Keperawatan tentang Siklus Haid
Sumber:
Gejala utama mittelschmerz sangat khas, sisi perut bagian bawah terasa sakit atau tidak nyaman. Rasa sakit dapat beralih sisi setiap bulan atau setiap kali terjadi. Mungkin juga bisa dirasakan pada sisi yang sama selama beberapa bulan berturut-turut. Rasa sakit terjadi pada sisi di mana wanita berovulasi.
Dismenore sekunder adalah nyeri haid yang disertai kelainan anatomis genitalis (Manuaba, 2001). Sedangkan menurut Hacker (2001) tanda – tanda klinik dari dismenore sekunder adalah endometriosis, radang pelvis, fibroid, adenomiosis, kista ovarium dan kongesti pelvis. Umumnya, dismenore sekunder tidak terbatas pada haid, kurang berhubungan dengan hari pertama haid, terjadi pada perempuan yang lebih tua (tiga puluhan atau empat puluhan tahun) dan dapat disertai dengan gejala yang lain (dispareunia, kemandulan dan perdarahan yang abnormal).
Sumber:
Martin,Reeder,griffin koniak.2014.Keperawatan Maternitas volume
1,EGC.Jakarta
Farmey
Hellen,Dkk.10.2007.Buku ajar Asuhan Kebidanan edisi 4 volume1.EGC:Jakarta
http://www.scribd.com/doc/197739626/Mastodinia-atau-Mastalgiah
http://lifestyle.okezone.com/read/2011/01/24/196/417450/mittelschmerz-sebabkan-rasa-tak-nyaman/large
http://hamidahsity.blogspot.com/2013/05/makalah-menstruasi.html
BAB I
Konsep Dasar Masalah
1.1 Haid
dan Siklusnya
A.Pengertian
menstruasi
adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan
(deskuamasi) endometrium. Sarwono (2007)
Prasetyaningtyas
(2007) mendefinisikan haid menurut
logat, haid itu asalnya ialah mengalir,
yang dimaksud adalah darah yang keluar dari kemaluan perempuan saat sehat,
bukan karena melahirkan anak ataupun robek selaput dara. Definisi klinis dari
haid adalah perdarahan secara periodik dan siklis dari rahim disertai pelepasan
endometrium
Menstruasi
adalah situasi pelepasan endometrium dalam bentuk serpihan dan perdarahan
akibat pengeluaran hormone estrogen dan progesterone yang turun dan berhenti
sehingga terjadi vasokonstriksi pembuluh darah yang segera diikuti vasodilatasi.
Manuaba (2009)
Pada
wanita siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari, walaupun hal ini
berlaku umum, tetapi tidak semua wanita memiliki siklus menstruasi yang sama,
kadang-kadang siklus terjadi setiap 21 hari hingga 30 hari. Biasanya, menstruasi
rata-rata terjadi 5 hari, kadang-kadang menstruasi juga dapat terjadi sekitar 2
hari sampai 7 hari. Umumnya darah yang hilang akibat menstruasi adalah 10mL
hingga 80mL per hari tetapi biasanya dengan rata-rata 35mL per harinya.
Lama
keluarnya darah menstruasi juga bervariasi, pada umumnya lamanya 4 sampai 6
hari, tetapi antara 2 sampai 8 hari masih dapat dianggap normal. Pengeluaran
darah menstruasi terdiri dari fragmen-fragmen kelupasan endrometrium (dinding rahim bagian dalam) yang bercampur
dengan darah yang banyaknya tidak tentu. Biasanya darahnya cair, tetapi apabila
kecepatan aliran darahnya terlalu besar, bekuan dengan berbagai ukuran sangat
mungkin ditemukan. Ketidakbekuan darah menstruasi yang biasa ini disebabkan
oleh suatu sistem fibrinolitik lokal yang aktif di dalam endometrium.
Rata-rata
banyaknya darah yang hilang pada wanita normal selama satu periode menstruasi
telah ditentukan oleh beberapa kelompok peneliti, yaitu 25-60 ml. Konsentrasi
Hb normal 14 gr/dl dan kandungan besi Hb 3,4 mg/g, volume darah ini mengandung
12-29 mg besi dan menggambarkan kehilangan darah yang sama dengan 0,4 sampai
1,0 mg besi untuk setiap hari siklus tersebut atau 150 sampai 400 mg per tahun
Biasanya
pada saat menstruasi wanita memakai pembalut untuk menampung darah yang keluar
saat beraktivitas terutama saat tidur agar bokong dan celana tidak basah dan
tetap nyaman. Pembalut harus diganti minimal dua kali sehari untuk mencegah
agar tidak terjadi infeksi pada vagina atau gangguan-gangguan lainnya.
II. Perubahan Histologik PadaEndometrium Dalam
Siklus Haid
Pada masa reproduksi dalam keadaan tidak
hamil,selaput lendir uterus mengalami perubahan-perubahan siklik yang berkaitan
erat dengan aktivitas ovarium.Dapat dibedakan fase –fase endometrium dalam
siklus haid,yaitu:
a. Fase menstruasi atau deskuamasi
Dalam fase ini
endometrium dilepaskan dari dinding uterus dissertai perdarahan.Hanya stratum
basale yang tinggal utuh.Darah haid mengandung darah vena dan arteri drah merah
sel-sel darah merah dalam hemolisis atau aglutinasi,sel-sel epitel dan stroma
yang mengalami disintegrasi dan otolisis,dan sekret dari uterus,serviks,dan
kelenjar-kelenjar vulva.Fase ini berlangsung 3-4 hari.
b.Fase pascahaid atau fase regenerasi
Luka endometrium yang
terjadi akibat pelepasan sebagian besar
beraangsur-angsur sembuh dan ditutup kembali
oleh selaput lendir baru yang tumbuh dari sel-sel epitel
endometrium.Pada waktu ini tebal endometrium
± 0,5mm.Fase ini telah dimulai
sejak fase menstruasi dan berlangsung ±4 hari.
c. Fase intermenstrum atau masa proliferasi
Dalam fase ini
endometrium tumbuh menjadi setebal ±3,5 mm.Fase ini berlangsung dari hari ke-5
sampai hari ke-14 dri siklus haid.Fase proliferasi dapat dibagi atas 3
subfase,yaitu:
1.Fase proliferasi dini
(early proliferation phase)
2.Fase proliferasi madya
(midproliferation phase)
3.Fase proliferassi
akhir (late proliferasi phase)
1).Fase proliferasi dini
Fase proliferasi dini
berlangsung antarake-4 sampai hari ke-7.Fase ini dapat dikenal dari epitel
permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel,terutama dari mulut
kelenjar.Kelenjar-kelenjar kebanyakan lurus,pendek dan sempit.Bentuk kelenjar
ini merupakan ciri khas fase proliferasi,sel-sel kelenjar mengalami mitosis.
2).Fase
proliferasi madya
Fase ini berlangsung
antara hari ke-8 sampai hari ke-10.Fase ini merupakan bentuk transisi dan dapat
dikenal dari epitel permukaan yang berbentuk torak dan tinggi.Kelenjar
berkeluk-keluk dan bervariasi.Sejumlah stroma mengalami edema.Tampak banyak
mitosis dengan inti berbentuk telanjang (nake nucleus).
3).Fase
proliferasi akhir
Fase ini berlangsung
pada hari ke-11 sampai hari ke-14.Fase ini dapat dikenal dari permukaan
kelenjar yang tidak rata dan dengan banyak mitosis.Inti epitel kelenjar
membentuk pseudostratifikasi.Stroma tumbuh aktif dan padat.
d.Fase prahaid atau fase sekresi
Fase ini mulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari
ke-14 sampai ke-28.Pada fase ini endometrium kira-kira tetap tebalnya,tetapi
bentuk kelenjar berubah menjadi panjang,berkeluk-keluk,dan mengeluarkan
getah,yang makin lama makin nyata.Dalam endometrium telah tertimbun glikogen
dan kapur yang kelak diperlukan sebagai makanan untuk telur yang dibuahi.Memang
tujuan perubahan ini adalah untuk mempersiapkan endometrium menerima telur yang
dibuahi.Fase sekresi dibagi atas:
1.
Fase
sekresi dini
Dalam
fase ini endometrium lebih tipis daripada fase sebelumnya kareana kehilangan
cairan.Pada saat ini dapat dibedakan beberapa lapisan,yakni:
a. Stratum basale,yaitu lapisan endometrium bagian dalam
yang berbatasan dengan lapisan miometrium;lapisan ini tidak aktif,kecuali
mitosis pada kelenjar.
b. Stratum spongiosum,yaitu lapisan tengah berbentuk anyaman
seperti spons.Ini disebabkan oleh banyaknya kelenjar yang melebar dan
berkeluk-keluk dan hanya sedikit stroma diantaranya.
c. Stratum
kompaktum,yaitu lapisan atas yang padat.Saluran-saluran kelenjar
sempit,lumennya berisi sekret,dan stromanya edema.
2. Fase sekresi lanjutan
Endometrium dalam fase
ini tebalnya 5-6 mm.Daalam fase ini terdapat peningkatan dari fase sekresi
dini,dengan endometrium sangat banyak mengandung pembuluh darah yang
berkeluk-kelukdan kaya dengan glikogen.Fase ini sangat ideal untuk nutrisi dan
perkembangan ovum.Sitoplasma sel-sel stroma bertambah.Sel stroma menjadi sel
desidua jika terjadi kehamilan
Gambaran
Keadaan Hormon,dan proses menstruasi
Fisiologi Menstruasi
Haid
adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan
(deskuamasi)
endometrium. Sekarang diketahui bahwa dalam proses ovulasi, yang memegang peranan
penting adalah hubungan hipotalamus, hipofisis, dan ovarium
(hypothalamic-pituitaryovariumaxis). Menurut teori neurohumoral yang dianut
sekarang, hipotalamus mengawasi sekresi hormon gonadotropin oleh adenohipofisis
melalui sekresi neurohormon yang disalurkan ke sel-sel adenohipofisis lewat
sirkulasi portal yang khusus. Hipotalamus menghasilkan factor yang telah dapat
diisolasi dan disebut Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH) karena dapat merangsang
pelepasan Lutenizing Hormone (LH) dan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dari hipofisis.
A.
Gangguan
yang berhubungan dengan haid dan siklusnya
1.
Hipomenorea
2.
Hipermenorea
3.
Polimenorea
4.
Oligomenorea
1.
Metroragia
2.
Mastodinia
III.A. Gangguan yang berhubungan
dengan haid dan siklusnya
1.Hipomenorae
Hipomenorea adalah perdarahan haid yang lebih pendek dan, sebab kelainan
ini terletak pada konstitusi penderita, pada uterus ( misal : sesudah operasi
mioma).
Hipomenorea tidak mengganggu fertilitas. Hipomenorea adalah pendarahan
dengan jumlah darah sedikit,berlangsung selama 1-2 hari saja,dengan jumlah
<40ml siklus regular.
Hipomenorea
adalah terjadinya perdarahan menstruasi yang lebih sedikit dari biasanya
dan lamanya kurang dari 3 hari. (Manuaba, 2003)
a.Tanda
dan Gejala
1.Waktu haid singkat 1-3
hari
2.Darah yang keluar
<40ml
b.Penyebab
Hipomenorea disebabkan oleh karena kesuburan
endometrium kurang akibat dari kurang gizi, penyakit menahun maupun gangguan
hormonal. Sering disebabkan karena gangguan endokrin. Kekurangan estrogen
maupun progesterone, stenosis hymen, stenosis serviks uteri, sinekia uteri
(sindrom asherman). Sebab-sebabnya dapat terletak pada konstitusi penderita,
pada uterus (misalnya sesudah meomektomi), pada gangguan endoktrin, dan
lain-lain, kecuali bila ditemukan sebab yang nyata, terapi terdiri atas
menenangkan penderita.
2.
Hipermenorea
Hipermenorea adalah perdarahan
haid yang banyak dan berlangsung 2-6 hari saat mentruasi.
a.Penyebab
kelainan pada uterus (mioma, uterus hipoplasia,
infeksi genitalia interna),Kelainan darah ,Gangguan fungsional
3.Polimenorea
Polimenorrhea adalah kelainan haid dimana siklus
kurang dari 21 hari5 dan menurut literatur lain siklus lebih pendek dari 25
hari6,12. Gejala haid tidak normal penyebab anemia lain adalah polimenorhea,
kondisi siklus haid yang berjalan lebih pendek dari periode haid normal. Haid
polimenorhea terjadi jika siklus haid berjalan kurang dari 21 hari.
a. Penyebab
Bila siklus pendek namun teratur ada kemungkinan
stadium proliferasi pendek atau stadium sekresi pendek atau kedua stadium
memendek. Yang paling sering dijumpai adalah pemendekan stadium proliferasi.
Bila siklus lebih pendek dari 21 hari kemungkinan melibatkan stadium sekresi
juga dan hal ini menyebabkan infertilitas. Siklus yang tadinya normal menjadi
pendek biasanya disebabkan pemendekan stadium sekresi karena korpus luteum
lekas mati. Hal ini sering terjadi pada disfungsi ovarium saat klimakterium,
pubertas atau penyakit kronik seperti TBC6.Kelainan haid biasanya terjadi
karena ketidak seimbangan hormon-hormon yang mengatur haid, namun dapat juga
disebabkan oleh kondisi medis lainnya. Banyaknya perdarahan ditentukan oleh
lebarnya pembukuh darah, banyaknya pembuluh darah yang terbuka, dan tekanan
intravaskular. Lamanya pedarahan ditentukan oleh daya penyembuhan luka atau
daya regenerasi. Daya regenerasi berkurang pada infeksi, mioma, polip dan pada
karsinoma.
c.
Tanda dan gejala
1.Mengalami
menstruasi 2x/lebih dalam 1 bulan
4.Oligomenorea
Istilah oligomenore digunkan untuk
aliran mentruasi yang tidak sering atau hanya sedikit. Sementara beberapa
penulis menyatakan hanya untuk aliran menstruasi yang tidak sering, atau
berkurangnya jumlah menstruasi, disebut oligomenore, dan menyatakan hipominore
untuk perdarahan yang sedikit tetapi teratur [20], kedua kondisi tersebut
terjadi hampir sama, dan istilah oligomenore sering kali digunakan dalam klinik
untuk kedua bentuk pengurangan aliran menstruasi tersebut. Penting untuk
diperhatikan bahwa oligomenore sering kali menggunakan gambaran dan
perkembangan normal atau proses fisiologis, dan tidak selalu menjadi tanda dari
penyakit atau proses patologi.
Waktu kejadian oligomenore yang paling sering adalah
pada tahun-tahun pertama setelah menarke dan atau pada dekade sebelum
menopause. Perdarahan yang sedikit selam dua periode waktu yang disebutkan
diatas merupakan bagian dari perkembangan yang normal, jarang memerlukan
intervensi, kecuali dalam bentuk pemberian pendidikan kesehatan untuk wanita
tentang kenormalan perdarahan yang
sedang terjadi penyebab yang sering terjadi adalah anovulasi-bagi para
remaja,hal in disebabkan karena ovulasi yang belum teratur, dan pada
perimenopaus hal ini disebabkan karena ia mengalami pematangan ke arah status
monopause , yaitu saat ovulasi tidak terjadi lagi.
a.Penyebab
oligomenore
non patologis lain, adalah penggunaan, atau penghentian dari, penggunaan
konstrasepsi hormon.penggunaaan konstrasepsi hormon,depoprofera, nonplant, atau
AKDR yang mengandung hormon, sering kali mengurangi aliran atau waktu
terjadinya menstruasi , dan jika salah metode pengaturan kehamilan ini
dihentikan akan menimbulkan pelambatan kembalinya ke pola menstruasi yang
teratur. Hal ini terutama terjadi pada penggunaan depoProvera : setelah
menghentikan penggunaan depoprovera,mungkin perlu waktu setahun untuk kembali
ke pola yang normal
Faktor lain dapat berperan dalam oligomenore .
faktor-faktor tersebut mencakup insietas dan strees, penyakit kronis,
obat-obatan tertentu, bahaya ditempat krja dan lingkungan, status penyakit,
nutrisi yang buiruk, olahrtaga berat,dan penurunan berat badan yang signifikan.
Selain itu, adanya malfungsi sepanjang aksis HPO dapat mengakibatkan penurunan
aliran mestruasi.penyakit dan kondisi yang mungkin terjadi pada aksis regulasi
ini antara lain hiperprolaktiminea, syndrom cushing dan syndrom ovarium
polikistik (polycystic ovarian symdrome ,
PCOS ). Selain aksis HPO, adanya gangguan funsi tiroid atau adrenalin juga
dapat menyebabkan oligomenore
5.Amenorea
Amenore merupakan perubahan umum yang
terjadi pada beebrapa titik dalam sebagian besar siklus menstruasi wanita
dewasa. Sepanjang kehidupan individu, tidak adanya menstruasi dapat bekaitan
dengan kejadian hidup yang normal seperti kehamilan, menopause, atau penggunaan
metode pengendalian kehamilan. Selain itu, terdapat beberapa keadaan atau
kondisi yang berhubungan dengan amenore yang abnormal, dan tantangan bagi para
pemberi pelayan kesehatan adalah untuk membedakan antara amenore yang normal
dan yang abnormal, serta menemukan penyebab amenore abnormal.
Istilah
amenore secara tradisional ditetapkan pada salah satu dari tiga kondisi klinis
di bawah ini :
1. Masa
remaja awal (usia 14 tahun atau lebih muda), yang belum pernah mengalami mens
dan belum meampakkan adanya tanda – tanda karakteristik seksual sekunder.
2. Masa
remaja (usia 16 tahun atau lebih muda), yang belum pernah mengalami mens, atau
yang belum menampakkan tanda- tanda fisik adanya karakteristik seksual
sekunder.
3. Wanita
yang sudah pernah menstruasi, namun tidak mengalami menstruasi dalam waktu yang
berkisar antara 3 sampai 6 bulan.
Dua kondisi pertama telah
digambarkan sebagai amenore primer, sedangkan kondisi yang ketiga ditetapkan
sebagai amenore sekunder. Walaupun demikian, mahasiswa klinis seperti speroff
dkk, telah memberikan peringatan terhadap penggunaan label tersebut karena
dapat mengarahkan praktisi untuk tidak menggunakan kriteria diagnosis tertentu
yang mungkin sesuai dengan tidak adanya menstruasi, tanpa mengindahkan kapan
hal tersebut terjadi dalam kehidupan individu.
a.Penyebab
Perpanjangan stadium folikuller; perpanjangan
stadium luteal; kedua stadium menjadi panjang;
pengaruh psikis; pengaruh penyakit
: TBC
III.B. Perdarahan di luar haid
1.
Metrorargia
Metroragia adalah perdarahan yang
tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid. Metroragia merupakan suatu
perdarahan iregular yang terjadi di antara dua waktu haid. Pada metroragia,
haid terjadi dalam waktu yang lebih singkat dengan darah yang dikeluarkan lebih
sedikit. Metroragia tidak ada hubungannya dengan haid, namun keadaan ini sering
dianggap oleh wanita sebagai
haid walaupun hanya berupa bercak
b.
Sebab-sebab
Penyebab
Metroragi yang mungkin
1. Kehamilan
Intrauteri
Ektopik
Neoplasma trophoblastik
gestasional
2. Infeksi
(biasanya berkaitan dengan PRP, penggunaan AKDR, atau prosedur intrauteri yang
menggunakan instrumen)
Endometritis
Salpingitis
3. Penggunaan
AKDR
4. Pasca
ligasi tuba (masih kontroversi)
5. Ovulasi
6. Penyebab
hormon :
OCP, Depo,Norplant
HRT
Obat-obatan, herbal
Gangguan tiroid
7. Neoplasia
:
Kista ovarium
Miomata uteri (fibroid)
Adenomiosis ( jaringan
endometrium yang berada dalam miometrium)
Hiperplasia endometrium
Polips
Karsinoma
8. Kelainan
koagulasi
Bawaan (misal penyakit
von willebrand)
Didapat ( misal
idiopathic thrombocytpenia purpura [ITP])
Farmakologis (misal
penggunaan heparin, atau bahkan aspirin)
9. Penyakit
organ
Misal gagal hati atau
gagal ginjal
III.C. Gangguan lain yang ada
hubungan dengan haid
1.PMS
(Pre Menstruasi Syndrome)
Ketegangan sebelum haid terjadi beberapa hari sebelum haid bahkan sampai menstruasi
berlangsung. Terjadi karena ketidakseimbangan hormon estrogen dan
progesterom menjelang menstruasi
Gejala klinik dari pre menstrual syndrome adalah gangguan emosional; gelisah,
susah tidur; perut kembung, mual muntah; payudara tegang dan sakit; terkadang merasa tertekan.
2.Mastodinia
Mastodinia adalah rasa kencang dan sakit pada
payudara yang disebabkan oleh pembesaran payudara. Pembesaran ini diasebabkan
oleh vaskularisasi payudara yang bertambah, pertumbuhan kelenjar asinus dan
duktus yang dipengaruhi oleh hormon progesterone dan estrogen
3.Mittelscgmerz
Jika seorang wanita kadang-kadang mengalami rasa
sakit di salah satu sisi perut bagian bawah dan tidak tahu gejala tersebut,
sebaiknya lacak siklus haid. Jika itu terjadi di pertengahan siklus menstruasi-
sekitar 14 hari sebelum periode menstruasi berikutnya - kemungkinan besar
wanita tersebut mengalami suatu kondisi yang disebut mittelschmerz. Sebuah kata
Jerman yang berarti "rasa sakit di pertengahan".
a. Gejala
Gejala utama mittelschmerz sangat khas, sisi perut bagian bawah terasa sakit atau tidak nyaman. Rasa sakit dapat beralih sisi setiap bulan atau setiap kali terjadi. Mungkin juga bisa dirasakan pada sisi yang sama selama beberapa bulan berturut-turut. Rasa sakit terjadi pada sisi di mana wanita berovulasi.
Rasa sakit biasanya
berlangsung beberapa menit sampai beberapa jam, tetapi mungkin terus selama satu
atau dua hari. Sakit yang muncul akibat mittelschmerz antara lain:
* Rasa sakit yang terasa seperti kram
* Tiba-tiba sakit dan nyeri
* Pendarahan ringan disertai dengan cairan vagina
* Rasa sakit yang terasa seperti kram
* Tiba-tiba sakit dan nyeri
* Pendarahan ringan disertai dengan cairan vagina
Lokasi
dan waktu rasa sakit dapat membantu mengidentifikasi mittelschmerz, terutama
jika seorang wanita memiliki riwayat itu. Melacak siklus menstruasi selama
beberapa bulan terakhir dan catatan atas rasa sakit sangat berguna dalam
pelacakan. Jika itu terjadi di pertengahan siklus dan pergi tanpa pengobatan,
kemungkinan besar wanita tersebut mengalami mittelschmerz.
4.Disminorea
Menurut Surtiretna (2001), Dismenore
adalah rasa sakit yang menyerupai kejang, terasa di perut bagian bawah, dan
biasanya dimulai 24 jam sebelum haid, dan berlangsung sampai 12 jam pertama
dari masa haid.
Menurut Dianawati (2003), Dismenore
merupakan kekakuan atau kejang di bagian bawah perut dan terjadi pada waktu
menjelang atau selama menstruasi.
Menurut Ramaiah (2006), Dismenore
adalah nyeri atau kram pada perut yang dirasakan sebelum dan selama menstruasi.
a.Gejala Dismenore
Dismenore menyebabkan nyeri pada perut bagian bawah, yang
bisa menjalar ke punggung bagian bawah dan tungkai. Nyeri dirasakan sebagai
kram yang hilang-timbul atau sebagai nyeri tumpul yang terus menerus ada.
Biasanya nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi, mencapai
puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan menghilang. Dismenore juga
sering disertai oleh sakit kepala, mual, sembelit atau diare dan sering
berkemih. Kadang sampai terjadi muntah. Menurut Maulana (2008) mengatakan
bahawa gejala dan tanda dari dismenore adalah nyeri pada bagian bawah yang bisa
menjalar ke punggung bagian bawah dan tungkai. Nyeri dirasakan sebagai kram
yang hilang timbul atau sebagai nyeri tumpul yang terus menerus ada. Biasanya
nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi, serta mencapai
puncaknya dalam 24 jam dan setelah 2 hari akan menghilang. Dismenore juga
sering disertai oleh sakit kepala, mual, sembelit, diare dan sering berkemih.
Kadang terjadi sampai muntah.
B Klasifikasi Dismenore
Nyeri haid dapat
digolongkan berdasarkan jenis nyeri dan ada tidaknya kelainan yang dapat
diamati. Berdasarkan jenis nyeri, nyeri haid dapat dibagi menjadi, dismenore
spasmodik dan dismenore kongestif.
a. Nyeri Spasmodik
Nyeri spasmodik
terasa di bagian bawah perut dan berawal sebelum masa haid atau segera setelah
masa haid mulai. Banyak perempuan terpaksa harus berbaring karena terlalu
menderita nyeri itu sehingga ia tidak dapat mengerjakan apa pun. Ada di antara
mereka yang pingsan, merasa sangat mual, bahkan ada yang benar-benar muntah.
Kebanyakan penderitanya adalah perempuan muda walaupun dijumpai pula pada
kalangan yang berusia 40 tahun ke atas. Dismenore spasmodik dapat diobati atau
paling tidak dikurangi dengan lahirnya bayi pertama walaupun banyak pula perempuan
yang tidak mengalami hal seperti itu.
b. Nyeri Kongestif
Penderita
dismenore kongestif yang biasanya akan tahu sejak berhari-hari sebelumnya bahwa
masa haidnya akan segera tiba. Dia mungkin akan mengalami pegal, sakit pada
buah dada, perut kembung tidak menentu, beha terasa terlalu ketat, sakit
kepala, sakit punggung, pegal pada paha, merasa lelah atau sulit dipahami,
mudah tersinggung, kehilangan keseimbangan, menjadi ceroboh, terganggu tidur,
atau muncul memar di paha dan lengan atas. Semua itu merupakan simptom pegal
menyiksa yang berlangsung antara 2 dan 3 hari sampai kurang dari 2 minggu.
Proses menstruasi mungkin tidak terlalu menimbulkan nyeri jika sudah
berlangsung. Bahkan setelah hari pertama masa haid, orang yang menderita
dismenore kongestif akan merasa lebih baik.
Sedangkan berdasarkan
ada tidaknya kelainan atau sebab yang dapat diamati, nyeri haid dapat dibagi
menjadi, dismenore primer dan dismenore sekunder.
a. Dismenore Primer
a. Dismenore Primer
Dismenore primer
adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada alat – alat genital yang
nyata. Dismenore primer terjadi bersamaan atau beberapa waktu setelah menarche
biasanya setelah 12 bulan atau lebih, oleh karena siklus – siklus haid
pada bulan – bulan pertama setelah menarche umumnya berjenis anovulator yang
tidak disertai dengan rasa nyeri. Rasa nyeri timbul tidak lama sebelumnya atau
bersama – sama dengan permulaan haid dan berlangsung untuk beberapa jam
walaupun pada beberapa kasus dapat berlangsung beberapa hari. Sifat rasa nyeri
adalah kejang, biasanya terbatas pada perut bawah tetapi dapat menyebar ke
daerah pinggang dan paha. Bersamaan dengan rasa nyeri dapat dijumpai rasa mual,
muntah, sakit kepala, diare dan iritabilitas (Wiknjosastro, 1999). Dismenore
primer sering dimulai pada waktu perempuan mendapatkan haid pertama dan sering
dibarengi rasa mual, muntah, dan diare. Gadis dan perempuan muda dapat diserang
nyeri haid primer. Dinamakan dismenore primer karena rasa nyeri timbul tanpa
ada sebab yang dapat dikenali. Nyeri haid primer hampir selalu hilang sesudah
perempuan itu melahirkan anak pertama, sehingga dahulu diperkirakan bahwa rahim
yang agak kecil dari perempuan yang belum pernah melahirkan menjadi
penyebabnya, tetapi belum pernah ada bukti dari teori itu. Nyeri haid yang disebabkan
karena kelainan yang jelas dinamakan dismenore sekunder. Nyeri haid yang baru
timbul 1 tahun atau lebih sesudah haid pertama dapat dengan mudah ditemukan
penyebabnya melalui pemeriksaan yang sederhana. Jika pada usia 40 tahun ke atas
timbul gejala nyeri haid yang tidak pernah dialami, penting sekali baginya
untuk memeriksakan diri.
b. Dismenore Sekunder
Dismenore sekunder adalah nyeri haid yang disertai kelainan anatomis genitalis (Manuaba, 2001). Sedangkan menurut Hacker (2001) tanda – tanda klinik dari dismenore sekunder adalah endometriosis, radang pelvis, fibroid, adenomiosis, kista ovarium dan kongesti pelvis. Umumnya, dismenore sekunder tidak terbatas pada haid, kurang berhubungan dengan hari pertama haid, terjadi pada perempuan yang lebih tua (tiga puluhan atau empat puluhan tahun) dan dapat disertai dengan gejala yang lain (dispareunia, kemandulan dan perdarahan yang abnormal).
No comments:
Post a Comment