Friday, July 10, 2020

Diagnosa Keperawatan tentang Hipovolemia(Kekurangan Volume Cairan/ FVD)

Diagnosa Keperawatan tentang Hipovolemia(Kekurangan Volume Cairan/ FVD)
(Sumber/ Source: Potter, Patricia.A.2005. Buku ajar fundamental keperawatan : konsep, proses, dan praktik. Jakarta : EGC.)
(Rewritten by/ Diketik kembali oleh: Dimas Erda Widyamarta.2014. please follow blog/ silahkan ikuti blog: www.ithinkeducation.blogspot.com or www.ithinkeducation.wordpress.com)
  1. Pengkajian
  2. Biodata pasien
Nama                           : Ny. Chion Lek Soe
Jenis Kelamin              : Perempuan
Umur                           : 36 tahun
Agama                         : Kong Hu Cu
Bangsa                                    : Indonesia

  1. Penanggung jawab
Nama                           : Tn Liek Kok Soe
Jenis kelamin               : 40 tahun
Hubungan pasien        : suami
Agama                         : Kong Hu Cu
Suku bangsa                : Indonesia
Pekerjaan                     : Pengacara
Alamat                                    : Gang Logi, No 12, Kabupaten Ponorogo

            POLA KEBUTUHAN DASAR
  1. Aktivitas/ istirahat:
Gejala        : kelelahan, kelemahan umum
  1. Sirkulasi:
Tanda        : hipotensi, termasuk perubahan postural, nadi lemah atau lembut, takikardia, vena leher datar, penurunan CVP
  1. Makanan/ cairan
Gejala        : anoreksia, mual/ muntah, haus
Tanda        : penurunan berat badan sering melebihi 2%-8% dari berat badan total. Distensi abdomen. Membrane mukosa kering, lidah kotor, penurunan air mata dan alvias, kulit kering dengan turgor buruk atau pucat, kembabb, dingin (syok)
  1. Neurosensori
Gejala        : kesemutan ekstremitas, vertigo, sinkope
Tanda        : perubahan perilaku, apatis, gelisah, kacau mental
  1. Pernapasan
Tanda        : takipnea, pernapasan cepat atau dangkal
  1. Keamanan
Tanda        : suhu biasanya sub normal, meskipun demam mungkin terjadi.
  1. Pemeriksaan diagnostic
1)      Natrium serum: mungkin tinggi, rendah atau normal
2)      Natrium urine: biasanya menurun (kurang dari 10mEq/L bila kehilangan karena penyebab eksternal; biasanya lebih besar dari 20 mEq/L. bila penyebab adalah renal atau adrenal)
3)      JDL     : Hb/Ht dan SDM biasaya meningkat (hemokonsentrasi); penurunan menunjukkan hemoragi
4)      Berat jenis urine          : meningkat
5)      Glukosa serum            : normal atau meningkat
6)      BUN dan CR              : Peningkatan, BUN diluar proporsi terhadap Cr

  1. Diagnosa Keperawatan
  2. Ganggua perfusi jaringan berhubungan dengan kurangnya caira dalam tubuh.
  3. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan pengeluaran caran berlebihan sebagai akibat sekunder dari diare, muntah-muntah.
  4. Actual/ risiko gangguan (kerusaka integritas kulit) daerah anal berhubungan dengan frekuensi BAB

Hipovolemia (Kekurangan Volume Cairan/ FVD)/ Hypovolemia (Lack of Fluid Volume / FVD)

Standard
Hipovolemia (Kekurangan Volume Cairan/ FVD)
(Sumber/ Source: Potter, Patricia.A.2005. Buku ajar fundamental keperawatan : konsep, proses, dan praktik. Jakarta : EGC.)
(Rewritten by/ Diketik kembali oleh: Dimas Erda Widyamarta.2014. please follow blog/ silahkan ikuti blog: www.ithinkeducation.blogspot.com or www.ithinkeducation.wordpress.com)
  1. Definisi Hipovolemia
Kekurangan volume cairan (FVD) adalah jika terjadi air dan elektrolit hilang pada proporsi yang sama ketika mereka berada pada cairan tubuh normal sehingga rasio elektrolit serum terhadap air tetap sama. (Brunner dan Suddarth, 2002).
Kehilangan cairan tubuh isotonic yang disertai kehilangan dan air dalam jumlah yang relative sama. Kekurangan volume cairan isotonic sering disalah artikan sebagai dehidrasi, istilah yang seharusnya hanya dipakai untuk kehilangan air murni yang menyebabkan terjadinya hipernatremia. (Arif Muttaqin,2009).

  1. Etiologi
Penyebab deficit volume ekstrasel dapat melalui ekstra renal atau melalui renal
  1. Kehilangan melalui ekstra renal:
  2. Kehilangan melalui saluran cerna
  3. Lambung: muntah, penyedotan gastrointestinal.
  4. Usus halus: diare, iliostomi, vistula pancreas atau biliaris
  5. Perdarahan
  6. Kehilanga melalui kulit:
  7. Diaphoresis
  8. Luka bakar yang luas (hilang melalui penguapan)
  9. Kehilangan melalui ruang ketiga:
  10. Obstruksi usus
  11. Peritonitis
  12. Combusio berat
  13. Asites
  14. Pancreatitis
  15. Efusi pleura
  16. Cedera remuk atau fraktur paha
  17. Hipoalumenia
  18. Kehilangan melalui renal
  19. Penyebab dari ginal: nefritis boros garam, fase dieresis gagal ginjal akut.
  20. Penyebab di luar ginjal: kelebihan pemakaian diuretic.
  21. Deuresis osmotic: glikosuria diabetic, hiperalimentasi enteral atau parenteral, pengobatan dengan manitol.
  22. Defisiensi aldosteron: penyakit Addison, hippoaldosteronisme.

Tanda dan gejala (Manifestasi Klinik)
  1. Lesu, lemah da lelah merupakan tanda awal
  2. Anoreksia
  3. Haus
  4. Hipotensi ortostatik (penurunan tekanan darah sistemik >10 mmHg)
  5. Takikardi (terjadi karena jantung berupaya untuk mempertahankan perfusi jaringan)
  6. Pusing, sinkop
  7. Perubahan tingkat kesadaran
  8. Penurunan suhu, kecuali jika ada infeksi
  9. Ekstremitas dingin
  10. Waktu pengisian vena tangan yang memanjang (lebih dari tiga sampai lima detik)
  11. Vena jugularis mendatar pada posisi berbaring (mencerminkan penurunan aliran balik vena ke jantung sisi kanan)
  12. Penurunan tekanan vena sentral
  13. Mukosa mulut kering
  14. Lidah kering, terbelah-belah (normal, hanya ada satu longiotudinal digaris tengah)
  15. Turgor kulit buruk
  16. Oliguria (<30 ml/ jam)
  17. Penurunan berat badan yang cepat
  18. Penurunan 2%= kekurangan ringan
  19. Penurunan 5%= kekurangan sedang
  20. Penurunan 8%= kekuraga berat
  21. Hasil laboratorium
  22. Peningkatan hematokrit
  23. Peningkatan kadar protein serum
  24. Na+ serum normal
  25. Rasio BUN atau kreatinin serum lebih 20:1 (normal=10:1)
  26. Berat jenis urine tinggi
  27. Osmolalitas urine lebih 450 mOsmol/ kg
  28. Na+ urin kurang 10 mEq/L (penyebab dari ekstra renal)
  29. Na+ urine >20 mEq/L (penyebab dari renal atau adrenal)

  1. Pemeriksaan Penunjang
  2. Natrium serum
  3. Natrium urine
  4. Protein total
  5. Berat jenis urine
  6. Osmolaritas serum
  7. Kalium serum dan BUN

  1. Penatalaksanaan
Tujuan terapi adalah mengatasi masalah pencetus dan mengembalikan CES pada normal. Tindakan dapat berupa hal berikut:
  1. Pembatasan asupan cairan per oral dan natrium
  2. Pemberian diuretic. Pemberian diuretic diresepkan jika pembatasan diet natrium saja tidak cukup untuk mengurang edema dengan mencegah rearbsorpsi natrium dan air oleh ginjal.
  3. Dialissi atau hemofiltrasi arteriovena continue: pada gagal ginjal atau kelebihan beban cairan yang mengancam hidup.

No comments:

Post a Comment