Teori Pembuatan Keputusan Secara Etis
(Sumber/ source: Suhaemi, Mimin Emi.2002.Etika Keperawatan: Aplikasi pada Praktik.Jakarta: EGC.)
(Rewritten by/ Diketik kembali oleh: Dimas Erda Widyamarta.2014. please follow blog/ silahkan ikuti blog: www.ithinkeducation.blogspot.com or www.ithinkeducation.wordpress.com)
Teori Dasar Pembuatan Keputusan
Teori dasar atau prinsip etika merupakan penuntun untuk membuat keputusan etik praktik profesiona (Fry,1991). Teori etik digunakan dalam pembuatan keputusan bila terjadi konfik antara prinsip dan aturan. Ahl filsafat moral telah mengembangkan beberapa teori etik, yang secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi teori teleologi dan deontologi.
Contoh 1: perawat menasihati klien tentang program latihan untuk memperbaiki kesehatan secara umum, tetapi tidak seharusnya melakukan apabila klien dalam keadaan risiko serangan jantung.
Contoh 2: seorang klien mempunyai kepercayaan bahwa pemberian transfusi darah bertentangan dengan keyakinannya, mengalami perdarahan hebat akibat penyakit hati yang kronis. Sebelum kondisi klien bertambah berat, klien sudah memberikan pernyataan tertulis kepada dokter bahwa ia tidak mau dilakukan tranfusi darah. Pada suatu saat, kondisi klien bertambah buruk maka terjadi perdarahan hebat dan dokter menginstruksikan untuk memberikan tranfusi darah. Dalam hal ini, akhirnya tranfusi darah tidak diberikan karena prinsip beneficience. Walaupun sebenarnya pada saat yang bersamaan terjadi penyalahgunaan prinsip maleficience.
Dengan majunya ilmu teknologi, konflik yang terjadi semakin tinggi. Untuk itu, peru diterapkan sistem klarifikasi nilai-nilai, yaitu suatu proses ketika individu memperoleh jawaban terhadap beberapa situasi melalui proses pengembangan nilai individu. Menurut Megan (1989), proses penilaian mencakup tuju proses yang ditempatkan ke dalam tiga kelompok, yaitu:
1) Menghargai
a) Menjunjung dan menghargai keyakinan dan perilaku seseorang
b) Menegaskan di depan umum bila diperlukan.
2) Memilih
a) Memilih dari berbagai alternatif\
b) Memilih setelah mempertimbangkan konsekuensinya
c) Memilih secara bebas
3) Bertindak
a) Bertindak
b) Bertindak sesuai dengan pola, konsistesi dan repetisi (mengulang yang telah disepakati)
Dengan menggunakan ketujuh langkah tersebut ke dalam klasifikasi nilai, perawat dapat menjelaskan nilai mereka sendiri dan dapat mempertinggi pertumbuhan pribadinya. Langkah di atas dapat diterapkan pada situasi klien, misalnya perawat dapat membantu klien mengidentifikasi bidang konflik, memilih dan menentukan berbagai alternatif, menetapkan tujuan dan melakukan tindakan.
Contoh: Ny. M, seorang wanita lansia usia 68 tahun, dirawat di RS dengan berbagai macam fraktur karena kecelakaan mobil, suamina yang juga ada dalam kecelakaan tersebut masuk ke RS yang sama dan meninggal. Ny. M bertanya berkali-kali kepada perawat tentang keadaan suaminya. Dokter ahli bedah berpesan kepada perawatnya untuk tidak mengatakan kematian suami Ny. M kepada Ny. M. Perawat tidak diberi alasan apapun untuk petunjuk tersebut dan menyatakan keprihatiannya kepada perawat kepala ruangan, yang mengaakan bahwa instruksi dokter harus diikuti. Dalam contoh tersebut, data dasar meliputi:
1) Orang-orang yang terlibat: klien (memperhatikan kesejahteraan suami), suami (almarhum), dokter ahli bedah, perawat kepala ruangan, dan perawat yang bersangkutan.
2) Tindakan yang diusulkan: masalah tidak diketahui klien, memungkinkan untuk melindungi Ny. M dari trauma psikologis, perasaan bersalah yang berlebih, dan sebagai akibatnya akan terjadi kemunduran kondisi fisiknya.
3) Konsekuensi dari tindakan yang diusulkan: apabila informasi ditahan atau tidak disampaikan, klien mungkin menjadi semakin cemas dan marah, serta mungkin menolak untuk bekerja sama dalam asuhan sehingga akan menunda pemulihan kesehatan.
Untuk mengidentifikasi konflik tersebut:
1) Perlu jjur kepada Ny. M, berarti tidak loyal terhadap dokter ahli bedah dan perawat kepala ruangan.
2) Perlu loyal terhadap dokter ahli bedah dan perawat kepala ruangan tanpa tidak jujur terhadap Ny. M
3) Konflik tentang pengaruh pada kesehatan Ny. M apabila diinformasikan atau apabila tidak diinformasikan
(Sumber/ source: Suhaemi, Mimin Emi.2002.Etika Keperawatan: Aplikasi pada Praktik.Jakarta: EGC.)
(Rewritten by/ Diketik kembali oleh: Dimas Erda Widyamarta.2014. please follow blog/ silahkan ikuti blog: www.ithinkeducation.blogspot.com or www.ithinkeducation.wordpress.com)
Teori Dasar Pembuatan Keputusan
Teori dasar atau prinsip etika merupakan penuntun untuk membuat keputusan etik praktik profesiona (Fry,1991). Teori etik digunakan dalam pembuatan keputusan bila terjadi konfik antara prinsip dan aturan. Ahl filsafat moral telah mengembangkan beberapa teori etik, yang secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi teori teleologi dan deontologi.
- Teleologi
- Deontologi (Formalisme)
- Kemurahan hati
Contoh 1: perawat menasihati klien tentang program latihan untuk memperbaiki kesehatan secara umum, tetapi tidak seharusnya melakukan apabila klien dalam keadaan risiko serangan jantung.
Contoh 2: seorang klien mempunyai kepercayaan bahwa pemberian transfusi darah bertentangan dengan keyakinannya, mengalami perdarahan hebat akibat penyakit hati yang kronis. Sebelum kondisi klien bertambah berat, klien sudah memberikan pernyataan tertulis kepada dokter bahwa ia tidak mau dilakukan tranfusi darah. Pada suatu saat, kondisi klien bertambah buruk maka terjadi perdarahan hebat dan dokter menginstruksikan untuk memberikan tranfusi darah. Dalam hal ini, akhirnya tranfusi darah tidak diberikan karena prinsip beneficience. Walaupun sebenarnya pada saat yang bersamaan terjadi penyalahgunaan prinsip maleficience.
Dengan majunya ilmu teknologi, konflik yang terjadi semakin tinggi. Untuk itu, peru diterapkan sistem klarifikasi nilai-nilai, yaitu suatu proses ketika individu memperoleh jawaban terhadap beberapa situasi melalui proses pengembangan nilai individu. Menurut Megan (1989), proses penilaian mencakup tuju proses yang ditempatkan ke dalam tiga kelompok, yaitu:
1) Menghargai
a) Menjunjung dan menghargai keyakinan dan perilaku seseorang
b) Menegaskan di depan umum bila diperlukan.
2) Memilih
a) Memilih dari berbagai alternatif\
b) Memilih setelah mempertimbangkan konsekuensinya
c) Memilih secara bebas
3) Bertindak
a) Bertindak
b) Bertindak sesuai dengan pola, konsistesi dan repetisi (mengulang yang telah disepakati)
Dengan menggunakan ketujuh langkah tersebut ke dalam klasifikasi nilai, perawat dapat menjelaskan nilai mereka sendiri dan dapat mempertinggi pertumbuhan pribadinya. Langkah di atas dapat diterapkan pada situasi klien, misalnya perawat dapat membantu klien mengidentifikasi bidang konflik, memilih dan menentukan berbagai alternatif, menetapkan tujuan dan melakukan tindakan.
- Keadilan
- Otonomi
- Kejujurann
Contoh: Ny. M, seorang wanita lansia usia 68 tahun, dirawat di RS dengan berbagai macam fraktur karena kecelakaan mobil, suamina yang juga ada dalam kecelakaan tersebut masuk ke RS yang sama dan meninggal. Ny. M bertanya berkali-kali kepada perawat tentang keadaan suaminya. Dokter ahli bedah berpesan kepada perawatnya untuk tidak mengatakan kematian suami Ny. M kepada Ny. M. Perawat tidak diberi alasan apapun untuk petunjuk tersebut dan menyatakan keprihatiannya kepada perawat kepala ruangan, yang mengaakan bahwa instruksi dokter harus diikuti. Dalam contoh tersebut, data dasar meliputi:
1) Orang-orang yang terlibat: klien (memperhatikan kesejahteraan suami), suami (almarhum), dokter ahli bedah, perawat kepala ruangan, dan perawat yang bersangkutan.
2) Tindakan yang diusulkan: masalah tidak diketahui klien, memungkinkan untuk melindungi Ny. M dari trauma psikologis, perasaan bersalah yang berlebih, dan sebagai akibatnya akan terjadi kemunduran kondisi fisiknya.
3) Konsekuensi dari tindakan yang diusulkan: apabila informasi ditahan atau tidak disampaikan, klien mungkin menjadi semakin cemas dan marah, serta mungkin menolak untuk bekerja sama dalam asuhan sehingga akan menunda pemulihan kesehatan.
Untuk mengidentifikasi konflik tersebut:
1) Perlu jjur kepada Ny. M, berarti tidak loyal terhadap dokter ahli bedah dan perawat kepala ruangan.
2) Perlu loyal terhadap dokter ahli bedah dan perawat kepala ruangan tanpa tidak jujur terhadap Ny. M
3) Konflik tentang pengaruh pada kesehatan Ny. M apabila diinformasikan atau apabila tidak diinformasikan
- Ketaatan
No comments:
Post a Comment