Mengenal
Bangunan Kuno Stonehenge di Inggris
Sumber: Riana, Deny.Jelajah Sains Populer Keliling Dunia. Surabaya: CV Al Maktabah.
Stonehenge
adalah monumen unik, berupa sekumpulan batu yang berdiiri melingkar.
Bangunan ini
merupakan monumen prasejarah paling terkenal di Inggris. Letaknya di Dataran
Salisbury, wilayah Wiltshire, Inggris, atau sekitar 137 km di sebelah barat
daya London.
Sesungguhnya,
Stonehenge lebih dari sekedar kumpulan batu karena bangunan ini seperti nya
dibuat dengan pola tertentu. Kalau dilihat dari ketinggian, batu-batu itu tampak melingkar
dalam beberapa lapis.
Di
bagian dalam, ada lingkaran yang lebih kecil, sedangkan di bagian utama monumen
terdapat trilithons, yaitu bangunan berupa dua pilar batu dengan sebuah
batu terlentang di atasnya yang mirip dengan pola tapal kuda.
Di samping
itu, ada pula batu-batu yang lebih kecil yang juga berbentuk tapal kuda.
Ada juga
henge atau parit dan pingggiran sungai yang mengelilingi lingkaran batu itu.
Menurut
penelitian, Stonehenge ini dibangun sekitar 5000 tahun yang lalu.
Monumen tersebut
dibangun dalam tiga tahap selama hampir 2000 tahun pada periode antara 3000
Sebelum Masehi dan 1400 Sebelum Masehi.
Satu
lingkaran terdiri atas 80 batu biru. Sebagian batu biru di
Stonehenge ini diperkirakan berasal dari Pegunungan Presely di Wales
Stonehenge, Whitshire, Inggris. Untuk membawnya, mereka menyeret satu per satu batu besar itu ke
tempat tersebut. Padahal, sebuah batu saja beratnya bisa empat ton, dengan tinggi
sekitar dua atau tiga meter. Tak heran, jika proses pembangunannya memakan waktu yang sangat
lama. Bisa
dibayangkan, bukan? Bagaiman batu seberat itu diangkat tanpa peralatan
teknologi tinggi seperti saat ini.
Lalu,
untuk apa Stonehenge dibangun dan siapa yang membangunnya sehinggga mereka rela
bersusah payah memindahkan batu-batu yang sedemikian berat itu?
Apabila
diperhatikan, jajaran batu yang menghadap ke arah sinar matahari terbit akan
terlihat sangat indah ketika matahari berada pada jarak yang paling jauh dari
garis khatulistiwa. Oleh karena itu, ada yang mengatakan bahwa Stonehenge dipakai
untuk pemujaan terhadap matahari.
Dengan
pola seperti itu pula, ada juga peneliti yang menyatakan bahwa Stonehenge dibuat
sebagai alat untuk menentukan posisi matahari guna menentukan panjang tahun
secara tepat. Boleh dibilang, ini bukti ketertarikan orang-orang di masa
Neolitikum dan pengetahuan mereka pada astronomi.
Di
pihak lain, Stonehenge juga pernah dianggap sebagai tempat pendaratan makhluk
dari luar angkasa, bahkan beberapa orang mengaku melihat UFO (Unidentified
Flying Object) di tempat itu.
Namun,
penemuan sejumlah arkeolog Inggris ketika tengah mempelajari Stonehenge menunjukkan bahwa bangunan oleh sekelompok orang
yang tinggal di dekat situs tersebut.
Para
arkeolog menemukan satu kampung yang hanya terdiri atas beberapa rumah kecil
dan kemungkinan merupakan tempat tinggal para kuli bangunan yang mendirikan
monumen megalitik terbesar di Inggris Selatan itu.
Perumahan
kuno itu terletak di sebuah situs yang disebut Dinding Durrington.
Letaknya sekitar
3,2 kilometer dari Stonehenge. Di sana juga terdpat versi kayu dari lingkaran batu Stonehenge.
Penghitung
waktu karbon (cara menghitung umur sebuah benda) menunjukkan bahwa kampung
tersebut berasal dari tahun 2600 Sebelum Masehi, hampir bersmaan dengan periode
pembangunan Stonehenge.
Para
ilmuwan memperkirakan Dinding Durrington adalah tempat pemungkiman dan
Stonehenge adalah kuburan serta semacam tugu peringatan karena di situ
ditemukan sisa jenazah yang dibakar.
Arkeolog
menduga perkampungan yang cukup besar itu didiamisecara musiman, sebagai lokasi
pesta ritual dan upacara pemakaman. Mereka percaya Stonehenge dan Durrington membentuk kompleks
religius yang dipakai untuk ritual pemakaman.
Akan
tetapi, sejumlah arkeolog meragukan usia situs itu karena Stonehenge telah
beberapa kali direnovasi. Beberapa bagian pernah di gali dan dipendam lagi dalam berbagai
riset sehingga sulit menentukan kapan bentuk aslinya di bangun.
Hingga
saat ini, Stonehenge memang masih penuh misteri. Tampaknya, para ilmuwan
masih terus bekerja keras untuk menyingkap misteri di balik batu besar itu.
Sayangnya,
erosi, waktu dan gangguan dari manusia banyak merusk monumen.
Hasilnya,
banyak batu yang tumpul.
Pada
awal abad ke 20, kebanyakan batu itu tidak lagi tegak berdiri.
Hal
tersebut kemungkinan disebabkan karena
banyaknya wisatawan yang telah memanjat Stonehenge karena rasa ingin tahu.
Sejak itu,
telah dilakukan tiga tahap renovasi untuk menegakkan kembali batu yang miring
atau terbalik. Secara tidak langsung, ini berarti bentuk Stonehenge tidak lagi
asli seperti aslinya. Sebaliknya, sebagaimana peninggalan sejarah lain, tahap renovasi
telah dilakukan. Selanjutnya, tempat ini masuk dalam daftar Warisn Dunia UNESCO
pada tahun 1896.
No comments:
Post a Comment