Legenda Yi, Sang Pemanah Sepuluh Matahari, di dalam Mitologi China
(Sumber/ Source: Collier, Irene Dea.2011.Chinese Mythology.Jakarta:Enslow Publisher Inc.)
(Rewritten by/ Diketik kembali oleh: Dimas Erda Widyamarta.2014. please follow blog/ silahkan ikuti blog: www.ithinkeducation.blogspot.com or www.ithinkeducation.wordpress.com)
Dalam banyak mitos China kuno,
seperti juga mitos di daerah lain, biasanya para dewa menolong manusia.
Namun, sang pemanah Yi malah menolong para dewa; kehebatannya dalam
memainkan busur dan panah sangat diakui. Seperti banyak legenda
sebelumnya, kisah ini mungkin juga didasarkan pada sosok nyata, dalam
kasus ini, seorang pemanah yang hidup sekitar tahun 2436-2255 SM.
Tumbuh-tumbuhan sering muncul
dalam latar belakang kisah China. Karakter dongeng pohon Fusang dianggap
lebih dari ribuan kaki tingginya dan menyebarkan daunnya hingga lebih
dari ribuan kaki. Karena pohon itu muncul dalam banyak kuburan kuno,
lukisan, dan patung, maka ia tertentu adalah symbol yang sangat penting.
Meskipun beberapa versi cerita
menggambarkan tentang Fusang sebagai bunga sepatu, bisa saja Fusang
adalah semacam pohon Mulberi. Satu varietas dari Mulberi, Morus alba,
berasal dari China. Tumbuh hingga lebih dari lima puluh kaki tingginya,
daunnya biasanya mejadi makanan ulat sutra. Helai benang dari kepompong
ulat sutera ditenun secara bersamaan untuk membuat sutera, serat alami
terkuat. Baju yang dihasilkan ringan dan tipis untuk disentuh, namun
bisa member kehangatan dan menahan api. Sutera juga indah dan bisa
menyerap celupan sehingga menjadikannya produk yang berharga jual
tinggal di Mesir, Roma dan Persia.
Bayam air, ung choy, memiliki
batang berlubang tipis, daun kecil dan kuat. Tumbuhan ini akan
menumbuhkan daun dan akan tumbuh lagi meski dengan air yang sangat
sedikit, dan akan tumbuh setinggi empat inci tiap hari. Tumbuhan yang
kuat ini menyelamatkan manusia dari kematian selama perang China. Selain
itu juga merupakan bahan berharga untuk besi bagi rakyat India,
Vietnam, Brazil, Amerika Tengah, dan Afrika.
China adalah daratan yang
dianggap pertama kali dikelilingi oleh empat lautan. Di bagian Timur ada
samudara yang sangat luas. Di belakang samudera, tumbuh-tumbuhan yang
sangat indah tumbuh di sebuah pulau surge. Contoh yang paling agung dari
semua tanaman itu adalah pohon Fusang, yang memiliki cabang-cabang yang
menajubkan terulur sehingga ke surge dan melintasi pulau hingga ratusan
mil. Dedaunannya yang berwarna hijau gelap berserakan di antara
kebesaran pohon itu. Bunga sepatu yang wangi yang sangat banyak membentk
bayangan berwarna magenta, merah tua, dan ungu.
Di antara dedaunan pohon Fusang yang berkilat, hidup sepuluh matahari
yang nakal. Mereka tinggal di pulau itu untuk bermain-main, mengacuhkan
orang tua mereka, dewa matahari (Dijun) dan dewi matahari (Shiho).
Setiap hari, Shiho meninggalkan kayangan dengan kereta kerang mutiara
yang dikendalikan enam naga api muda dan melintasi pohon Fusang. Para
matahari bergantian mendaki puncak pohon dan berlompatan menuju kereta
dan mengelilingi ibu mereka yang suaranya bergerumuh. Itulah tugas
matahari; sebagai dewi, Shiho mengendarai keretanya melintasi langit
untuk memancarkan cahaya da kehangatan setiap kali melintasi dunia dan
membagunkan ayam jantan. Namun Shiho harus memarahi anak-anaknya untuk
mengendalikan panas yang berlebihan di tempat yang disenangi
anak-anaknya.
Ketika satu matahari sedang
bertugas, sembilan matahari yang lan bepergian di sekitar dedaunan yang
bergerigi di pohon Fusang. Para matahari menghabiskan hari dengan
bermalas-malasan dan gembira dengan saling berkejaran di pohon, kemudian
menyegarkan diri di lautan. Ketika hari petang, mereka tidak sabar
menunggu kereta ibu mereka. Matahari yang kembali selalu member percikan
putaran yang indah dan mengundang sorakan gembira saudara-saudaranya.
Namun setelah beberapa tahun,
para matahari menjadi bosan. Mereka ingin menghabiskan hari dengan lebih
banyak bermain daripada bekerja. Suatu hari, mereka berlari melintasi
matahari secara bersamaan sebelum ibu mereka datang. Mereka ingin
membuat cahaya dan kehangatan yang cukup banyak untuk beberapa hari.
Lalu tak ada yang perlu bekerja lagi untuk sementara waktu.
Ketika para matahari
berkejaran melintasi langit, kelembapan bumi perlahan menguap. Cahaya
dari matahari bersaudara sangat menyilaukan. Panas yang mereka pantulkan
menghanguskan tanah, dan sungai-sungai mongering hingga hanya beberapa
tetes yang tersisa. Tanaman layu, dan banyak orag mati kehausan di atas
tanah. Tidak ada yang bisa dimakan kecuali bayam air, yang untungnya
masih bisa tumbuh di atas lumpur di lahan mereka. Para monster muncul di
laut dan langit untuk menangkap orag dari rumah mereka. Manusia berdoa
kepada dewa siang da malam agar membebaskan mereka dari penderitaan.
Ketika doa mereka akhirnya sampai pada dewa matahari (Dijun), ia sangat
marah terhadap kemalasan dan keegoisan anak-anaknya.
Dijun memanggil seorang ahli
panah, Yi. Dewa matahari memberinya sepuluh anak panah ajaib. Kemudian
ia menyuruh Yi mendisiplinkan anak-anaknya yang nakal. Ketika sang
pemanah Yi melihat makhluk yang mati di atas bumi yang terpanggang, ia
sangat sedih, karena ia juga manusia yang bisa mati. Yi memanggil para
matahari dan menyuruh mereka menghentikan kedunguan mereka, namun mereka
hanya berlompatan di sekeliling Yi, mengejek keseriusannya.
Ketika Yi mengancam akan menembak mereka dengan anak panah ajaibnya,
para matahari tertawa terbahak-bahak. Mereka tahu bahwa mereka adalah
anak dewa dan sang pemanah Yi hanyalah pelayan di pengadilan kayangan.
Dengan geram, sang pemanah Yi
mengambil satu anak panah ajaib dari tempatnya dan membidik dengan
seksama. Whaam! Anak panah itu terbang lurus ke jantung matahari yang
paling sombong. Dengan cepat, matahari itu jatuh dari langit, terbakar
dalam sebuah bola api. Ketika ia memukul tanah, matahari itu berubah
menjadi burung gagak hitam dengan tiga kaki dan sayap yang panjang; lalu
ia mati. Bumi menjadi lebih dingin seketika. Yi kemudian mengejar
matahari yang tersisa.
Karena telah melihat kekuatan
Yi, matahari yang lain menjadi takut dan mereka berebut melintasi
Negara, berusaha untuk bersembunyi. Namun Yi dapat menjatuhkan mereka
satu per satu. Setiap kali ia membunuh satu matahari, bumi menjadi lebih
dingin.
Zing! Yi menembak matahari kedua dan mengacaukan awan yang mulai muncul kembali di langit.
Zoom! Yi menembak matahari ketiga dan berputar di gunung tinggi yang berkabut.
Twang! Yi menembak matahari keempat dan embun mulai terbentuk seperti mutiara di atas dedaunan.
Thump! Yi menembak matahari kelima dan musim semi mulai keluar dari balik bukit berbatu.
Zap! Yi menembak matahari keenam dan sungai beriak dengan ikan yang berlompatan.
Pow! Yi menembak matahari ketujuh dan cabang pohon mulai menumbuhkan daun hijaunya.
Thud! Yi menembak matahari kedelapan dan kuncp berkembang di atas pohon.
Twack! Yi menembak matahari kesembilan dan tumbuhan padi tumbuh dan bertunas lagi.
Lalu sang pemanah Yi bersumpah akan menemukan matahari terakhir dan membawanya untuk diadili.
Sekarang, tanah telah sangat sejuk dan nyaman bagi para petani mereka
meminta Yi berhenti, namun tak ada seseorang pun yang berani
mendekatinya. Tapi sebelum sang pemanah menghabiskan anak panah
terakhirnya, seorang anak pemberani bersembunyi di belakangnya dan
diam-diam mencuri anak panah kesepuluh. Setelah melihat keberanian anak
itu, para petani memberanikan diri memohon pada Yi untuk membiarkan
matahari terakhir itu agar menyinari kayangan. Yi merasa kasihan kepada
para petani, dan ia setuju untuk menyisakan matahari terakhir itu di
langit.
Matahari terakhir ini sangat
sedih karena kehilangan saudaranya dan dihukum untuk memikul perjalanan
hariannya sendirian. Lebih jauh lagi, ibunya menolak permohonannya untuk
meminjam keretanya, dan naganya pun tidak mauh menarik kereta itu. Dari
satu ujung kayangan ke ujung lainnya, matahari terakhir ini
tertatih-taih melintasi langit dalam kesunyian, membawa cahaya dan
kehangatan pada dunia untuk selamanya.
Kehidupan manusia kembali
sejahtera. Tanaman kembali tumbuh, sungai-sungai memuaskan kehausan
mereka, dan hewan mandi di air yang sejuk dan di bawah sinar matahari
yang cerah. Terakhir, manusia berterima kasih kepada satu tanaman, bayam
air, yang tumbuh liar di air yang berlumpur, karena membuat manusia
bisa bertahan hidup pada masa-masa sangat kering yang disebabkan oleh
kecerobohan sepuluh matahari.
No comments:
Post a Comment