulosit : jumlah biasanya rendah
·
Trombosit : sangat rendah (<
50.000/mm)
·
SDP : mungkin > 50.000/cm dengan peningkatan SDP immature
·
PTT : memanjang
·
LDH : mungkin meningkat
·
Asam urat serum : mungkin meningkat
·
Muramidase serum : pengikatan pada
leukemia monositik akut dan mielomonositik
·
Copper serum : meningkat
·
Zink serum : menurun
·
Foto dada dan biopsy nodus limfe :
dapat mengindikasikan derajat keterlibatan
Penatalaksanaan Medis
Protocol pengobatan bervariasi sesuai
jenis leukemia dan jenis obat yang diberikan pada anak.
1.
Irradiasi cranial
2.
Pelaksanaan kemoterapi
Terdapat 3 fase pelaksanaan kemoterapi :
a.
Fase induksi
Dimulai 4-6 minggu setelah diagnosa ditegakkan.
Pada fase ini diberikan terapi kortikosteroid (prednisone),
vincristin dan L-asparaginase. Fase ini dinyatakan berhasil jika tanda-tanda
penyakit berkurang atau tidak ada dan dalam sumsum tulang ditemukan jumlah sel
muda kurang dari 5 %
b.
Fase profilaksis system saraf pusat
Pada fase ini diberikan terapi methotrexate, cytarabine dan
hydrocortisone melalui intrathecal untuk mencegah invasi sel leukemia ke otak.
Terapi irradiasi cranial dilakukan hanya pada pasien leukemia yang mengalami
gangguan system saraf pusat
c.
Konsolidasi
Pada fase ini kombinasi pengobatan dilakukan untuk mempertahankan
remisi dan mengurangi jumlah sel-sel leukemia yang beredar dalam tubuh. Secara
berkala, mingguan atau bulanan dilakukan pemeriksaan darah lengkap untuk menilai
respon sum-sum tulang terhadap pengobatan. Jika terjadi supresi sumsum tulang, maka
pengobatan dihentikan sementara atau dosis obat dikurangi.
Beberapa obat yang dipakai untuk leukemia
anak-anak adalah :
ü Prednisone : antiinflamasi
ü Vinkristin : antineoplastik
ü Asparginase : menurunkan kadar asparagin (asam amino untuk
pertumbuhan tumor)
ü Metrotreksat : antimetabolit
ü Merkaptopurin
ü Sitarabin : menginduksi remisi pada pasien dengan leukemia
granulositik kronik akut
ü Alopurinol
ü Siklofosfamid : anti tumor kuat
ü Daunorubisin : menghambat pembelahan sel selama pengobatan
leukemia akut
(Betz, Cecily L, 2002)
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
·
Riwayat penyakit : pengobatan kanker
sebelumnya
·
Riwayat keluarga : adanya gagguan
hematologist, adanya factor herediter (mis : kembar monozigot)
·
Kaji tanda-tanda anemia : pucat,
kelemahan, sesak, nafas cepat
·
Kaji tanda-tanda leucopenia : demam,
infeksi
·
Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia : ptechie, purpura, perdarahan
membrane mukosa
·
Kaji tanda-tanda invasi ekstramedular
: limfadenopati, hepatomegali, splenomegali
·
Kaji adanya pembesaran testis
·
Kaji adanya : hematuria, hipertensi, gagl ginjal, inflamasi sekitar
rectal
·
Nyeri
(Suriadi, R & Rita Yuliani, 2001)
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut Wong, D.L (2004) diagnosa pada anak dengan leukemia adalah
:
- Resiko infeksi b.d penurunan system pertahanan
- Intoleransi aktivitas b.d kelemahan akibat anemia
- Resiko terhadap cedera :
perdarahan b.d penurunan jumlah trombosit
- Resiko tinggi kekurangan
volume cairan b.d mual & muntah
- Perubahan membrane mukosa
mulut : stomatitis b.d efek samping kemoterapi
- Perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan b.d anoreksia, malaise, mual & muntah, efek samping
kemoterapi dan atau stomatitis
- Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d efek fisiologis
dari leukemia
- Kerusakan integritas kulit b.d pemberian agens
kemoterapi, radioterapi, imobilitas
- Gangguan citra tubuh b.d alopesia atau
perubahan penampilan
- Perubahan proses keluarga b.d anak menderita
leukemia
- Antisipasi berduka b.d perasaan potensial kehilangan
anak
3. Intervensi Keperawatan
Resiko
infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh
Tujuan : Anak tidak mengalami gejala-gejala infeksi
Intervensi :
v Pantau suhu dengan teliti
Rasional : untuk mendeteksi kemungkinan infeksi
v Tempatkan anak dalam ruangan khusus
v Rasional : untuk meminimalkan terpaparnya anak dari
sumber infeksi
v Anjurkan semua pengunjung dan staff rumah sakit untuk
menggunakan teknik mencuci tangan dengan baik
v Rasional : untuk meminimalkan pajanan pada organisme
infektif
v Gunakan teknik aseptik yang cermat untuk semua prosedur
invasif
Rasional : untuk mencegah kontaminasi silang/menurunkan resiko infeksi
Rasional : untuk mencegah kontaminasi silang/menurunkan resiko infeksi
v Evaluasi keadaan anak terhadap tempat-tempat munculnya
infeksi seperti tempat penusukan jarum, ulserasi mukosa, dan masalah gigi
v Rasional : untuk intervensi dini penanganan infeksi
v Inspeksi membran mukosa mulut. Bersihkan mulut dengan
baik
v Rasional : rongga mulut adalah medium yang baik untuk
pertumbuhan organisme
v Berikan periode istirahat tanpa gangguan
v Rasional : menambah energi untuk penyembuhan dan regenerasi
seluler
v Berikan diet lengkap nutrisi sesuai usia
v Rasional : untuk mendukung pertahanan alami tubuh
v Berikan antibiotik sesuai ketentuan
v Rasional : diberikan sebagai profilaktik atau mengobati
infeksi khusus
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan akibat anemia
Tujuan
: terjadi peningkatan toleransi aktifitas
Intervensi
:
v Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan ketidakmampuan
untuk berpartisipasi dala aktifitas sehari-hari
Rasional : menentukan derajat dan efek ketidakmampuan
v Berikan lingkungan tenang dan perlu istirahat tanpa
gangguan
Rasional : menghemat energi untuk aktifitas dan
regenerasi seluler atau penyambungan jaringan
v Kaji kemampuan untuk berpartisipasi pada aktifitas yang
diinginkan atau dibutuhkan
Rasional : mengidentifikasi kebutuhan individual dan
membantu pemilihan intervensi
v Berikan bantuan dalam aktifitas sehari-hari dan ambulasi
Rasional : memaksimalkan sediaan energi untuk tugas
perawatan diri
Resiko terhadap cedera/perdarahan yang
berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit
Tujuan
: klien tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan
Intervensi
:
v Gunakan semua tindakan untuk mencegah perdarahan
khususnya pada daerah ekimosis
Rasional : karena perdarahan memperberat kondisi anak
dengan adanya anemia
v Cegah ulserasi oral dan rektal
Rasional : karena kulit yang luka cenderung untuk
berdarah
v Gunakan jarum yang kecil pada saat melakukan injeksi
Rasional : untuk mencegah perdarahan
v Menggunakan sikat gigi yang lunak dan lembut
Rasional : untuk mencegah perdarahan
v Laporkan setiap tanda-tanda perdarahan (tekanan darah
menurun, denyut nadi cepat, dan pucat)
Rasional : untuk memberikan intervensi dini dalam
mengatasi perdarahan
v Hindari obat-obat yang mengandung aspirin
Rasional : karena aspirin mempengaruhi fungsi trombosit
v Ajarkan orang tua dan anak yang lebih besar ntuk
mengontrol perdarahan hidung
Rasional : untuk mencegah perdarahan
Resiko tinggi kekurangan volume cairan
berhubungan dengan mual dan muntah
Tujuan
: - Tidak terjadi kekurangan volume cairan
- Pasien
tidak mengalami mual dan muntah
Intervensi :
v Berikan
antiemetik awal sebelum dimulainya kemoterapi
Rasional
: untuk mencegah mual dan muntah
v Berikan
antiemetik secara teratur pada waktu dan program kemoterapi
Rasional
: untuk mencegah episode berulang
v Kaji
respon anak terhadap anti emetic
Rasional
: karena tidak ada obat antiemetik yang secara umum berhasil
v Hindari
memberikan makanan yang beraroma menyengat
Rasional
: bau yang menyengat dapat menimbulkan mual dan muntah
v Anjurkan
makan dalam porsi kecil tapi sering
Rasional
: karena jumlah kecil biasanya ditoleransi dengan baik
v Berikan
cairan intravena sesuai ketentuan
Rasional
: untuk mempertahankan hidrasi
Perubahan membran mukosa mulut :
stomatitis yang berhubungan dengan efek samping agen kemoterapi
Tujuan
: pasien tidak mengalami mukositis oral
Intervensi
v Inspeksi mulut setiap hari untuk adanya ulkus oral
Rasional : untuk mendapatkan tindakan yang segera
v Hindari mengukur suhu oral
Rasional : untuk mencegah trauma
v Gunakan sikat gigi berbulu lembut, aplikator berujung
kapas, atau jari yang dibalut kasa
Rasional : untuk menghindari trauma
v Berikan pencucian mulut yang sering dengan cairan salin
normal atau tanpa larutan bikarbonat
Rasional : untuk menuingkatkan penyembuhan
v Gunakan pelembab bibir
Rasional : untuk menjaga agar bibir tetap lembab dan
mencegah pecah-pecah (fisura)
v Hindari penggunaan larutan lidokain pada anak kecil
Rasional : karena bila digunakan pada faring, dapat
menekan refleks muntah yang mengakibatkan resiko aspirasi dan dapat menyebabkan
kejang
v Berikan
diet cair, lembut dan lunak
Rasional
: agar makanan yang masuk dapat ditoleransi anak
v Inspeksi
mulut setiap hari
Rasional
: untuk mendeteksi kemungkinan infeksi
v Dorong
masukan cairan dengan menggunakan sedotan
Rasional
: untuk membantu melewati area nyeri
v Hindari
penggunaa swab gliserin, hidrogen peroksida dan susu magnesia
Rasional
: dapat mengiritasi jaringan yang luka dan dapat membusukkan gigi, memperlambat
penyembuhan dengan memecah protein dan dapat mengeringkan mukosa
v Berikan
obat-obat anti infeksi sesuai ketentuan
Rasional
: untuk mencegah atau mengatasi mukositis
v Berikan
analgetik
Rasional
: untuk mengendalikan nyeri
Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia, malaise,
mual dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau stomatitis
Tujuan : pasien mendapat nutrisi
yang adekuat
Intervensi :
v Dorong
orang tua untuk tetap rileks pada saat anak makan
Rasional
: jelaskan bahwa hilangnya nafsu makan adalah akibat langsung dari mual dan
muntah serta kemoterapi
v Izinkan
anak memakan semua makanan yang dapat ditoleransi, rencanakan unmtuk
memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan anak meningkat
Rasional
: untuk mempertahankan nutrisi yang optimal
v Berikan
makanan yang disertai suplemen nutrisi gizi, seperti susu bubuk atau suplemen
yang dijual bebas
Rasional
: untuk memaksimalkan kualitas intake nutrisi
v Izinkan
anak untuk terlibat dalam persiapan dan pemilihan makanan
Rasional
: untuk mendorong agar anak mau makan
v Dorong
masukan nutrisi dengan jumlah sedikit tapi sering
Rasional : karena jumlah yang kecil biasanya ditoleransi
dengan baik
v Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya
nutrient
Rasional : kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan
begitu juga cairan untuk menghilangkan produk sisa suplemen dapat memainkan
peranan penting dalam mempertahankan masukan kalori dan protein yang adekuat
v Timbang BB, ukur TB dan ketebalan lipatan kulit trisep
Rasional : membantu dalam mengidentifikasi malnutrisi
protein kalori, khususnya bila BB dan pengukuran antropometri kurang dari normal
Nyeri yang berhubungan dengan efek
fisiologis dari leukemia
Tujuan
: pasien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai tingkat yang dapat
diterima anak
Intervensi
:
v Mengkaji tingkat nyeri dengan skala 0 sampai 5
Rasional : informasi memberikan data dasar untuk
mengevaluasi kebutuhan atau keefektifan intervensi
v Jika mungkin, gunakan prosedur-prosedur (misal pemantauan
suhu non invasif, alat akses vena
Rasional : untuk meminimalkan rasa tidak aman
v Evaluasi efektifitas penghilang nyeri dengan derajat
kesadaran dan sedasi
Rasional : untuk menentukan kebutuhan perubahan dosis. Waktu
pemberian atau obat
v Lakukan
teknik pengurangan nyeri non farmakologis yang tepat
Rasional
: sebagai analgetik tambahan
v Berikan
obat-obat anti nyeri secara teratur
Rasional
: untuk mencegah kambuhnya nyeri
Kerusakan
integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens kemoterapi, radioterapi,
imobilitas
Tujuan : pasien mempertahankan
integritas kulit
Intervensi :
v Berikan
perawatan kulit yang cemat, terutama di dalam mulut dan daerah perianal
Rasional
: karena area ini cenderung mengalami ulserasi
v Ubah
posisi dengan sering
Rasional
: untuk merangsang sirkulasi dan mencegah tekanan pada kulit
v Mandikan
dengan air hangat dan sabun ringan
Rasional : mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi
kulit
v Kaji kulit yang kering terhadap efek samping terapi
kanker
Rasional : efek kemerahan atau kulit kering dan pruritus,
ulserasi dapat terjadi dalam area radiasi pada beberapa agen kemoterapi
v Anjurkan pasien untuk tidak menggaruk dan menepuk kulit
yang kering
Rasional : membantu mencegah friksi atau trauma kulit
v Dorong masukan kalori protein yang adekuat
Rasional : untuk mencegah keseimbangan nitrogen yang
negatif
v Pilih
pakaian yang longgar dan lembut diatas area yang teradiasi
Rasional
: untuk meminimalkan iritasi tambahan
Gangguan
citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan cepat pada penampilan
Tujuan : pasien atau keluarga
menunjukkan perilaku koping positif
Intervensi :
v Dorong
anak untuk memilih wig (anak perempuan) yang serupa gaya dan warna rambut anak
sebelum rambut mulai rontok
Rasional
: untuk membantu mengembangkan penyesuaian rambut terhadap kerontokan rambut
v Berikan
penutup kepala yang adekuat selama pemajanan pada sinar matahari, angin atau
dingin
Rasional
: karena hilangnya perlindungan rambut
v Anjurkan
untuk menjaga agar rambut yang tipis itu tetap bersih, pendek dan halus
Rasional
: untuk menyamarkan kebotakan parsial
v Jelaskan
bahwa rambut mulai tumbuh dalam 3 hingga 6 bulan dan mungkin warna atau
teksturnya agak berbeda
Rasional
: untuk menyiapkan anak dan keluarga terhadap perubahan penampilan rambut baru
v Dorong
hygiene, berdan, dan alat alat yang sesuai dengan jenis kelamin , misalnya wig,
skarf, topi, tata rias, dan pakaian yang menarik
Rasional
: untuk meningkatkan penampilan
Perubahan
proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita leukemia
Tujuan : pasien atau keluarga
menunjukkan pengetahuan tentang prosedur diagnostik atau terapi
Intervensi :
v Jelaskan alasan setiap prosedur yang akan dilakukan pda
anak
Rasional : untuk meminimalkan kekhawatiran yang tidak
perlu
v Jadwalkan waktu agar keluarga dapat berkumpul tanpa
gangguan dari staff
Rasional : untuk mendorong komunikasi dan ekspresi
perasaan
v Bantu keluarga merencanakan masa depan, khususnya dalam
membantu anak menjalani kehidupan yang normal
Rasional : untuk meningkatkan perkembangan anak yang
optimal
v Dorong keluarga untuk mengespresikan perasaannya mengenai
kehidupan anak sebelum diagnosa dan prospek anak untuk bertahan hidup
Rasional : memberikan kesempatan pada keluarga untuk
menghadapi rasa takut secara realistis
v Diskusikan bersama keluarga bagaimana mereka memberitahu
anak tentang hasil tindakan dan kebutuhan terhadap pengobatan dan kemungkinan
terapi tambahan
Rasional : untuk mempertahankan komunikasi yang terbuka
dan jujur
v Hindari untuk menjelaskan hal-hal yang tidak sesuai
dengan kenyataan yang ada
Rasional : untuk mencegah bertambahnya rasa khawatiran
keluarga
Antisipasi berduka berhubungan dengan
perasaan potensial kehilangan anak
Tujuan
: pasien atau keluarga menerima dan mengatasi kemungkinan kematian anak
Intervensi
:
v Kaji tahapan berduka terhadap anak dan keluarga
Rasional : pengetahuan tentang proses berduka memperkuat
normalitas perasaan atau reaksi terhadap apa yang dialami dan dapat membantu
pasien dan keluarga lebih efektif menghadapi kondisinya
v Berikan kontak yang konsisten pada keluarga
Rasional : untuk menetapkan hubungan saling percaya yang
mendorong komunikasi
v Bantu keluarga merencanakan perawatan anak, terutama pada
tahap terminal
Rasional : untuk meyakinkan bahwa harapan mereka
diimplementasikan
v Fasilitasi anak untuk mengespresikan perasaannya melalui
bermain
Rasional : memperkuat normalitas perasaan atau reaksi
terhadap apa yang dialami
5.Implementasi
Implementasi
keperawatan adalah pelaksanaan dari perencanaan keperawatan yang telah dibuat
untuk mencapai hasil yang efektif. Dalam pelaksanaan implementasi keperawatan,
penguasaan keterampilan dan pengetahuan harus dimiliki oleh setiap perawat
sehingga pelayanan yang diberikan baik mutunya. Dengan demikian tujuan dari
rencana yang telah ditentukan dapat tercapai (Wong. D.L.2004:hal.331).
6.Evaluasi
Menurut
Wong. D.L, (2004 hal 596-610) hasil yang diharapkan pada klien dengan leukemia
adalah :
1. Anak
tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi
2. Berpartisipasi
dalam aktifitas sehari-sehari sesuai tingkat kemampuan, adanya laporan
peningkatan toleransi aktifitas.
3. Anak
tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan.
4. Anak
menyerap makanan dan cairan, anak tidak mengalami mual dan muntah
5. Membran
mukosa tetap utuh, ulkus menunjukkan tidak adanya rasa tidak nyaman
6. Masukan
nutrisi adekuat
7. Anak
beristirahat dengan tenang, tidak melaporkan dan atau menunjukkan bukti-bukti
ketidaknyamanan, tidak mengeluhkan perasaan tidak nyaman.
8. Kulit
tetap bersih dan utuh
9. Anak
mengungkapkan masalah yang berkaitan dengan kerontokan rambut, anak membantu
menentukan metode untuk mengurangi efek kerontokan rambut dan menerapkan metode
ini dan anak tampak bersih, rapi, dan berpakaian menarik.
10. Anak dan
keluarga menunjukkan pemahaman tentang prosedur, keluarga menunjukkan
pengetahuan tentang penyakit anak dan tindakannya. Keluarga mengekspresikan
perasaan serta kekhawatirannya dan meluangkan waktu bersama anak.
11. Keluarga
tetap terbuka untuk konseling dan kontak keperawatan, keluarga dan anak
mendiskusikan rasa takut, kekhawatiran, kebutuhan dan keinginan mereka pada
tahap terminal, pasien dan keluarga mendapat dukungan yang adekuat.
No comments:
Post a Comment