Friday, July 10, 2020

Respon Tubuh Terhadap Agen Menular, di dalam Patofisiologi

Respon Tubuh Terhadap Agen Menular, di dalam Patofisiologi
(Sumber/ source: Robbins, Stanley. Kumar Vinay.Patologi I (Basic Pathology Part I).Surabaya: Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.)
(Rewritten by/ Diketik kembali oleh: Dimas Erda Widyamarta.2014. silahkan mengikuti di dalam blog/ please follow in the blog: www.ithinkeducation.blogspot.com or/ atau www.ithinkeducation.wordpress.com)
I.            Faktor Hospes pada Infeksi
  1. Syarat timbulnya infeksi adalah bahwa organism yang menular harus mampu melekat, menduduki atau memasuki hospes dan berkembang biak paling tidak sampai taraf tertentu.
  2. Dalam perjalanannya manusia mengembangkan mekanisme pertahanan tertentu dalam berhubungan dengan lingkungan
  3. Kulit dan Mukosa Orofaring
  4. Batas utama antara tubuh dan lingkungan adalah kulit
  5. Fungsi kulit adalah:
i.            Kulit yang utuh dengan lapisan keratin paling luar dan terdiri dari epitel berlapis gepeng sebagai barier mekanis terhadap infeksi. Bila terjadi luka iris, abrasi atau maserasi dapat memungkinkan agen menular masuk
ii.            Berkemampuan melakukan dekontaminasi terhadap dirinya sendiri:
1)      Dekontaminasi fisik: organism yang melekat pada lapisan luar kulit, akan dilepaskan pada waktu kulit mengelupas
2)      Dekontaminasi kimia. Dengan tubuh berkeringat dan sekresi kelenjar sebasea sehingga membersihkan kulit dari kuman.
3)      Dekontaminasi biologis: adanya normal flora menghalangi pembiakan organism lain yang melekat pada kulit.
iii.            Fungsi mulut dan faring adalah:
1)      Pelapisan mulut dan sebagian ebsar faring serupa dengna kulit berepitel lapis banyak, dimana sebagai barier mekanis adanya invasi jasad renik.
2)      Barier mekanis ini, mempunyai kelemahan di sepanjang gusi dan tonsil sehingga dapat diterobos kuman.
3)      Mukosa orofaring didekontaminasi oleh aliran air liur dengan mudah menghanyutkan partikel secara mekanis dan adanya zat dalam air liur tersebut yang menghambat mikoorganisme.
4)      Mulut dan faring mempunyai normal flora yang bekerja menghalangi pertumbuhan beberapa kuman yang potensial.

II.            Sawar Pertahanan Lain
  1. Permukaan lain dalam tubuh juga dilengkapi dengan mekanisme.
  2. Dalam saluran kemih, lapisan epitelnya berlapis banyak sebagai barier mekanis dan desakan keluar oleh air seni
  3. Conjunctiva mata sebagian dilindungi secara mekanis dan sebagian lagi oleh air mata
  4. Mukosa vagina merupakan epitel kuat, berlapis banyak dan sifat pertahanan mekanisnya diperkuat oleh normal flora yang jumlahnya banyak dan oleh sekresi mucus
  5. Radang sebagai pertahanan
  6. Jika agen menular berhasil menembus salah satu barier tubuh dan memasuki jaringan yang terjadi adalah reaksi radang akut
  7. Jika reaksi radang akut tidak sanggup mengatasi infeksi akan menyebar lebih luas ke seluruh tubuh bisa melalui cairan tubuh, pengeluaran cairan eksudat atau fagosit
  8. Pembuluh limfe pada infeksi
  9. Pada radang akut aliran limfe dipercepat, hal ini berarti agen menular juga ikut menyebar dengan cepat sepanjang pembuluh limfe.
  10. Kadang terjadi limfangitis, tetapi yang paling sering terjadi agen menular terbawa ke kelenjar limfe dengan cepat difagosit oleh makrofag yang akhirnya cairan limfe yang mengalir ke pusat melewati kelenjar limfe dan terbebas dari agen menular
  11. Pertahanan terakhir
  12. Jika penyebaran agen menular tidak berhenti pada kelenjar limfe atau jika agen tersebut langsung memasuki vena di tempat primernya maak dapat terjadi infeksi pada aliran darha yang sering disebut dengna Bakteriemia dengan akan ditangani secara cepat dan efektif oleh makrofag.
  13. Jika organism tersebut yang masuk dalam jumlah besar dan cukup resisten maka system makrofag dapat ditaklukan yang disebut septicemia.
  14. Akhirnya pada beberapa organism mencapai dalam jumlah besar sehingga bersirkulasi dalam gumpalan, mengambil tempat pada banyak organ dan menimbulkan banyak mikroabcess disebut septikopiemia (piemia)

  1. Faktor Jasad Renik pada Infeksi
  2. Daya Transmisi
  3. Secara tidak langsung organism dipindahkan dengan berbagai cara
  4. Sifat intrinsic mikroorganisme tertentu memengaruhi daya transmisi atau daya komunikasi mereka
  5. Daya invasi
  6. Sekali dipindahkan ke dalam hospes yang baru, jasad renik harus mampu bertahan pada atau dalam hospes tersebut untuk menimbulkan infeksi
  7. Terdapat banyak cara dari agen untuk dapat hidup pada hospes, missal hanya melekat pada permukaan usus, memasuki lapisan superficial usus atau mencapai aliran darah dan menyebar ke seluruh tubuh, membentuk kapsul berlendir sehingga tidak terfagositir, atau membentuk penyebaran enzimatik atau aday ang membentuk daya tahan terhadap lingkungan (hidup dalam fagosit)
  8. Beberapa organism setelah memasuki jaringan tidak menyebar sama sekali, hanya racunnya saja missal tetanus.

  1. Kemampuan untuk menimbulkan penyakit
  2. Agen menular untuk mengeluarkan eksotoksin yang dapat larut kemudian bersirkulasi dan menimbulkan perubahan fisiologis nyata bekerja pada sel-sel tertentu.
  3. Beberapa organism mengeluarkan endotoksin

  1. Cara interaksi hospis dan jasad renik
  2. Sering dianggap interaksi antara hospes dengan jasad renik merupakan suatu peperangan
  3. Secara biologis, setiap agen yang hidup tujuannya menghasilkan lebih banyak agen yang jenisnya sama
  4. Agen menular akan mudah berkembang biak dalam hospes tertentu yang merupakan supply makanan,
  5. Komensalisme adalah jika hubungan antara hospes dengan agen menular tidak saling menyerang.
  6. Mutualisme adalah jika interaksi memberikan keuntungan pada kedua pihak

V.            Infeksi Oportunistik
  1. Dengan banyaknya mikroorganisme yang berbuat banyak terhadap kesehatan kita dimana bila terjadi lingkungan yang salah akan berubah dan menimbulkan penyakit menular.
  2. Organism tersebut disebut oportunistik, mengambil keuntungan pada keadaan tertentu pada hospes
  3. Infeksi oportinustik timbul bila beberapa factor membahayakan mekanisme pertahanan intrinsic hospes atau dengna cara mengubah ekologi jasad renik
  4. Infeksi oportunistik terutama menyerang penderita yang lemah dengan gangguan gizi, reaksi immunologis atau kemampuan membentuk leukosit yang terganggu.
  5. Contoh penggunaan antimikroba, corticosteroid.

  1. Flora Jasad Renik Normal
  2. Hospes bersama dengan jasad renik merupakan ekosistem yang keseimbangannya adalah bagian penting dari kesehatan kita
  3. Secara kuantitatif normal flora ini semacam “beban” dimana eksresi melalui kulit, usus terdiri dari banyak mikroorganisme.

No comments:

Post a Comment