Reseptor dan Efek Obat, di dalam Farmakologi
(Sumber/ source: Anonim.Buku Ajar Penggunaan Obat dalam Keperawatan Prodi S1 Keperawatan.Surabaya: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Artha Bodhi Iswara.)
(Rewritten by/ Diketik kembali oleh: Dimas Erda Widyamarta.2014. please follow blog/ silahkan ikuti blog: www.ithinkeducation.blogspot.com or www.ithinkeducation.wordpress.com)
I. Reseptor
Interaksi O dengan bahan kimia lain diluar R membentuk complex yang inaktif. Kompetitif antagonis O didesak dari O-R berikatan dengna bahan kimia lain*antagonis; biasanya reversibel dan tergantung pada obat sesungguhnya dan antagonis dalam biophase.
Ikatan O-R memberikan respon bergantung pada jumlah R yang ditempati.
Efek obat terhadap reseptor menghasilkan reaksi sistem biologis yang akhirnya mengurangi/ menurunkan interaksi fisiko-kimia antara obat dan reseptor.
Interaksi fisik adalah bismuth subcarbonate melapisi mukos usus dan menenangkan usus serta memproteksinya.
Interaksi kimia, natrium carbonate menetralisir kelebihan asam lambung.
Efektivitas mercuri chlorida sebagai antiseptik terletak pada kemampuan ion mercuri mempresipitsikan protein bakteri.
Setiap obat mempunyai selektivitas dan spesifisitas dalam aksinya.
Banyak obat aktif, berdasar kemampuan dalam keterlibatannya dengan proses metabolisme yang esensial pada aktivitas normal sel.
(Sumber/ source: Anonim.Buku Ajar Penggunaan Obat dalam Keperawatan Prodi S1 Keperawatan.Surabaya: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Artha Bodhi Iswara.)
(Rewritten by/ Diketik kembali oleh: Dimas Erda Widyamarta.2014. please follow blog/ silahkan ikuti blog: www.ithinkeducation.blogspot.com or www.ithinkeducation.wordpress.com)
I. Reseptor
- Reseptor (Charles R Craig 9)
- Interaksi obat dan reseptor (Ritchel 34*)
- Teori O-R (Clark). Efek farmakolgis bergantung apda besarnya (presentasi) afinitas O terhadap R
- Ariens and Stephenson (Occupational teory). Aktifitas intrinsik atau manfaat (efficacy), seberapa besar R ditempati O.
- Paton. Stimulus pada saat itu yang diterima R dari O (Rate Theory)
- Lock and Key Hypothesis, mol obat harus cocok benar dengan R; “Fit into a reseptor” seperti “kunci cocok dengan gemboknya” (aktifitas intrinsik)
- Afinitas-keterikatan-kombinasi O-R. Biila O punya afinitas dengan R dapat membangkitkan impuls yang mengaktifkan sistem efektor biologis berarti O punya aktifitas instrinsik O yang berinteraksi dengan R dan mendatangkan respon disebut agonist. Bla O mempunyai afinitas terhadap R tapi tidak punya aktifitas intrinsik, tidak menimbulkan respon berarti O menghambat (inhibits) sistem dikenal dengan antagonist.
- Tipe antagonis.
Interaksi O dengan bahan kimia lain diluar R membentuk complex yang inaktif. Kompetitif antagonis O didesak dari O-R berikatan dengna bahan kimia lain*antagonis; biasanya reversibel dan tergantung pada obat sesungguhnya dan antagonis dalam biophase.
- Partial antagonis, yaitu antagonis pada afinitas yang tinggi tetapi rendah aktifitas instrinsik.
- Nonkompetitik antagois, agonist dan antagonis berikatan pada R yang berbeda dan punya aksi farmakologis bertentangan. (Ritchel 34*)
Ikatan O-R memberikan respon bergantung pada jumlah R yang ditempati.
Efek obat terhadap reseptor menghasilkan reaksi sistem biologis yang akhirnya mengurangi/ menurunkan interaksi fisiko-kimia antara obat dan reseptor.
Interaksi fisik adalah bismuth subcarbonate melapisi mukos usus dan menenangkan usus serta memproteksinya.
Interaksi kimia, natrium carbonate menetralisir kelebihan asam lambung.
Efektivitas mercuri chlorida sebagai antiseptik terletak pada kemampuan ion mercuri mempresipitsikan protein bakteri.
Setiap obat mempunyai selektivitas dan spesifisitas dalam aksinya.
Banyak obat aktif, berdasar kemampuan dalam keterlibatannya dengan proses metabolisme yang esensial pada aktivitas normal sel.
No comments:
Post a Comment