Pemberian Oksigen, di dalam Praktek Keperawatan
(Sumber/ source: Andarmoyo, Sulistyo.2001.Kebutuhan Dasar Manusia (Oksigenasi). Yogyakarta:Graha Ilmu.)
(Rewritten by/ Diketik kembali oleh: Dimas Erda Widyamarta.2014. please follow blog/ silahkan ikuti blog: www.ithinkeducation.blogspot.com or www.ithinkeducation.wordpress.com)
Pemberian oksigen merupakan tindakan keperawatan dengan cara memberikan oksigen ke dalam paru melalui saluran pernapasan dengan menggunakan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen pada pasien dapat dilakukan melalui tiga cara: yaitu melalui kanula, nasal, dan masker dengan tujuan memenuhi kebutuhan oksigen dan mencegah terjadinya hipoksia
Contoh sistem aliran rendah adalah:
1) Keuntungan: pemberian oksigen stabil dengan volume tidal dan laju pernafasan teratur, pernafasannya mudah dibandingkan kateter nasal, klien bebas makan, bergerak, berbicara, lebih mudah ditolelir klien dan terasa nyaman.
2) Kerugian: tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen lebih dari 44%, suplai oksigen berkurang bila klien bernafas dengan mulut, mudah lepas karena kedalaman kanula hanya 1 cm dan dapat mengitirasi selaput lendir.
1) Keuntungan: pemberian oksigen stabil, klien bebas bergerak, makan dan berbicara, murah dan nyaman serta dapat juga dipakai sebagai kateter penghisap.
2) Kerugian: tidak dapat memberikan konsentrasi yang lebih baik dari 45% teknik memasukkan kateter nasal lebih sulit daripada kanula nasal, dapat terjadi distensi lambung, dapat terjadi iritasi selaput lender nasofaring, aliran dengan lebih dari liter per menit dapat menyebabkan nyeri sinus dan mengeringkan mukosa hidung serta kateter mudah tersumbat.
1) Keuntungan: konsentrasi oksigen yang diberikan lebih tinggi dari kateter atau kanula nasal, sistem humidifikasi dapat ditingkatkan melalui pemilihan sungkup berlubang besar, dapat digunakan dalam pemberian terapi aerosol
2) Kerugian: tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen kurang dari 40% dapat menyebabkan penumpukan CO2 jika aliran rendah.
1) Keuntungan: konsentrasi oksigen dapat mencapai 100% tidak mengeringkan selaput lendir
2) Kerugian: kantong oksigen bisa terlipat
Prinsip pemberian oksigen dengan alat ini yaitu gas yang dialirkan dari tabung akan menuju ke sungkup yang kemudian akan dihimpit untuk mengatur suplai oksigen sehingga tercipta tekanan negatif, akibatnya udara luar dapat dihisap dan aliran udara yang dihasilkan lebih banyak. Aliran udara pada alat ini sekitar 4-14 liter per menit dengan konsentrasi 30-55%
(Sumber/ source: Andarmoyo, Sulistyo.2001.Kebutuhan Dasar Manusia (Oksigenasi). Yogyakarta:Graha Ilmu.)
(Rewritten by/ Diketik kembali oleh: Dimas Erda Widyamarta.2014. please follow blog/ silahkan ikuti blog: www.ithinkeducation.blogspot.com or www.ithinkeducation.wordpress.com)
Pemberian oksigen merupakan tindakan keperawatan dengan cara memberikan oksigen ke dalam paru melalui saluran pernapasan dengan menggunakan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen pada pasien dapat dilakukan melalui tiga cara: yaitu melalui kanula, nasal, dan masker dengan tujuan memenuhi kebutuhan oksigen dan mencegah terjadinya hipoksia
- Metode Pemberian Oksigen
- Sistem Aliran Rendah
Contoh sistem aliran rendah adalah:
- Kanula nasal
1) Keuntungan: pemberian oksigen stabil dengan volume tidal dan laju pernafasan teratur, pernafasannya mudah dibandingkan kateter nasal, klien bebas makan, bergerak, berbicara, lebih mudah ditolelir klien dan terasa nyaman.
2) Kerugian: tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen lebih dari 44%, suplai oksigen berkurang bila klien bernafas dengan mulut, mudah lepas karena kedalaman kanula hanya 1 cm dan dapat mengitirasi selaput lendir.
- Kateter nasal
1) Keuntungan: pemberian oksigen stabil, klien bebas bergerak, makan dan berbicara, murah dan nyaman serta dapat juga dipakai sebagai kateter penghisap.
2) Kerugian: tidak dapat memberikan konsentrasi yang lebih baik dari 45% teknik memasukkan kateter nasal lebih sulit daripada kanula nasal, dapat terjadi distensi lambung, dapat terjadi iritasi selaput lender nasofaring, aliran dengan lebih dari liter per menit dapat menyebabkan nyeri sinus dan mengeringkan mukosa hidung serta kateter mudah tersumbat.
- Sungkup muka sederhana
1) Keuntungan: konsentrasi oksigen yang diberikan lebih tinggi dari kateter atau kanula nasal, sistem humidifikasi dapat ditingkatkan melalui pemilihan sungkup berlubang besar, dapat digunakan dalam pemberian terapi aerosol
2) Kerugian: tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen kurang dari 40% dapat menyebabkan penumpukan CO2 jika aliran rendah.
- Sungkup muka dengan kantong rebreathing
- Sungkup muka dengan kantong non rebreathing
1) Keuntungan: konsentrasi oksigen dapat mencapai 100% tidak mengeringkan selaput lendir
2) Kerugian: kantong oksigen bisa terlipat
- Sistem Aliran Tingi
Prinsip pemberian oksigen dengan alat ini yaitu gas yang dialirkan dari tabung akan menuju ke sungkup yang kemudian akan dihimpit untuk mengatur suplai oksigen sehingga tercipta tekanan negatif, akibatnya udara luar dapat dihisap dan aliran udara yang dihasilkan lebih banyak. Aliran udara pada alat ini sekitar 4-14 liter per menit dengan konsentrasi 30-55%
- Keuntungan: konsentrasi oksigen yang diberikan konstan sesuai dengan petunjuk pada alat dan tidak dipengaruhi perubahan pola nafas terhadap FIO2, suhu dan kelembapan gas dapat dikontrol serta tidak terjadi penumpukan CO2.
- Kerugian: tidak dapat memberikan oksigen konsentrasi rendah, jika aliran rendah dapat menyebabkan penumpukan CO2, kantong oksigen bisa terlipat.
- Bahaya pemberian oksigen
- Kebakaran. Oksigen bukan zat pembakar tetapi dapat memudahkan terjadinya kebakaran, oleh karena itu klien dengan terapi pemberian oksigen harus menghindari: merokok, membuka alat, listrik dalam area sumber oksigen, menghindari penggunaan listrik tanpa “ground”
- Depresi ventilasi
- Keracunan oksigen
- Alat dan bahan
- Tabung oksige lengkap dengan flowmeter (yang berisi air aquades atau air matang steril) dan humidifier
- Nasal kateter, kanula atua masker
- Vaselin/ jeli
- Tindakan
No |
Tindakan |
Rasional |
1 |
Cuci tangan dan pakai handscoon k/p |
Mengurangi penyebaran mikoorganisme (jika diindikasikan penyakit infeksi) |
2 |
Jelaskan prosedur tindakan |
Memberi pemahaman dan mendapatkan kerjasama klien |
3 |
Cek flow meter dan humidifier |
Melihat kesiapan peralatan sebelum pemberian ke klien |
4 |
Hidupkan tabung oksigen dan flow meter, rasakan aliran oksigen |
Mengkaji patensi dan fungsi alat |
5 |
Atur posisi klien sei flower atau sesuai dengan kondisi |
Memberikan kenyamanan saat pemberian oksigen |
6 |
Berikan oksigen melalui kanula atau masker |
Memenuhi kebutuhan oksigen klien |
7 |
Catat pemberian dan lakukan observasi |
Mengetahui perkembangan klien |
8 |
Bereskan alat dan rapikan pasien |
Memberi kenyamanan pada klien |
9 |
Lepaskan handscoon dan cuci tangan |
Mengurangi penyebaran mikroorganisme (jika diindikasikan penyakit infeksi) |
10 |
dokumentasi |
Aspek tanggung jawab perawat dalam melakukan tindakan keperawatan |
No comments:
Post a Comment