1 Respirasi sel
Respirasi secara harfiah di artikan sebagai proses
pernafasan. Namun dalam biologi, respirasi mempunyai pengertian yang
lebih kompleks lagi apalagi jika di tambah kata seluler dibelakangnya hingga
menjadi respirasi seluler atau respirasi sel. Respirasi sel adalah proses
penguraian senyawa organik kompleks secara kimia dengan bantuan oksigen yang
menghasilkan energi yang di gunakan untuk kegiatan hidup makhluk hidup.
Definisi respirasi sel dapat disederhanakan sebagai suatu proses oksidasi bahan
makanan dalam sel tubuh untuk menghasilkan energi. Respirasi sel adalah
salah satu contoh dari proses katabolisme.
Respirasi sel menghasilkan energi dalam bentuk
Adenosin trifosfat (ATP) yang merupakan sumber energi untuk seluruh kegiatan
dan aktivitas makhluk hidup. Bahan baku yang digunakan dalah respirasi sel
adalah sejenis gula yang dikenal dengan istilah gula heksosa. Proses respirasi
sel terjadi dalam beberapa tahap. Tahap-tahap itu berfungsi untuk mengubah gula
heksosa yang mempunyai rantai C6 menjadi C3, C2 dan C1. Hasil akhir dari
proses respirasi sel adalah CO2, H2O dan energi. Untuk mengubah gula
heksosa menjadi CO2, H2O dan energi diperlukan 4 tahap reaksi.
Substrat Respirasi:
Substrat
respirasi adalah setiap senyawa organik yang dioksidasikan dalam respirasi,
atau senyawa-senyawa yang terdapat dalam sel tumbuhan yang secara relatif
banyak jumlahnya dan biasanya direspirasikan menjadi CO2 dan air. Sedangkan
metabolit respirasi adalah intermediat-intermediat yang terbentuk dalam
reaksi-reaksi respirasi.
Substrat
respirasi terdiri dari:
·
Karbohidrat merupakan substrat
respirasi utama yang terdapat dalam sel tumbuhan tinggi.
·
Beberapa jenis gula seperti Glukosa,
fruktosa dan sukrosa
·
Pati
·
Lipid
·
Asam-asam Organik
·
Protein (digunakan dalam keadaan dan
spesies tertentu)
Bagian tumbuhan yang aktif melakukan respirasi yaitu
bagian yang sedang tumbuh seperti:
·
Kuncup bunga
·
Tunas
·
Biji yang berkecambah
·
Ujung batang
·
Ujung akar
2 Tahapan Respirasi sel
Pengubahan glukosa
menjadi CO2 dan H2O dapat dibagi menjadi empat tahapan
yaitu glikolisis, reaksi antara (dekarboksilasi oksidatif/oksidasi piruvat),
siklus krebs, dan transport elektron.
2.2.1
Glikolisis
Glikolisis adalah rangkaian reaksi
pengubahan molekul glukosa menjadi asam piruvat dengan menghasilkan NADH dan
ATP. Sifat-sifat glikolisis adalah :
1. Dapat
berlangsung secara aerob maupun anaerob
2. Dalam
glikolisis terdapat kegiatan enzimatis, ATP (adenosin trifosfat), dan ADP
(adenosin difosfat)
3. ADP
dan ATP berperan dalam pemindahan fosfat dari molekul satu ke molekul yang
lain.
Glikolisis
berlangsung di dalam protoplasma. Prosesnya adalah seperti berikut ini:
1. Fosforilasi
glukosa oleh ATP
Penambahan
satu fosfat oleh ATP terhadap glukosa menghasilkan glukosa 6-fosfat, dan ATP
berubah menjadi ADP. Peristiwa ini disebut fosforilasi yang berlangsung dengan
bantuan enzim heksokiase dan ion Mg++.
2. Dan
3. Penyusunan kembali, diikuti dengan fosforilasi kedua. Hasil akhir dari fosforilasi berupa fruktosa 1,6-bifosfat.
Dari sinilah dimulai glikolisis.
4. Dan
5. Glikolisis dimulai dari perubahan fruktosa 1,6-bifosfat yang memiliki 6 atom
C menjadi 2 buah gliseraldehida 3-fosfat (memiliki 3 buah atom C) dan dihidroksiaseton
fosfat. Pembongkaran ini dibantu oleh enzim aldolase.
1. Oksidasi
yang diikuti dengan fosforilasi, menghasilkan dua molekul NADH dan dua molekul
BPG, yang masing-masing memiliki satu ikatan fosfat berenergi tinggi.
1,3-bifosfogliseraldehida diubah menjadi asam 1,3 –bifosfogliserat (BPG) dengan
bantuan bantuan enzim dehydrogenase dan penambahan H2.
2. Pelepasan
fosfat berenergi tinggi dari 1,3 bifosfogliserat yang kemudian bereksi dengan
dua molekul ADP menghasilkan dua molekul ATP dan dua molekul 3-fosfogliserat.
Asam 1,3-bifosfogliserat (BPG) berubah menjadi asam 3-fosfogliserat (3PG) karena kehilangan satu fosfat. Proses ini
berlangsung engan bantuan enzim fosfogliserokinase dan ion Mg++.
3. Dan
9. Pelepasan air menghasilkan dua molekul fofoenol piruvat yang masing-masing
memiliki ikatan fosfat berenergi tinggi. Asam 3-fosfogliserat (3PG) diubah
menjadi asam 2-fosfoeolgliserat (2PG) oleh enzim fosfogliseromutase. Kemudian,
enzim enolase dan ion Mg++ mengubah asam 2-fosfoenolgliserat (2PG)
menjadi fosfoenolpiruvat (PEP).
10. Pelepasan
fosfat berenergi tinggi dari fosfoenolpiruvat (PEP) yag kemudian diterima oleh
2 molekul ADP menghasilkan 2 molekul ATP dan 2 mlekul piruvat. Proses ini dibantu
oleh enzim piruvatkinase, ion Mg++ dan K+ .
2.2.2
Reaksi Antara/ Oksidasi
Piruvat
Glikolisis
menghasilkan asam piruvat. Asam piruvat ini akan dioksidasi dan menghasilkan 1
dari 3 karbon pada asam piruvat (karbon hilang dalam bentuk CO2 ).
Reaksi ini menghasilkan fragmen berkarbon 2 yang disebut kelompok asetil dan
mengubah NAD+ menjadi NADH. Reaksinya melibatkan 3 tahap reaksi
antara. Di akhir reaksi, kelompok asetil (fragmen berkarbon 2) bergabung dengan
kofaktor koenzim A (KoA) sehingga membentuk senyawa asetil-KoA. Reaksinya
sebagai berikut:
Reaksi
ini menghasilkan molekul NADH yang akan digunakan untuk menghasilkan ATP. Hal
yang lebih penting dari pengurangan NAD+ menjadi NADH adalah dihasilkannya asetil-KoA.
Pengubahan asam piruvat menjadi aseti-KoA merupakan
persimpangan jalan untuk menuju berbagai biosintesis yang lain. Asetil-KoA yang
terbentuk kemudian memasuki siklus krebs.
2.2.3
Siklus krebs
Siklus
krebs berlangsung di matriks mitokondria. Fragmen berkarbon dua asetil-KoA
memasuki siklus, dan 2 molekul CO2 serta 8 elektron dilepaskan dalam
siklus tersebut. Siklus krebs terdiri atas 9 rangkaian reaksi sebagai berikut:
Reaksi 1: Kondensasi
Gugus berkarbon 2,
asetil-KoA, bergabung dengan molekul berkarbon 4, oksaloasetat, membentuk
molekul berkarbon 6, yaitu sitrat. Reaksi ini tidak dapat balik (irreversible).
Reaksi 2 dan 3: Isomerasi
Supaya reaksi oksidasi
dapat berlangsung, gugus hidroksil (-OH) pada sitrat harus diatur kembali. Ini
terjadi melalui dua tahap. Pertama, moekul air dibuang melaui satu karbon.
Kemudian air ditambahkan ke karbon yang berbeda. Hasilnya, gugus –H dan –OH
bertukar posisi. Produknya adalah isomer sitrat yang disebut isositrat.
Reaksi 4: Oksidasi
pertama
Isositrat mengalami
reaksi dekarboksilasioksidatif. Mula-mula, isositrat dioksidasi, menghasilkan
sepasang electron, dan mengubah NAD+ menjadi NADH. Kemudian terjadi
dekarboksilasi. Atom karbon membelah membentuk CO2 , menghasilkan
molekul berkarbon 5, yaitu α-ketoglutarat.
Reaksi 5: Oksidasi
kedua
α-ketoglutarat
didekarboksilasi oleh kompleks multienzim yang mirip dengan piruvat
dehidroginase. Setelah CO2 terbuang, yang tersisa adalah gugus suksinil
yang bergabung dengan koenzim A membentuk suksinil-KoA. Dalam proses tersebut,
terjadi reduksi NAD+ menjadi NADH dan dihasilkan dua electron.
Reaksi 6: Fosforilasi
Ikatan antara gugus
berkarbon 4 suksinil dan KoA adalah ikatan berenergi tinggi. Melalui reaksi
yang mirip dengan yang terjadi pada glikolisis, ikatan ini memisah. Energy yang
dilepaskan memicu fosforilasi guanosin difosfat (GDP) menjadi guanosin
trifosfat (GTP). GTP siap dubah menjadi ATP. Fragmen berkarbon 4 yang terbentuk
disebut suksinat.
Reaksi 7: Oksidasi ketiga
Suksinat dioksidasi
menjadi fumarat. Yang berperan sebagai penerima electron adalah flavin adenine
dinukleotida (FAD). FAD merupakan bagian dari membrane dalam mitokondria. FAD
melepaskan electron dan menjadi FADH2.
Reaksi 8 dan 9:
Pembentukan kembali oksaloasetat
Pada dua reaksi terakhir,
molekul air ditambahkan pada fumarat untuk membentuk malat. Kemudian
teroksidasi menghasilkan oksaloasetat berkarbon empat dan dua electron sehingga
NAD+ berubah menjadi NADH. Oksaloasetat dapat bergabung dengan gugus
asetil berkarbon dua, asetil-KoA, dan siklus kembali berulang.
Produk siklus krebs
Siklus Krebs menghasilkan
2 molekul ATP per molekul glukosa, sama dengan yang dihasilkan glikolisis.
Siklus Krebs juga juga menghasilkan banyak electron yang dapat diberikan ke
rantai transport electron untuk menyintesis lebih banyak ATP.
Siklus Krebs
2.2.4
Transpor elektron
Transpor
elektron merupakan puncak tahap respirasi sel. Pada sistem tranpor electron,
berlangsung pengepakan energy dari glukosa menjadi ATP.
Transpor electron
Reaksi ini terjadi di dalam membran dalam mitokondria. Hidrogen
dari siklus Krebs yang tergabung dalam FADH dan NADH, diubah menjadi electron
dan proton. Sebagai pembawa electron adalah sejenis protein dan gugus yang
dapat berkaitan dengan protein. Golongan ini mencakup NAD, FAD, (yang terikat
dengan NADH dehydrogenase), ubikuinon, dan protein sitokrom.
Pada system elekton ini, oksigen adalah akseptor electron yang
terakhir. Setelah menerima electron, O2 akan bereaksi dengan H+
membentuk H2O.
Pada sel eukariot,
glikolisis berlangsung di sitoplasma, sedangkan Siklus Krebs berlangsung di
Mitokondria. Oleh karena itu, sel harus mentranspor dua molekul NADH yang
dihasilkan pada glikolisis menyeberangi membrane mitokondria. Untuk tranpor
satu molekul NADH melewati membrane mitokondria diperlukan satu ATP sehingga
untuk 2 molekul NADH diperlukan 2 ATP. Dengan demikian, jumlah ATP yang
dihasilkan dari glikolisis berkurang dua. Jadi, jumlah total ATP dari respirasi
aerobik adalah 38 - 2 = 36 ATP.
2.2.5
Lintasan Pentosa Fospat
Lintasan
reaksi yang berbeda dengan glikolisis dan Siklus Krebs ini disebut Lintasan
Pentosa fosfat (LPF) karena terbentuk senyawa yang terdiri dari 5 atom karbon.
Lintasan ini juga disebut sebagai Lintasan Fosfoglukonat. Berlangsung di
sitosol.
Rangkaian
reaksi: reaksi pertama pada LPF melibatkan glukosa-6-P( hasil penguraian pati
oleh enzim fosforilase yang diikuti oleh enzim fosfoglukomutase pada glikolisis
atau hasil penambahan fosfat terminal ATP pada glukosa atau hasil langsung
reaksi fotosintesis). Glukosa-6-P segera dioksidasi(didehidrogenasi) oleh enzim
dehidrogenase untuk membentuk senyawa 6-fosfogluko-nonlakton, yang kemudian
dihidrolisis menjadi 6-fosfoglukonat oleh suatu enzim laktonase. Senyawa 6-fosfoglukonat
kemudian mengalami dekarboksilasi oksidatif untuk menghasilkan ribulosa-5-P
oleh enzim 6-fosfoglukonat dehidrogenase.
Reaksi-reaksi
selanjutnya dari LPF akan menghasilkan pentose posfat. Reaksi- reaksi ini
dipacu oleh enzimisomeras, epimerase, transketolase dan transaldolase
Fungsi LPF:
1. Produksi
NADPH, dimana senyawa ini kemudian dapat dioksidasi untuk menghasilkan ATP
2.
Terbentuknya senyawa erithrosa-4-P,
dimana senyawa ini merupakan bahan baku esensial untuk pembentukan senyawa
fenolik seperti sianin dan lignin
3.
Menghasilkan ribulosa-5-P yang
merupakan bahan baku unit ribosa dan deoksiribosa pada nukleotida pada RNA dan
DNA.
3
Jenis Respirasi Sel
2.3.1
Respirasi aerob
Respirasi
aerob adalah suatu proses pernapasan yang membutuhkan oksigen dari udara. Pada
umumnya, jika konsentrasi oksigen di udara menyimpang sedikit dari 20%,
pengaruhnya terhadap respirasi tidak tampak. Hal ini tergantung juga dari jenis
makhluk hidupnya. Ada beberapa jenis tumbuhan yang kegiatan respirasinya
menurun apabila konsentrasi oksigen di udara berada di bawah normal, misalnya
bayam, wortel, dan beberapa tumbuhan lainnya.
Apabila konsentrasi oksigen dalam udara rendah sekali atau
bahkan sama sekali tidak ada, bukan beraarti kegiatan respirasi terhenti.
Respirasi masih berlangsung secara anaerob. Respirasi anaerob disebut pula
fermentasi atau respirasi intramolekul. Tujuan fermentasi sama dengan respirasi
aerob, yaitu mendapatkan energy. Hanya saja, energy yang dihasilkan dalam
respirasi anaerob jauh lebih sedikit daripada respirasi aerob. Pada respirasi
anaerob, hanya ada fase pertama, yaitu asam piruvat diubah menjadi alcohol. Perhatikan
reaksi berikut ini:
Respirasi
aerob :
C6H12O6
à
6CO2 + 6H2O + 675 Kal + 38 ATP
Respirasi
anaerob:
C6H12O6
à 2 C2H5OH + 2CO2
+ 28 Kal + 2 ATP
Pernapasan
anaerob dapat berlangsung di udara bebas, tetapi proses ini tidak menggunakan O2
yang tersedia di udara. Pada respirassi aerob maupun anaerob, asam piruvat
hasil proses glikolisismerupakan subtrat bagi reaksi lainnya.
2.3.2
Respirasi anaerob
Asam piruvat dalam
respirasi anaerob (intramolekul) dapat mengalami perubahan menjadi etanol atau
asam susu (asam laktat).
Enzim dehidrogenase menjalankan dua fungsi sekaligus, yakni
mengambil hidrogen dari zat satu serta menambahkan hidrogen ke zat lain. Zat
yang memberikan hidrogen disebut donor dan zat yang menerima hidrogen disebut
akseptor.
Respirasi aerob melibatkan oksigen sebagai penerima hidrogen. Hidrogen
yang dibebaskan dalam proses oksidasi harus bergabung dengan oksigen membentuk
H2O. Pada respirasi anaerob, hidrogen bergabung dengan produk antara
(asam piruvat atau asetaldehida) membentuk asam susu (asam laktat) atau
alcohol. Contohnya pada fermentasi alkohol dan cuka.
Pengubahan asam piruvat
menjadi etanol:
Pengubahan asam piruvat
menjadi asam susu (asam laktat):
CH3CO.COOH
+ NAD.H2 CH3.CHOH.COOH + NAD+
+ energi
4
Faktor-faktor yang
mempengaruhi laju respirasi dan penghambat respirasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi
adalah suhu, kelembaban, ketersediaan jumlah dan jenis subsrat, ketersediaan O2
(Salisbury, 1995)
Laju
respirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
1.
Ketersediaan substrat
Tersedianya substrat pada tanaman
merupakan hal yang penting dalam melakukan respirasi. Tumbuhan dengan kandungan
substrat yang rendah akan melakukan respirasi dengan laju yang rendah pula.
Demikian sebliknya bila substrat yang tersedia cukup banyak maka laju respirasi
akan meningkat.
2.
Ketersediaan Oksigen
Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi,
namun besarnya pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan
berbeda antara organ pada tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan
oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi laju respirasi, karena jumlah
oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk berrespirasi jauh lebih rendah dari
oksigen yang tersedia di udara.
3.
Suhu
Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan
sangat terkait dengan faktor Q10, dimana umumnya laju reaksi respirasi akan
meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10oC, namun hal ini tergantung
pada masing-masing spesies.
4.
Tipe dan umur tumbuhan
Masing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan
metabolsme, dengan demikian kebutuhan tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda
pada masing-masing spesies. Tumbuhan muda menunjukkan laju respirasi yang lebih
tinggi dibanding tumbuhan yang tua. Demikian pula pada organ tumbuhan yang
sedang dalam masa pertumbuhan.
Zat penghambat respirasi
Zat yang
dapat menghambat proses respirasi yaitu
1.
sianida,
2.
fluoride,
3.
Iodo asetat,
4.
CO diberikan pd jaringan
5.
Eter, kloroform, aseton,
formaldehida dapat menambah respirasi dlm waktu pendek.
5
Manfaat Respirasi pada Tumbuhan
Respirasi
banyak memberikan manfaat bagi tumbuhan. Manfaat tersebut terlihat dalam proses
respirasi dimana terjadi proses pemecahan senyawa organik, dari proses
pemecahan tersebut maka dihasilkanlah senyawa-senyawa antara yang penting
sebagai ”Building Block”. Building Block merupakan senyawa-senyawa yang penting
sebagai pembentuk tubuh. Senyawa-senyawa tersebut meliputi asam amino untuk
protein; nukleotida untuk asam nukleat; dan prazat karbon untuk pigmen profirin
(seperti klorofil dan sitokrom), lemak, sterol, karotenoid, pigmen flavonoid
seperti antosianin, dan senyawa aromatik tertentu lainnya, seperti lignin.
Telah
diketahui bahwa hasil akhir dari respirasi adalah CO2 dan H2O, hal ini terjadi
bila substrat secara sempurna dioksidasi, namun bila berbagai senyawa di atas
terbentuk, substrat awal respirasi tidak keseluruhannya diubah menjadi CO2 dan
H2O. Hanya beberapa substrat respirasi yang dioksidasi seluruhnya menjadi CO2
dan H2O, sedangkan sisanya digunakan dalam proses anabolik, terutama di dalam
sel yang sedang tumbuh. Sedangkan energi yang ditangkap dari proses oksidasi
sempurna beberapa senyawa dalam proses respirasi dapat digunakan untuk mensintesis
molekul lain yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.
No comments:
Post a Comment