Friday, July 10, 2020

Cara Membuat Barongan di dalam Budaya

A) Peralatan yang digunakan


1) Gergaji. Gergaji digunakan untuk memotong dan membelah kayu glondongan yang akan dijadikan barongan, memotong bambu (Bahasa Jawa: pring).


2) Pisau besar dan pisau kecil. Pisau besar banyak fungsinya diantaranya untuk membelah bambu sebagai bahan penggapit jaranan agar lebih kuat, juga untuk meratakan bagian kulit yang agak menonjol atau untuk menipiskan kulit. Pisau kecil digunakan untuk meraut iratan bambu sebagai penggapit agar lebih halus dan digunakan untuk mengukir kepala barongan.


3) Tatah. Bentuk tatah ini ada bermacam-macam, mulai dari yang kecil sampai yang besar dan bentuk mata tatah ada 2 macam yaitu lurus dan cekung. Tatah lurus besar digunakan untuk memotong atau membentuk jaranan bagian luar, sedangkan yang kecil bisa digunakan untuk mengukir hiasan jaranan dan barongan.


Tatah cekung besar dipergunakan untuk memotong bentuk lengkung dan mengukir, sedangkan yang kecil dipergunakan untuk mengukir yang membutuhkan hiasan yang lengkung kecil.


4) Ganden. Ganden dipergunakan bersamaan dengan tatah, yaitu untuk memukul tatah pada saat dipergunakan menatah kulit.


5) Telenan/ lapakan. Telenan/ lapakan dipergunakan untuk landasan pada saat menata (mengukir) jaranan.


6) Pasrah. Pasrah ada 2 macam yaitu manual dan pasrah yang menggunakan listrik. Dipergunakan untuk meratakan ketebalan kulit dan menghaluskan kepala barongan.


7) Wungkal/ batu asah. Alat ini dipergunakan untuk mengasah pisau dan tatah apabila telah terasa agak tumpul.


8) Kuas. Kuas dipergunakan untuk mengecat bentuk detail jaranan dan kepala Barongan.


9) Cat. Cat dipergunakan untuk memberi warna secara detail dari bentuk jaranan dan kepala barongan.


B) Teknik Pembuatan Barongan di dalam budaya Turonggo Yakso


Bahan untuk membuat barongan terdiri dari kayu dan kulit. Bentuk kepala barongan secara keseluruhan terbuat dari kayu sedangkan hiasan bagian atas (jamang) terbuat dari kulit, ada beberapa jenis pohon/ kayu yang mempunyai tekstur serat bagus, tidak keras sehingga mudah dibentuk/ diukir apabila sudah kering ringan dan tidak mudah putus diantaranya: kayu waru, pule, dadap, dali, dan kayu wangkan. Teknik pembuatan, yaitu:


1) Kayu yang berupa glondongan kemudian dipotong dengan cara digergaji, panjangnya sekitar 50 cm, dan garis tengahya sekitar 30 cm, untuk membuat 1 barongan dibutuhkan 2 potong balok, yang akan dibuat untuk bagian atas dan bawah.


2) Setiap lingkaran balok dikurangi 1/3 dengan cara digergaji yang nanti dibuat untuk bagian kepala atas dan kepala bagian bawah, untuk membuat kepala barongan, 2 balok tersebut nanti bila sudah jadi ditangkupkan sehingga menjadi kepala bagian atas dan kepala bagian bawah.


3) Untuk membuat kepala bagian atas, pertama untuk bagian belakang dipotong sekitar 15 cm dan disisakan sedikit pada bagian kanan untuk pegangan tangan kanan, dan untuk membuat kepala bagian bawah juga sama bagian belakangnya dipotong sekitar 15 cm, tetapi disisakan sedikit pada sebelah kiri untuk pegangan tangan kiri.


4) Dua balok tersebut di tatah di cekungan, pertama mengukir kepala bagian atas yaitu: membentuk hidung, mata, alis, bibir, gigi, dan taringnya yang panjang. Secara keseluruhan bentuknya ular naga yang di stilir, sehingga digambarkan mata melotot, gigi menyeringai memperlihatkan taringnya. Kedua mengukir kepala bagian bawah yaitu membentuk bibir dan gigi, lidahnya tambahan terbuat dari kulit.


5) Jika sudah selesai semua terakhir adalah mengecat, yang sebelum diberi dasaran terlebih dahulu agar hasil nanti lebih maksimal, kemudian baru di cat yang sesuai dengan warna dan bentuk detail yang diinginkan.


6) Menangkupkan kepala bagian atas dan bawah, kemudian bagian tengah samping kiri kanan diberi pasak batangan besi, agar lebih kuat dan tidak mudah lepas.


7) Di atas alis diberi hiasan berdenyuk sisik ular dari bahan kulit, kemudian baru dipasang hiasan (jamang) dari bahan kulit yang ditatah (diukir) dan dicat sesuai dengan detail yang diinginkan. Secara keseluruhan bermotif garuda mungkur. Pada bagian atas belakang jamang, pada bagian kanan kirinya diberi klinting.


8) Kemudian pada bagian belakangnya ditutup dengan kain sepanjang 2 meter, kain tersebut di cat dengan motif sisik ular. Warnanya didominasi dengan warna merah.

No comments:

Post a Comment