Friday, June 19, 2020

Asuhan Keperawatan dengan Anemia Aplastik

Asuhan Keperawatan dengan Anemia Aplastik

Sumber:

Fakultas Kedokteran UI. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapcus

Suparman & Waspadji. 2003. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta. Balai Penerbit FKUI


Arif Muttaqin. 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular dan Hematologi. Salemba Medika




BAB I
PENDAHULUAN

1.    Konsep Dasar Penyakit
a.    Pengertian
Anemia aplastik merupakan keadaan yang disebabkan berkurangnya sel hematopoetik dalam darah tepi seperti eritrosit, leukosit dan trombosit sebagai akibat terhentinya pembentukan sel hematopoetik dalam sumsum tulang. (Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI.2005.Hal:451)
Anemia aplastik adalah anemia yang disebabkan terhentinya pembuatan sel darah oleh sumsum tulang (kerusakan susum tulang).
     Anemia aplastik merupakan keadaan yang disebabkan oleh penurunan pada prekusor sel-sel dalam sumsum tulang dan penggantian sumsum dengan lemak
      Anemia aplastik adalah keadaan yang disebabkan berkurangnya sel hematopoetik dalam darah tepi seperti eritrosit, leukosit dan trombosit akibat terhentinya pembentukan sel hemopoetik dalam sumsum tulang ( Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2)
b.    Etiologi
Anemia aplastik sering diakibatkan oleh radiasi dan paparan bahan kimia. Akan tetapi, kebanyakan pasien penyebabnya adalah idiopatik, yang berarti penyebabnya tidak diketahui. Anemia aplastik dapat juga terkait dengan infeksi virus dan penyakit lain.
Klasifikasi faktor penyebab Anemia Aplastik :
1.    Faktor congenital : sindrom fanconi yang biasanya disertai kelainan bawaan lain seperti mikrosefali, strabismus, anomali jari, kelainan ginjal dan lain sebagainya.
2.    Faktor didapat
a.    Bahan Kimia : Benzena, Insektisida, Senyawa Aa, Au, Pb.
b.    Obat : Kloramfenikol, Mesantoin (antikolvusan), Pribenzamin (antihistamin), obat sitostatiska (myleran, methrotrexate, TEM, vincristine, rubidomycine dan sebagainya), obat anti tumor (nitogen mustard), anti microbial.
c.    Radiasi : sinar roengten, radioaktif.
d.    Faktor individu : alergi terhadap obat, bahan kimia dan lain – lain.
e.    Infeksi: tuberculosis milier, hepatitis dan lain – lain
f.     Penyakit ginjal, gangguan endokrin, dan idiopatik.

c.    Manifestasi Klinis
   Tanda gejala yang dialami pada penderita anemia aplastik
a.    Lemah dan mudah lelah
b.    Granulositopenia dan leukositopenia menyebabkan lebih mudah terkena infeksi
c.    Trombositopenia menimbulkan perdarahan mukosa dan kulit (ekimosis)
d.    Pucat dan pusing
e.    Anoreksia
f.     Peningkatan tekanan sistolik, takikardia
g.    Penurunan pengisian kapiler
h.    Sesak, demam, purpura
i.      Peteqie
j.      Hepatosplenomegali, limfadenopati

d.    Penatalaksanaan
Secara garis besar terapi untuk anemia aplastik terdiri dari atas beberapa terapi sebagai berikut :
1.Terapi Kausal
Terapi kausal adalah usaha untuk menghilangkan agen penyebab. Hindarkan pemaparan lebih lanjut terhadap agen penyebab yang tidak diketahui. Akan tetapi, hal ini sulit dilakukan karena etiologinya tidak jelas atau penyebabnya tidak dapat dikoreksi.
2.Terapi Suportif
Terapi suportif bermanfaat untuk mengatasi kelainan yang timbul akibat pansitopenia. Adapun bentuk terapi adalah sebagai berikut:
a. untuk mengatasi infeksi
      1. Hygiene mulut
      2. Identifikasi sumber infeksi serta pemberian antibiotik yang tepat dan akurat.
      3. Transfusi granulosit konsertat di berikan pada sepsis berat.
 b. Usaha untuk mengatasi anemia
Berikan tranfusi packet red cell (PRC) jika hemoglobin <7 gr/dL tanda payah jantung atau anemia yang sangat simptomatik. Koreksi Hb sebesar 9-10 g% tidak perlu sampai normal karena akan menekan eritropoesis internal.


c. Usaha untuk mengatasi perdarahan
Berikan transfusi konsertat trombosit jika terdapat pendarahan mayor atau trombosit < 20.000/mm3
3. Terapi untuk memperbaiki fungsi sumsung tulang
     Obat untuk merangsang fungsi sumsung tulang adalah sebagai berikut :
a. Anabolik steroid , dapat diberikan oksimetolon atau stanal dengan dosis 2-3 mg/kgBB/hari. Efek terapi tampak setelah 6-8 minggu. Efek samping yang dialami berupa virilisasi dan gangguan fungsi hati.
b. Kortikosteroid dosis rendah sampai menengah
c. GM-CSF atau G-CSF dapat diberikaan untuk meningkatkan jumlah neutrofil
4. Terapi Definitif
                        Terapi Definitif merupakan terapi yang dapat memberikan kesembuhan jangka panjang. Terapi Definitif untuk anemia aplastik terdiri atas dua jenis pilihan sebagai berikut :
                        a.Terapi imunosupresif
1. Pemberian anti-lymphocyte globuline (ALG) atau anti-thymocyte globuline (ATG) dapat menekan proses immunologis.
2.  Terapi Imunosupresif lain yaitu pemberian metilprednison dosis tinggi.
                         b. Transplanstasi sumsum tulang
Transplanstasi sumsum tulang merupakan terapi definitif yang memberikan   harapan kesembuhan, tetapi biayanya mahal.












2.    WOC (Pohon Masalah)
idiopatik
Pengaruh obat (factor sekunder
Factor kongenital
Disfungsi Sumsum Tulang Belakang
Penurunan Sel darah (pansitopenia)
Eritrositopenia
granulositopenia
Trombositopenia
HCO2
Penurunan Sel O2
Lemah, pucat, takikardia, dispnea
Gangguan nutrisi
Gangguan aktivitas
Pola nafas tidak efektif
Fagosit menurun
Limposit menurun
Badan panas, suhu tubuh meningkat, infeksi lain
Infeksi / proses inflamasi
Perdarahan kulit
Petekie, ekimosis
Deficit volume cairan
Resiko cedera
 































BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A.   Pengkajian
1.    Anamnesa
a.    Identitas Klien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang dipakai, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, no. register, tanggal MRS, diagnosa medis.
b.    Riwayat Penyakit Sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari anemia yang nantinya membantu dalam membuat rencana tindakan terhadap klien. Ini bisa berupa kronologi terjadinya penyakit
c.    Riwayat Penyakit Dahulu
Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab anemia aplastik, serta penyakit yang pernah diderita klien sebelumnya yang dapat memperparah keadaan klien dan menghambat proses penyembuhan.
d.    Riwayat Penyakit Keluarga
Penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit anemia merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya anemia, sering terjadi pada beberapa keturunan, dan anemia aplastik yang cenderung diturunkan secara genetik.

2.   Pemeriksaan Fisik
a. Aktivitas / Istirahat
       Gejala :
1.    Keletihan kelemahan, malaise umum
2.    Kehilangan produktivitas : penurunan semangat untuk bekerja
3.    Toleransi terhadap latihan rendah
4.    Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak
Tanda :
1.    Takikardia atau takipnea :  dispnea, pada bekerja atau istirahat
2.    Letargi, menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya
3.    Kelemahan otot dan penurunan kekuatan
4.    Ataksia, tubuh tidak tegak



b.   Sirkulasi
       Gejala :
1.    Riwayat kehilangan darah kronis, mis : perdarahan GI kronis
2.    Riwayat endokarditis kronis
3.    Palpitasi (takikardia kompensasi)
Tanda :
1.    TD:peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi melebar : hipotensi postural
2.    Disritmia ; abnormalitas EKG, misal, deperesi segmen ST dan pendataran atau depresi gelombang T; takikardia
3.    Ektremitas (warna) : pucat pada kulit dan membran mukosa (konjungtiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan ; pada pasien kulit hitam , pucat dapat tampak sebagai keabu-abuan); kulit seperti berlilin, pucat (aplastik, AP)
4.    Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke perifer dan vasokontriksi kompensasi)
5.    Kuku : mudah patah, berbentuk seperti sendok (koiloinika)
6.    Rambut : kering, mudah putus, menipis ; tumbuh uban secara premature

c.   Integritas Ego
Gejala : Keyakinan agama atau budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, missal ; penolakan transfuse darah
Tanda : Depresi

d.   Eliminasi
            Gejala : Riwayat pielonefritis, gagal ginjal.
                         Hematemesis, feses dengan darahsegar melena.
                         Diare atau Konstipasi
                         Penurunan haluaran urine
            Tanda : Distensi Abdomen

e.   Makanan / cairan
            Gejala :  Penurunan masukan diet
                          Nyeri mulut atau lidah,kesulitan menelan (ulkus dan faring)
                          Mual muntah,dyspepsia, anoreksia
                          Adanya penurunan berat badan
            Tanda :  Lidah tampak merah daging/ halus
                          Membran mukosa kering ; pucat
                          Turgor kulit : buruk, kering, tampak kisut atau hilang elastisitasnya
                          Stomatitis dan glositis
                          
f.    Neurosensori
            Gejala: Sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidakmampuan berkonsentrasi, insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata.
Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah ; parastesia tangan atau kaki ; klaudikasi sensasi menjadi dingin.
            Tanda : Peka rangsang, gelisah, depresi, cenderung tidur, apatis
                                     Mental : tak mampu berespons lambat dan dangkal
                                     Oftalmik : hemoragis retina
                                     Epistaksis, perdarahan dari lubang-lubang
                                Gangguan koordinasi, ataksia : penurunan rasa getar dan posisi, tanda
                                Romberg positif, paralisis.

g.  Nyeri/kenyamanan
                               Gejala : Nyeri abdomen samar, sakit kepala

h. Pernapasan
            Gejala : Riwayat TB, Abses paru. Napas pendek, pada istirahat dan aktivitas
            Tanda : Takipnea, ortopnea, dan dispnea

i.Keamanan
Gejala :
1.    Riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia, missal ; benzene, insektisida, fenilbutazon, naftalen.
2.    Riwayat terpajan pada radiasi baik sebagai pengobatan atau kecelakaan.
3.    Riwayat kanker,terapi kanker.
4.    Tidak toleran terhadp dingin atau panas.
5.    Tranfusi darah sebelumnya.
6.    Gangguan penglihatan.
7.    Penyembuhan luka buruk,sering infeksi.
Tanda :
1.    Demam rendah, menggigil,berkeringat malam.
2.    Limfadenopati umum.
3.    Petekiie dan ekimosis.

J. Sexualitas
       Gejala :
1.    Perubahan aliran menstruasi missal: menoragia atau amenore.
2.    Hilang libido (pria dan wanita).
3.    Impoten.
Tanda             :
1.    Servik dan dinding vagina pucat

K. Hyegiene
Tanda             : kurang bertenaga,penampilan tak rapi

L. Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala             :
1.    Kecenderungan keluarga untuk anemia (DB/AP)
2.    Penggunaan antikonvulsan masa lalu/saat ini,antibiotic,agen kemoterapi (gagal sumsum tulang),aspirin, obat antiinflamasi, atau antikogulan.
3.    Penggunaan alcohol kronis.
4.    Adanya/berulangnya episode pendarahan aktif
5.    Riwayat penyakit hati,ginjal; masalah hematologi;penyakit seliak atau penyakit malabsorsi lain;enteritis regional;manifestasi cacing pita

B.  Diagnosa Keperawatan

1.  Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang  diperlukan untuk pengiriman oksigen/ nutrient ke sel.
2.   Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen (pengiriman) dan kebutuhan.
3.  Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan /absorpsi nutrient yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.
4.   Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan sekunder (penurunan hemoglobin leucopenia, atau penurunan granulosit (respons inflamasi tertekan).
5.   Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi dan neurologist.
6.   Konstipasi atau Diare berhubungan dengan penurunan masukan diet; perubahan proses pencernaan; efek samping terapi obat.
7.  Kurang pengetahuan sehubungan dengan kurang terpajan/mengingat ; salah interpretasi informasi ; tidak mengenal sumber informasi.

C.   Intervensi Keperawatan
1.    Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/ nutrient ke sel.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam Peningkatan perfusi jaringan
KH : Klien menunjukkan perfusi adekuat, misalnya tanda vital stabil. Membran mukosa merah muda, pengisian kapiler baik, haluaran urine adekuat ; mental seperti biasa

INTERVENSI
RASIONAL
   Awasi  tanda vital kaji pengisian kapiler, warna kulit/membrane mukosa, dasar kuku.
   Memberikan informasi tentang derajat/keadekuatan perfusi jaringan dan membantu menetukan kebutuhan intervensi.
   Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi.


   Meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi untuk kebutuhan seluler. Catatan : kontraindikasi bila ada hipotensi.
-  Awasi upaya pernapasan ; auskultasi bunyi napas perhatikan bunyi adventisius.
   Dispnea, Gemericik menununjukkan GJK karena regangan jantung lama/ peningkatan kompensasi curah jantung.
-  Selidiki keluhan nyeri dada/palpitasi.

   Iskemia seluler mempengaruhi jaringan miokardial/ potensial risiko infark.
   Kaji untuk respon verbal melambat, mudah terangsang, agitasi, gangguan memori, bingung.
   Dapat mengindikasikan gangguan fungsi serebral karena hipoksia atau defisiensi vitamin B12
Catat keluhan rasa dingin. Pertahankan suhu lingkungan dan tubuh hangat sesuai indikasi
    Vasokontriksi (ke organ vital) menurunkan sirkulasi perifer. Kenyamanan pasien/ kebutuhan rasa hangat harus seimbang dengan kebutuhan untuk menghindari panas berlebihan pencetus vasodilatasi (penurunan perfusi organ)
Hindari penggunaan bantalan penghangat atau botol air panas. Ukur suhu air mandi dengan termometer
termoreseptor jaringan dermal dangkal karena gangguan pksigen
Awasi pemeriksaan laboratorium. Misal : Hb/Ht dan jumlah SDM dan GDA
Mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan pengobatan/ respon terhadap terapi
Berikan SDM darah lengkap / packed red cell. Produk darah sesuai indikasi. Awasi ketat untuk komplikasi transfusi
Meningkatan jumlah sel pembawa oksigen. Memperbaiki defisiensi untuk menurunkan resiko perdarahan
Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi
Memaksimalkan transport oksigen ke jaringan
Siapkan intervensi pembedahan sesuai indikasi
Transplantasi sumsum tulang di lakukan pada kegagalan sumsum tulang/anemia aplastik

2.    Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen (pengiriman) dan kebutuhan.
Tujuan : Dapat mempertahankan /meningkatkan ambulasi/aktivitas
  KH   : Melaporkan peningkatan toleransi aktivitas (termasuk aktivitas sehari-hari)
menunjukkan penurunan tanda intolerasi fisiologis, misalnya nadi, pernapasan, dan tekanan darah masih dalam rentang normal (Misal : TD :120/80, RR: 18X/Menit, Nadi : 85X/Menit, Suhu : 36,5 )
INTERVENSI
RASIONAL
    Kaji kemampuan pasien untuk melakukan tugas/ AKS normal. Catat laporan kelelahan, keletihan dan kesulitan menyelesaikan tugas
   Mempengaruhi pilihan intervensi atau bantuan
    Kaji kehilangan/ gangguan keseimbangan gaya jalan. Kelemahan otot
  Menunjukkan perubahan neurologi karena defisiensi vit. B12. Mempengaruhi keamanan pasien resiko cidera
Awasi TTV selama dan sesudah aktivitas. Catat respon terhadap tingkat aktivitas, Misal : peningkatan denyut jantung/ tekanan darah disritmia.Pusing dispnea, tachipnea dsb.
   Manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk membawa jumlah oksigen adekuat ke jaringan
Berikan lingkungan tenang, pertahankan tirah baring bila di indikasikan. Pantau dan batasi pengunjung, telepon dang gangguan berulang tindakan yang tak direncanakan
Meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan O2 tubuh dan menurunkan regangan jantung dan paru
Ubah posisi pasien dengan perlahan dan pantau terhadap pusing
Hipotensi postural atau hipoksia serebral dapat menyebabkan pusing berdenyut dan peningkatan resiko cidera
Prioritaskan jadwal asuhan keperawatan untuk meningkatkan istirahat. Pilih periode istirahat dengan periode aktivitas
Mempertahankan tingkat energi dan meni ngkatkan regangan pada sistem jantung dan pernapasan


Membantu bila perlu, harga diri ditingkatkan bila pasien melakukan sesuatu sendiri
Rencanakan kemajuan aktivitas dengan pasien, termasuk aktivitas yang pasien anggap perlu. Tingkatkan tingkat aktivitas sesuai toleransi
Meningkatkan secara bertahap tingkat aktivitas sampai normal dan memperbaiki tonus otot atau stamina tanpa kelemahan. Meningkatkan harga diri dan rasa terkonrol
Gunakan teknik penghematan energi, Misal : mandi dengan duduk. Duduk untuk melakukan tugas-tugas
Mendorong pasien melakukan banyak dengan membatasi penyimpangan energi dan mencegah kelemahan
Anjurkan pasien untuk menghentikan aktivitas bila palpitasi nyeri dada, napas pendek, kelemahan atau pusing terjadi
Regangan/ stress kardiopulmonal berlebihan/ stress dapat menimbulakn dekompensasi/ kegagalan

3.    Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan /absorpsi nutrient yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam nutrisi pasien terpenuhi
KH : Menunjukkan peningkatan BB yang stabil dengan nilai laboratorium normal, tidak mengalami tanda malnutrisi, menunjukkan perilaku perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan/ mempertahankan berat badan yang sesuai
INTERVENSI
RASIONAL
Kaji riwayat nutrisi termasuk makanan yang disukai
Mengidentifikasikan defisiensi, menduga kemungkinan intervensi
Observasi dan catat masukan makanan pasien
Mengawasi masukan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi makanan
Timbang berat badan setiap hari
Mengawasi penurunan BB atau efektifitas intervensi nutrisi
Berikan makan sedikit dan frekuensi sering dan/ atau makan diantara waktu makan
Makan sedikit dapat menurunkan kelemahan dan meningkatkan masukan juga mencegah distensi gaster
Observasi dan catat kejadian mual/ muntah, flatus dan gejala lain yang berhubungan
Gejala GI dapat menunjukkan efek anemia (hipoksia) pada organ
Berikan dan bantu hiegiene mulut yang baik ; sebelum dan sesudah makan, gunakan sikat gigi halus untuk penyikatan yang lembut. Berikan pencuci mulut yang di encerkan bila mukosa oral luka
Meningkatkan nafsu makan dan pemasukan oral, menurunkan pertumbuhan bakteri, meminimalkan kemungkinan infeksi. Teknik perawatan mulut khusus mungkin diperlukan bila jaringan rapuh/luka/perdarahan dan nyeri hebat
Konsultasikan pada ahli gizi
Membantu dalam membuat rencana diet untuk memenuhi kebutuhan individual
Pantau pemeriksaan laboratorium, misal ;Hb/Ht,BUN, albumin, protein, transferin, besi serum, B12, Asam folat, TIBC, elektrolit serum
Meningkatkan efektivitas program pengobatan, termasuk sumber diet nutrisi yang dibutuhkan
Berikan obat sesuai indikasi. Misal ; Vitamin dan suplemen mineral, Misal; sianokobalamin (Vit. B12), Asam folat (Flovite), Asam askorbat (Vit.C)
Kebutuhan penggantian tergantung pada tipe anemia dan/ atau adanya masukan oral yang buruk dan defisiensi yang diidentifikasi
Berikan besi dextran (IM/IV)
Diberikan sampai defisit diperkirakan teratasi dan disimpan untuk yang tak dapat diabsorpsi atau terapi besi oral, atau bila kehilangan darah terlalu cepat untuk penggantian oral menjadi efektif
Tambahan besi oral, misal ; fero sulfat (feosol), feroglukonat (fergon)
Mungkin berguna pada beberapa tipe anemia defisiensi besi
Asam hidroklorida (HCl)
Mempunyai sifat absorpsi Vit.B12 selama minggu pertama terapi
Antijamur atau pencuci mulut anestesik jika diindikasi
Mungkin diperlukan pada adanya stomatitis, glositis untuk meningkatkan penyembuhan jaringan mulut dan memudahkan masukan
Berikan diet halus, rendah serat, menghindari makanan pedas, atau terlalu asam sesuai indikasi
Bila ada lesi oral, nyeri dapat membatasi tipe makanan yang dapat ditoleransi pasien
Berikan suplemen nutrisi. Misal ; Ensure, Isocal
Meningkatkan masukan protein dan kalori

4.    Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan sekunder (penurunan hemoglobin leucopenia, atau penurunan granulosit (respons inflamasi tertekan).
Tujuan : Tidak terjadi infeksi
KH : mengidentifikasi perilaku untuk mencegah atau menurunkan risiko infeksi, meningkatkan penyembuhan luka,bebas drainase purulen atau eritema, dan demam.
INTERVENSI
RASIONAL
Tingkatkan cuci tangan yang baik oleh pemberi perawatan dan pasien
Mencegah kontaminasi silang/ kolonisasi bakterial. Catatan : pasien dengan anemia berat/aplastik dapat berisiko akibat flora normal kulit 
Pertahankan teknik aseptik ketat pada prosedur/ perawatan
Menurunkan risiko kolonisasi/ infeksi bakteri
Berikan perawatan kulit, perianal dan oral dengan cermat
Menurunkan risiko kerusakan kulit/ jaringan dan infeksi
Dorong perubahan posisi/ ambulasi yang sering, latihan batuk, napas dalam
Meningkatkan ventilasi semua segmen paru dan membantu memobilisasi sekresi untuk mencegah pneumonia
Tingkatkan masukan cairan adekuat
Membantu dalam pengenceran sekret pernapasan unruk mempermudah pengeluaran dan mencegah stasis cairan tubuh (misal : pernapasan danm ginjal)
Pantau/ batasi pengunjung. Berikan isolasi bila memungkinkan.
Membatasi pemajanan inflamasi/ infeksi. Perlindungan isolasi dapat dibutuhkan pada anemia aplastik, bila respons imun sangat terganggu.
Pantau suhu, catat adanya menggigil dan takikardia dengan atau tanpa demam
Adanya proses inflmasi/ infeksi membutuhkan evaluasi/ pengobatan
Amati eritema/ cairan luka
Indikator infeksi lokal. Catatan: pembentukan pus mungkin tidak ada bila granulosit tertekan
Ambil spesimen untuk kultur/ sensitivitas sesuai indikasi
Membedakan adanya infeksi, mengidentifikasi patogen khusus dan mempengaruhi pilihan pengobatan
Berikan antiseptik topikal ;antibiotik sistemik
Mungkin digunakan secara propilaktik untuk menurunkan kolonisasi atau untuk pengobatan proses infeksi lokal

5.    Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi dan neurologist.
Tujuan : mencegah terjadinya kerusakan integritas kulit
KH : mempertahankan integritas kulit, mengidentifikasi factor risiko atau perilaku individu untuk mencegah cidera dermal
INTERVENSI
RASIONAL
kaji integritas kulit, catat perubahan pada turgor, gangguan warna, hangat lokal, eritema, eskoriasi
Kondisi kulit di pengaruhi oleh sirkulasi, nutrisi dan imobilisasi. Jaringan dapat menjadi rapuh dan cenderung untuk infeksi dan rusak
Ubah posisi secara periodic dan pijat permukaan tulang bila pasien tidak bergerak atau di tempat tidur
Meningkatka sirkulasi ke semua area kulit, membatasi iskemia jaringan atau mempengaruhi hipoksia seluler
Ajarkan permukaan kulit kering dan bersih. Batasi penggunaan sabun
area lembab, terkontaminasi memberikan media yang sangat baik untuk pertumbuhan organism patogenik. Sabun dapat mengeringkan kulit secara berlebihan dan meningkatkan iritasi
Bantu untuk latihan rentang gerak pasif atau aktif
Meningkatkan sirkulasi jaringan, mencegah stasis
Gunakan alat pelindung, missal keranjang, kasur tekanan udara/ air, pelindung tumit atau siku, dan bantal sesuai indikasi
Mengindari kerusakan kulit dengan mencegah atau menurunkan tekanan terhadap permukaan kulit

6.    Konstipasi atau Diare berhubungan dengan penurunan masukan diet; perubahan proses pencernaan; efek samping terapi obat.
Tujuan : Mengembalikan fungsi normal usus
KH : membuat atau kembali pola normal dari fungsi usus, menunjukkan perubahan perilaku atau pola hidup, yang diperlukan sebagai penyebab, factor pemberat
INTERVENSI
RASIONAL
Observasi warna feses, konsistensi, frekuensi, dan jumlah
Membantu mengidentifikasi penyebab atau factor pemberat dan intervensi yang tepat
Auskultasi bunyi usus
Bunyi usus secara umum meningkat pda diare dan menurun pada konstipasi
Awasi masukan dan haluaran dengan perhatian khusus pada makanan atau cairan
Dapat mengidentifikasi dehidrasi, kehilangan berlebihan atau alat dalam mengidentifikasi defisiensi diet
Dorong masukan cairan 2500-3000 ml per hari dalam toleransi jantung
Membantu dalam memperbaiki konsistensi feses bila konstipasi. Akan membantu mempertahankan status hidrasi pada diare.
Hindari makanan yang membentuk gas
Menurunkan distress gastric dan distensi abdomen
Kaji kondisi kulit perianal dengan sering, catat perubahan dalam kondisi kulit atau mulai kerusakan. Lakukan perawatan perianal setiap defekasi bila terjadi diare
Mencegah ekskoriasi kulit dan kerusakan

Serat menahan enzim pencernaan dan mengabsorpsi air dalam alirannya sepanjang tractus intestinal dan dengan demikian menghasilkan bulk, yang bekerja sebagai perangsang untuk defekasi
Konsul dengan ahli gizi untuk memberikan diet seimbang dengan tinggi serat dan bulk.
Mempermudah defekasi bila konstipasi terjadi
Berikan pelembek feses, stimulant ringan, laksatif pembentuk bulk atau enema sesuai indikasi. Pantau keefektifan
Menurunkan motilitas usus bila konstipasi terjadi
Berikan obat anti diare. Missal : defenosilat, hidroclorida dengan atropia atau lomotil dan obat pengabsorpsi air. Missal : melamucil
Menurunkan motilitas usus bila diare

7.    Kurang pengetahuan sehubungan dengan kurang terpajan/ mengingat ; salah interpretasi informasi ; tidak mengenal sumber informasi.
Tujuan : Pasien mengerti dan memahami tentang penyakit, prosedur diagnostic, dan rencana pengobatan
KH : Menyatakan pemahaman proses penyakit, prosedur diagnostic dan rencana pengobatan, mengidentifikasi factor penyebab, melakukan tindakan yang perlu atau perubahan pola hidup.
INTERVENSI
RASIONAL
Berikan informasi tentang anemia spesifik. Diskusikan kenyataan bahwa terapi tergantung pada tipe dan beratnya anemia
Memberikan dasar pengetahuan sehingga pasien dapat membuat pilihan yang tempat. Menurunkan ansietas dan dapat meningkatakn kerjasama dalam program terapi
Tinjau tujuan persiapan untuk pemeriksaan diagnostic
Ansietas atau takut tentang ketidaktahuan meningkatkan tingkat stress,yang selanjutnya meningkatkan beban jantung. Pengetahuan tentang apa yang diperkirakan menurunkan ansietas.
Jelaskan bahwa darah diambil untuk pemeriksaan laboratorium tidak akan memperburuk anemia
Ini sering merupakan kekuatiran yang tidak di ungkapakan yang dapat memperkuat ansietas pasien
Tinjau perubahan diet yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan diet khusus (ditentukan oleh tipe anemia atau defisieni)
Daging merah. Hati, kuning telur dan sayuran hijau, biji bersekam dan buah yang dikeringkan adalah sumber besi. Sayuran hijau, hati, dan buah asam adalah sumber asam folat dan vit. C (meningkatkan absorbs besi)
Kaji sumber-sumber (misal ; keuangan dan memasak)
Sumber tidak adekuat dapat mempengaruhi kemampuan untuk membuat atau menyiapkan makanan yang tepat
Dorong untuk menghentikan merokok
Menurunkan ketersediaan oksigen dan menyebabkan vasokontriksi
Instruksikan dan peragakan pemberian mandiri preparat besi oral
Penggantian besi biasanya membutuhkan waktu 3-6 bulan, sementara injeksi Vit. B12 mungkin perlu untuk selama hidup pasien.
Diskuksikan pentingnya hanya meminum obat yang diresepkan
Kelebihan dosis obat besi dapat menjadi toksik
Sarankan minum obat dengan makan atau segera setelah makan
Besi paling baik di absorbsi pada saat lambung kosong. Namun garam besi merupakan iritan lambung dan dapat menyebabkan dyspepsia, diare, dan distensi abdomen bila di minum saat lambung kosong.
Encerkan preparat cair (lebih baik dengan sari jeruk) dan diberikan dengan sedotan
Besi yang tak dilarutkan dapat menempel di gigi. Asam askorbat meningkatkan absorbs besi
Peringatkan bahwa feses dapat tampak hitam kehijauan.
Pengeluaran besi berlebihan akan mengbah warna feses
Tekankan pentingnya memelihara kebersihan mulut
Suplemen besi tertentu (missal ; feosol) dapat meninggalkan sisa pda gigi dan gusi
Pemberian obat  Z-Track
Mencegah ekstravasasi (kebocoran) dengan nyeri yang menyertai
Gunakan jarum terpisah untuk mengambil obat dan injeksi
Obat dapat mewarnai kulit
Peringatkan tentang kemungkinan reaksi sistemik missal ; kemerahan pada wajah, muntah, mual, miagia dan diskusikan pentingnya melaporkan gejala
Kemungkinan efek samping terapi memerlukan evaluasi ulang untuk pilihan dan dosis obat
Diskuksikan peningkatan kerentanan terhadap infeksi, tanda atau gejala yang memerlukan intervensi medis. Missal ; demam, sakit tenggorokan, eritema atau luka basah, urun berkabut, rasa terbakar saat defekasi
Penurunan produksi leukosit potensial risiko untuk infeksi. Catatan : cairan purulen, bukan bentuk abses granulosit
Identifikasi masalah keamanan , missal: olahraga kontak, konstipasi, penggunaan pencukur elektrik, sikat gigi halus
Menurunkan risiko perdarahan dari jaringan yang rapuh
Telaah kebersihan mulut pentingnya perawatan gigi teratur
Efek anemia atau lesi oral dan atau suplemen besi meningkatkan risiko infeksi atau bakterimia
Intruksikan untuk menghindari produk aspirin
Meningkatkan kecenderungan perdarahan







No comments:

Post a Comment