Cathlab, Deteksi Dini Penyakit Jantung
(Sumber/ source: Anonim.2014.”Cathlab, Deteksi Dini Penyakit Jantung di RS PHC Surabaya”. Dalam Jawa Pos, tanggal 2 Mei 2014.)
(Rewritten by/ Diketik kembali oleh: Dimas Erda Widyamarta.2014. silahkan mengikuti di dalam blog/ please follow in the blog: www.ithinkeducation.blogspot.com or/ atau www.ithinkeducation.wordpress.com)
Gaya hidup yang kurang baik berdampak pada meningkatnya jumlah pasien yang mengalami gangguan pada jantung dan pembuluh darah. Untuk itu, jangan pernah meremehkan gangguan pada jantung.
Berdasar data World Health Organization (WHO), setiap tahun ada sekitar 1,5 juta orang di dunia yang meninggal akibat penyakit jantung, terutama penyakit jantung koroner (PJK). Banyak penderita yang mengabaikan gejala PJK karena tidak memahami cirri dan gejala serangan jantung.
Melakukan medical check up secara rutin untuk mengetahui kondisi jantung Anda adalh tindakan baik. Pemeriksaan bisa dilakukan melalui electrocardiography (EGC), echocardiography, atau dengan treadmill. Bagi Anda yang berusia 40 tahun k etas serta yang sering merasa lelah, berkeringat, nyeri di dada, denyut jantung tidak teratur, dan sesak napas, sebaiknya menjalani pemeriksaan. Jika dicurigai terjadi penyempitan atau penyumbatan arteri koroner, maka perlu dilakukan tindakan kateterisasi jantung. “Pemeriksaan katerisasi jantung juga diperlukan bagi orang yang mengalami serangan jantung mendadak dengan gejala kurang dari 12 jam atau orang yang akan menjalani operasi bedah jantung terbuka,” kata dr Budi Bakti SpJP (K), spesialis jantung yang praktik di RS PHC Surabaya.
Dengan kateterisasi jantung yang sudah bisa dilakukan di RS PHC Surabay, dokter bisa mengetahui kondisi jantung pasien secara tepat, sehingga tindakan atau terapi lanjutan bisa ditentukan secara akurat. Misalnya, mendeteksi lokasi sumbatan atau penyempitan pembuluh darah koroner jantung, melebarkan pembuluh darah arteri koroner yang menyempit dengan balon dan stent, serta merenggakan atau melebarkan katup jantung atau melepaskan perlekatan pada katup jantung. Juga menutup dinding atua bilik jantung yang bocor pada kelainan jantung bawaan. Dengan kateterisasi jantung, kondisi pembuluh darah arteri ginjal dan pembuluh darah yang lain, seperti pembuluh darah arteri perifer juga bisa diketahui. Pemasangan alat pacu jantung yang dipasang secara permanen atau sementara bisa membantu pasien yangmengalami gangguan irama jantung.
(Sumber/ source: Anonim.2014.”Cathlab, Deteksi Dini Penyakit Jantung di RS PHC Surabaya”. Dalam Jawa Pos, tanggal 2 Mei 2014.)
(Rewritten by/ Diketik kembali oleh: Dimas Erda Widyamarta.2014. silahkan mengikuti di dalam blog/ please follow in the blog: www.ithinkeducation.blogspot.com or/ atau www.ithinkeducation.wordpress.com)
Gaya hidup yang kurang baik berdampak pada meningkatnya jumlah pasien yang mengalami gangguan pada jantung dan pembuluh darah. Untuk itu, jangan pernah meremehkan gangguan pada jantung.
Berdasar data World Health Organization (WHO), setiap tahun ada sekitar 1,5 juta orang di dunia yang meninggal akibat penyakit jantung, terutama penyakit jantung koroner (PJK). Banyak penderita yang mengabaikan gejala PJK karena tidak memahami cirri dan gejala serangan jantung.
Melakukan medical check up secara rutin untuk mengetahui kondisi jantung Anda adalh tindakan baik. Pemeriksaan bisa dilakukan melalui electrocardiography (EGC), echocardiography, atau dengan treadmill. Bagi Anda yang berusia 40 tahun k etas serta yang sering merasa lelah, berkeringat, nyeri di dada, denyut jantung tidak teratur, dan sesak napas, sebaiknya menjalani pemeriksaan. Jika dicurigai terjadi penyempitan atau penyumbatan arteri koroner, maka perlu dilakukan tindakan kateterisasi jantung. “Pemeriksaan katerisasi jantung juga diperlukan bagi orang yang mengalami serangan jantung mendadak dengan gejala kurang dari 12 jam atau orang yang akan menjalani operasi bedah jantung terbuka,” kata dr Budi Bakti SpJP (K), spesialis jantung yang praktik di RS PHC Surabaya.
Dengan kateterisasi jantung yang sudah bisa dilakukan di RS PHC Surabay, dokter bisa mengetahui kondisi jantung pasien secara tepat, sehingga tindakan atau terapi lanjutan bisa ditentukan secara akurat. Misalnya, mendeteksi lokasi sumbatan atau penyempitan pembuluh darah koroner jantung, melebarkan pembuluh darah arteri koroner yang menyempit dengan balon dan stent, serta merenggakan atau melebarkan katup jantung atau melepaskan perlekatan pada katup jantung. Juga menutup dinding atua bilik jantung yang bocor pada kelainan jantung bawaan. Dengan kateterisasi jantung, kondisi pembuluh darah arteri ginjal dan pembuluh darah yang lain, seperti pembuluh darah arteri perifer juga bisa diketahui. Pemasangan alat pacu jantung yang dipasang secara permanen atau sementara bisa membantu pasien yangmengalami gangguan irama jantung.
No comments:
Post a Comment