Mitologi Peradaban China, di dalam Mitologi China
(Sumber/ Source: Collier, Irene Dea.2011.Chinese Mythology.Jakarta:Enslow Publisher Inc.)
(Rewritten by/ Diketik kembali oleh: Dimas Erda Widyamarta.2014. please follow blog/ silahkan ikuti blog: www.ithinkeducation.blogspot.com or www.ithinkeducation.wordpress.com)
            Selain beragamnya pendapat 
mengenai periodisasi waktu dalam sejarah China, ada banyak system ejaan 
untuk mengeja nama-nama dinasti China dan kata-kata lainnya. Agar buku 
ini dapat dibaca semua kalangan, khususnya pelajar, kami berusa memakai 
pengucapan (pronounciation) yang paling mudah dalam mengucapkan berbagai
 dinasti, nama dan tempat.
Dalam beberapa kasus kami tetap 
mempertahankan transliterasi tradisional suatu kata dari bahasa China 
yang muncul dalam berbagai buku yang usianya lebih tua. Dalam kasus 
lainnya, kami memakai system pinyin, yang dipakai pemerintah China sejak
 tahun 1970-an. Pada waktu itu, pemerintah ingin menstandarisasi semua 
terjemahaan bahwa asing dan menggunakan dialek Mandarin dari bahasa 
China. Berdasarkan system pinyin, hiruf ‘q’ diucapkan ‘ch’, huruf ‘x’ 
diucapkan ‘sh’, dan huruf ‘zh’ diucapkan ‘j’. bagi yang ingin memahami 
lebih jauh lagi, baik melalui buku atau secara online, maka ia harus 
mengetahui berbagai transliterasi bahasa China. Misalnya, adakah yang 
menganggap bahwa Hsi Wang Mu dan Xiwangmu adalah satu dan sama? Atau 
Kong Fuzi sama dengan Konfusius? Karena system transliterasi tertentu 
bisa saja tak lagi dipaka, berhati-hatilah terhadap banyaknya 
kemungkinan system ejaan bagi suatu kata dalam bahasa China.
            Kesulitan lainnya adalah 
berusaha memisahkan hayalan (mitos) da fakta (sejarah). Sebelum penemuan
 tulisan, cerita tersebut diwariskan secara lisan selama ribuan tahun. 
Sebagian besar dari cerita itu bersumber dari berbagai peristiwa sejarah
 dan kehidupan rakyat; namun bagamanapun juga, unsure mitis mulai 
bercampur ke dalam cerita itu. Sebagaimana juga bangsa yang lainnya, 
bangsa China juga menggunakan mitos untuk menerangkan sejarah mereka.
            Kesulitan memisahkan antara 
hayalan dan fakta lebih dpersulit lagi ketika banyak buku sejarah yang 
dibakar pada tahun 213 SM. Oleh Qinshihuangdi (Chin shi wong dee), 
kaisar dari dinasti Qing (Chin). Agar ia diakui sebagai kaisar China 
yang pertama, ia menyuruh pasukannya membakar buku sejarah, music dan 
sastra. Seratus tahun kemudian, para pengaut konfusianisme berusaha 
menyusun ulang sejarah China dari buku yang berhasil diselamatkan. 
Mereka tidak ragu untuk mengubah mitos yang ada atau membuang informasi 
agar sesuai dengan filsafat mereka.
           
 Para sarjana China jarang member perhatian yang lebih terhadap berbagai
 mitos yang masih hidup; mitos tersebut tetap hidup karena kuatnya 
tradisi lisan dan artistic. Mitos itu dengan leluasa diadaptasi oleh 
para rombongan pemain teater dan opera China, saudagar, pelancong, 
pemahat, pelukis, novelis dan para pencerita.
            Pada tahun 1920-an, pemerintah
 China akhirnya berupaya mengantologikan mitos yang dikisahkan oleh para
 petani. Para sarjana terkejut ketika mereka mengetahui banyaknya dan 
beragamnya mitos tersebut. Selanjutnya, setiap propinsi mengembangkan 
versinya masing-masing. Tidak seperti mitologi Yunani yang dapat 
mendefinisikan dengan baik dewa-dewi dan para pahlawannya sendiri, yang 
tetap bertahan selama berabad-abad, orang China masih dalam tahapan 
mengembangkan mitologi mereka, sebagaimana juga catatan sejarah mereka, 
sebagaimana juga catatan sejarah mereka. Hari ini, prosedur televise, 
pembuat film dan animasi, serta perancang game computer, berusah 
menyesuaikan dongeng mitologis tersebut agar sesuai dengan dunia modern.
            Sekalipun memiliki berbagai 
tema dan varian, sebagai besar cerita-cerita dalam mitologi Cina 
mengandung satu tema umum dan utama: yaitu perjuangan manusia 
mengalahkan berbagai rintangan, terkadang dibantu oleh dewa dan 
terkadang ia dihukum atau dihalangi oleh mereka. Pencarian makanan dan 
tempat berlindung merupakan satu hal mendasar, ketika kelebihan populasi
 dan bencana alam sering melanda. Pengorbanan dan prakarsa individu 
masih menjadi hal penting dalam memecahkan suatu persoalan yang dihadapi
 oleh manusia. Mitos itu menyatakan tentang perjuangan manusia agar bisa
 bertahan hidup di dunia ini, yang rapuh dan mudah terombang-ambing, 
namun indah.
Sepuluh Raja Legendaris
            Setelah bangsa China mendiami 
Lembah Yangtze pada tahun 6500 SM. Setelah bangsa China mendiami Lembah 
Sungai Kuning pada tahun 5000 SM.
            Dongeng bangsa China yang 
lebih awal merujuk kepada “waktu mistis” yang dikuasai oleh Sepuluh Raja
 Legendaris: mereka setengah manusia dan setengah binatang, mempunyai 
kekuatan magis, mengenalkan pengetahuan kepada manusia, seperti menulis,
 bercocok tanam, berburu, menghidupkan api, dan mengatur banjir. 
Meskipun tidak ada bukti arkeologis yang mendukung keberadaan mereka. 
Sepuluh Raja Legendaris ini mendominasi kisah-kisah dalam mitologi China
 yang lebih awal.
| 
NAMA | 
MASA KEKUASAAN | 
DIKENAL KARENA | 
| 
Fushi | 
300 SM | 
Api, berburu, trigram, dan penjinakan binatang | 
| 
Shen Nung | 
2737-2598 SM | 
Pertanian dan obat-obatan | 
| 
Yon Di | 
Singkat | 
Digulingkan oleh saudara laki-lakinya, Huang Di | 
| 
Huang Di (Kaisar Kuning) | 
2697-2598 SM | 
Bendungan, kompas, kalender dan mata uang logam (koin) | 
| 
Shao Hao | 
2598-2591 SM | 
Sedikit pencapaian | 
| 
Kao Yang | 
Tidak diketahui | 
Ayah dari delapan anak yang termahsyur | 
| 
K’u | 
Tidak diketahui | 
Tidak diketahui | 
| 
Yao Ti | 
2357-2255 SM | 
Astronomi dan pembuatan kanal | 
| 
Shun | 
2317-2208 SM | 
Pembuatan bendungan | 
| 
Yu Yang Agung | 
2205-2197 SM | 
Pembuatan peta, mengontrol banjir, pendiri Dinasti Xia yang legendaries (2005-1520 SM) namun belum diketahui kebenarannya | 
| 
Shang | 
1523-1027 SM | 
Puncak Zaman Perunggu | 
| 
Zhou (Joh) | 
1027-221 SM | 
Feodalisme, Konfusius dan karya klasik | 
| 
Qin (Chin) | 
221-206 SM | 
Pembakaran buku, Tembok Besar Cina, birokratisasi dan pembuatan undang-undang | 
| 
Han | 
206 SM-220 M | 
Perdagangan di sepanjang jalur sutra, seni dan ilmu pengetahuan | 
| 
Enam Dinasti | 
220-589 | 
Perpecahan, menetapkan Buddhisme sebagai kepercayaan | 
| 
Sui | 
590-617 | 
Kanal Besar | 
| 
Tang | 
618-906 | 
Zaman keemasan, kesusteraan dan kesenian | 
| 
Song | 
960-1279 | 
Lukisan alam | 
| 
Yuan | 
1280-1367 | 
Dinasti Mongol; Jenghis Khan | 
| 
Ming | 
1368-1643 | 
Porselin, pekerjaan umum | 
| 
Qing (Ching) | 
1644-1911 | 
Dinasti Manchu, kehancuran | 
| 
Periode Pemerintah Modern | 
1911 | 
Berdirinya pemerintahan Republik China | 
| 
1949 | 
Berdirinya Pemerintah Republik Rakyat China (RRC) | 
No comments:
Post a Comment