Sunday, July 5, 2020

Definisi Kebudayaan di dalam Keperawatan (Dalam Kesehatan)



Definisi Kebudayaan di dalam Keperawatan (Dalam Kesehatan)
Sumber: Mashudi, Sugeng.2012.Sosiologi Keperawatan.Jakarta:EGC.

A.      Definisi Kebudayaan
Kebudataan dapat diartikan sebagai keseluruhan yang kompleks mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, sosial, hukum, adat istiadat dan kemampuanm yang lain seperti klebiasaan yang diadakan oleh manusia sebagai anggota dalam masyarakat (Sukanto,2002). Pengertian ini memberi pemahaman bahwa kebudayaan merupakan produk akgitivtas atau kegiatan manusia. Sebagai produk manusia, maka hasil kebudayaan tidak akan melampaui batas kapasitas kemampuan manusia, dalam arti bahwa kebudayaan  berkisar pada sesuatu yangmasih dapat dijangkau oleh akal manusia. Sesuatu yang diluar batas kemampuan atau akal manusia seperti agama wahyu (agama yang datang dari Tuhan Yang Maha Kuasa) bukan hasil kebudayaan manusia karena hal ini tidak dapat dijangkau oleh akal serta dihasilkan oleh manusia.
Guna mewujudkan dan mempertegas bahwa kebudayaan merupakan produk kegiatan manusia perlu diberikan batasan kebudayaan. Menurut Selo Soemarjan (1974) kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa dan cipta manusia. Kejadian di alam gaib, keberadaan planet di alam raya, kejadian alam raya, dan lain sebagainya bukan merupakan budaya. Jadi,  hal yang bukan merupakan karya, cipta, dan rasa manusia tidak dapat dikategorikan kebudayaan.
Menurut Koentjaraningrat (2001), masyarakat merupakan satu kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang berkesinambungan dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Interaksi pada kehidupan manusia yang sesuai dengan adat-istiadat yang berlaku akan memunculkan sebuah kebudayaan. Sebuah kebudayaan bersumber pada aktivitas manusia. Kebudayaan merupakan wujud kegiatan manusia, kebudayaan selalu berubah dan berkembang sesuai dengan perubahan peraedaban manusia. Perubahan sebuah kebudayaan dipengaruhi oleh kegiatan manusia sendiri, tidak ada kebudayaan tanpa manusia dan tidak ada manusia tanpa sebuah kebudayaan. Jadi, dapat dikatakan bahwa kebudayaan lahir dari inisiatif dan kreasi manusia dalam masyarakat.
Budaya sehat di bidang kesehatan dapat diartikan dari berbagai macam kegiata. Budaya sehat dapat dimulai dari lingkup yang paling kecil. Kunci sukses untuk terjadinya sebuah perubahan yang baik ada tiga macam, yaitu mulai dari diri sendiri, mulai dari hal yang kecil, dan mulai sekarang, jangan menunggu. Menurut Nursalam (2000), lebih baik kita berbuat sedikit daripada tidak samasekali, lebih baik jika dikerjakan sekarang daripada tertunda. Kebiasaan membuang sampah pada tempatnya merupakan salah satu budaya hidup sehat. Lingkungan yang indah, bersih, dan rapi bermula dari kebudayaan yang satu ini.

B.      Timbulnya Kebudayaan
Penemuan kebudayaan dapat dilihat dari segi fungsi dan keguanaannya. Lama-kelamaan, penemuan kebudayaan akan memengaruhi kebudayaan masyarakat lain karena pada dasarnya masyarakat menginginkan suatu kebudayaan yang lebih memberi arti bagi kehidupan mereka.
Perubahan kebidayaan yang dapat terjadi dalam berbagai bentuk. Pada tulisan ini dijelaskan empat perubahan yang terjadi dimasyarakat.
1.       Discovery
Dhasil penemuan tidak terencana (Dicovery) adalah penemuan sesuatu yang baru, tidak secara tidak sengaja dan secara kebetulan. Penemuan ini tterjadi tanpa ada rancangan yang direncanakan dan terjadi secara tiba-tiba. Terjadinya kejadian tersebut membawa manfaat bagi kehidupan manusia maka hal yang bermanfaat tersebut dipertahankan dan menjadi bagian dari kebudayaan. Jadi hasil penemuan (discovery) didapat tanpa proses penelitian.
Contoh:
Asal mula penanaman pohon Kina. Alkisah seorang yang bernama Kina, seorang petani, pada suatu hari dalam kegiatan berladang terserang penyakit malaria (waktu itu nama penyakit malaria belum dikenal). Ia terjatuh di dekat sebuah pohon yang tumbang. Pada lubang tanah bekas tempat berdiri terdapat genangan air, karena merasa haus ia berusaha untuk mendekati genangan air dan meraup untuk diminum. Mujur baginya, bahwa setelah minum dari genangan air tersebut, maka ia sembuh dari penyakitnya. Mulai saat itu, banyak orang yang datang berdatangan ke tempat tersebut untuk mencari kesembuhan dengan meminum air yang tergenang tersebut. Setelah diteliti secara seksama, bukan karena airnya yang telah bisa menyembuhkan, melainkan dalam pohon yang tumbang itu mengandung zat antimalaria. Maka sejak itu orang menginginkan penyembuhan dari penyakit malaria tidak perlu lagi mengambil genangan air itu melainkan mengambil kulit pohn yang sejenis dengan pohon yang tumbang itu. Karena pada waktu itu pohon tersebut belum diketahui namanya, akhirnya nama Kina dipergunakan untuk nama pohon tersebut.

2.       Invention
Hasil penemuan terencaa (invention) adalah terciptanya sebuah kebudayaan yang melalui rancangan, perencanaan, dan perhitungan yang matang sehingga menghasilkan produk kebudayaan. Jadi, hasil penemuan terencana (invention) didapat melalui proses penelitian.
Contoh:
Asal mula pakaian Kennef. Alkihsa nenek moyang bangsa Maori yang saat ini tinggal di Selandia Baru berasal dari daerah tropis. Suatu saat mereka pindah ke daerah subtropis, Selandia Baru. Di daerah asal mereka yang beriklim tropis mereka membuat pakaian dari kulit pohon Murbai. Pohon Murbai dapat digunakan sebagai bahan pakaian dengan cara dipukul terlebih dahulu baru diproses dan menjadi sebuah pakaian. Setelah mereka tiba di Selandia Baru, mereka tidak lagi mendapatkan kulit pohon Murbai untuk membuat pakaiannya, di Selandia Baru itu tidak ada pohon Murbai. Setelah beberapa kali percobaan membuat pakaian dari berbagai macam pohon yang tumbuh di Selandia Baru, ternyata tidak ada yang cocok untuk bahan pakaian. Akhirnya dicoba pohon Kennef untuk dibuat menjadi pakaian dengan cara dianyam, tidak perlu dipukul lagi seperti kulit pohon Murbai. Serat Kennef bagus sekali untuk dijadikan bahan pakaian dengan dianyam sehingga orang Maori cukup menganyam Kennef untuk menghasilkan pakaian.

3.       Difusi Kebudayaan
Difusi kebudayaan adalah penyebaran suatu unsur kebudayaan dari suatu masyarakat ke masyarakat lain. Difusi kebudayaan dapat terjadi dalam masyarakat sendiri, penyebaran unsur kebudayaan antar individu dan antar anggota masyarakat. Difusi antar masyarakat merupakan penyebaran unsur kebudayaan dari suatu masyarakat ke masyarakat lain.
Difusi kebudayaan dapat terjadi melalui perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain atau dari suatu negara ke negara lain, baik secara perorangan maupun secara rombongan seperti datangnya seseorang ke sauatu negara yang membawa misi kebudayaan. Seorang guru datang ke  suatu daerah  atau negara untuk mengajarkan ilmunya, atau dengan kata lain, seorang datang ke tempat lain dan sepulang dari perantauan ia menyebarkan kebudayaan yang ia dapatkan dari tempat perantauannya.
Difusi kebudayaan dapat menyebar dengan tiga cara. Berikut ini dalah cara penyebaran budaya secara difusi:
a.       Damai (panetration pacifiqua) adalah masuknya unsur kebudayaan suatu masyarakat pada masyarakat lain dengan cara damai tanpa mendatangkan gejolak atau pertentangan dan permusuhan seperti masuknya teknologi listrik ke desa-desa.
b.      Kekerasan (panetration) adalah masuknya unsur kebudayaan ke dalam kebudayaan suatu masyarakat tertentu dengan cara kekerasan sehingga menimbulkan gejolak, pertentangan, bahkan permusuhan. Sebagai contoh masuknya model pakaian yang tidak sesuai dengan kondisi masyarakat.
c.       Simbolik (simbolic) adalah masuknya suatu unsur kebudayaan masyarakat penerima dengna jalan hidup berdampingan tanpa adanya mematikan antara kedua unsur kebudayaan baik yang masuk maupun yang menerima. Walaupun ada perbedaan antara keduanya tetapi keduanya tetap hidup berdampingan seperti masuknya bidan yag ada di masyarakat, bidan desa bekerja sama dengan dukun bayi dalam menangani persalinan.

4.       Akulturasi
Akulturasi adalah apabila sekolompok manusia dengan kebudayaan yang dimiliki dihadapkan dengan unsur kebudayaan asing yang berbeda sehingga unsur kebudayaan asing tersebut lambatlaun dapat diterima dan diolah ke dalam kebudayaan yang dimilikinya (Surjana,1999).
Pada dasarnya manusia mempunyai kecenderungan untuk berhubungan dengan manusia lain, walaupun berbeda kebudayannya.
Hubungan yang terjadi karena misi ekonomi, politik, dakwah, pendidikan, dan lain-lain pada dasarnya memang dibangun untuk menjembatani perbedaan pada unsur kebudayaan yang ada. Menurut  penuturan sejarah, hubungan antar bangsa  atau masyarakat memang sudah terjadi sejak dahulu  kala, maka proses akulturasi antar kebudayaan bangsa Indonesia dengan kebudayaan bagnsa asing sudah berjalan ketika sudah ada hubungan antar keduanya. Proses akulturasi merupakan proses pendekatan dari unsur kebudayaan yang berbeda.

5.       Asimilasi
Asimilasi adalah kelompok masyarakat atau bangsa yang memiliki berbeda kebudayaan, tetapi kelompok atau bangsa tersebut dapat hidup berdampingan sehingga anggota dan kelompok tersebut dapat bergaul  dengan sesama secara langsung dan akrab dalam waktu yang lama, memungkinkan kebudayaan kelompok tersebut saling berusaha mendekatu satu sama yang lain dan pada akhirnay menjadi sama.
Asimilasi merupakan proses terwujudnya kebudayaan baru yang terbentuk dari berbagai unsur kebudayaan yang berbeda. Unsur kebudayaan terbawa akibat adanya mobilitas penduduk dari berbagai daerah atau engara kemudian menempati suatu wilayah pemukiman yang sama sehingga menunjukkan terjadinya asimilasi kebudayaan. Koentjoroningrat (2001) menjelaskan tentang terjadinya asimilasi sebagai berikut.
a.       Kelompok manusia yang berasal dari lingkungan kebudayaan yang berbeda bercampur satu sama lain
b.      Individu dari kelompok tersebut bergerak secara langsung dan intensif dalam waktu yang cukup lama
c.       Akibat dari keadaan di atas, kebudayaan tersebut saling menyesuaikan diri dan menjadi satu.

C.      Unsur Kebudayaan
Tiga unsur kebudayaan diantaranya adalah cipta, rasa dan karsa. Melalui ketiga unsur kebudayaan ini lahir berbagai macam kebudayaan.
 Apabila kebudayaan itu lahir dari karsa, hal yang dominan pada lahirnya sebuah kebudayaan, maka wujud karsa adalah keberadaan bangunan, alat transportasi, alat telekomunikasi dan sebagainya.
Apabila kebudayaan lahir dari rasa yang paling dominan dalam terciptaan suatu kebudayaan maka wujud kebudayaan berupa nilai kesenia, seperti lagu, syair, komedi, film dan lain-lain.
Apabila kebudayaan lahir melalui cipta yang dominan maka wujud kebudayaan berupa ilmu pengetahuan, seperti ilmu keperawatan, ilmu biologi, ilmu kedokteran, dan sebagainya. Ketiga unsur tersebut dalam mewujudkan suatu kebudayaan saling berkaitan, tidak terpisah-pisah, walaupun terdapat satu unsur yang berperan paling dominan. Sebuah tekologi biasanya tidak sekedar berupa produk dan karsa, tetapi merupakan produk cipta dan rasa, walaupun yang paling dominan dan dapat kita liat dalam peraennya mewujudkan teknolgi adalah karsa.
Kebudayaan sebagai produk kegiatan manusia merupakan manifestasi dari sifat dan hakikat manusia. Oleh sebab itu, tidak ada kebudayaan tanpa manusia dan tidak ada manusia tanpa kebudayaan, dengan demikian sifat manusia mewarnai sifat kebudayaan. Keanekaragaman sifat manusia menyebabkan keanekaragaman kebudayaan, oleh  karenanya komposisi kebudayaan suatu bangsa atau masyarakat terdiri atas unsur yang tidak sama, atau dengan kata lain formulasi setiap kebudayaan suatu masyarakat atau bangsa terdiri dari unsur yang berbeda.
Berbagai unsur kebudayaan dibagi menjadi unsur kebudayaan besar dan unsur kecil. Unsur besar merupakan unsur induk sedangkan unsur kecil merupakan bagian dari unsur induk. Unsur ini mengandung persamaan reltif besar, sebaliknya pada bagian yang mengandung persamaan reltif kecil.
Unsur yang mempunyai kesamaan di dalam berbagai kebudayaan disebut culture universal. Menurut Soekanto (2002) yang termasuk budaya umum adalah sebagai berikut.
1.       Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat rumah tangga, senjata , alat produksi, transportasi dan sebagainya)
2.       Mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi (pertanian, peternakan, sistem produksi, sistem distribusi, dan lain-lain)
3.       Sistem kemasyarakatan (kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, sistem perkawinan).
4.       Bahasa (lisan maupun tertulis)
5.       Kesenian (seni rupa, seni gerak, dan lain-lain)
6.       Sistem pengetahuan
7.       Religi (sistem kepercayaan)
Unsur universal ini dapat dibagi ke dalam unsur yang lebih kecil yang disebut dengan aktivitas kebudayaan (cultural a activity). Selanjutnya cultural activitiy ini dapat dibagi lagi dalam unsur kompleks (trait complex). Misalnya,  bila perekonomian suatu masyarakat atau bangsa bergerak dalam pertanian, maka sistem irigasi, pegolahan tanah, penaburan benih, pemupukan dan pemeliharaaan tanaman dapat dianggap sebagai cultural universal sedangkan culturan activitynya dapat berupa cara mengolah dengan bajak  atau dengan traktor. Trait complexnya adalah hewa yang menarik bajak atau motor penggerak traktor.

D.      Pengaruh Kebudayaan terhadap kepribadian
Kebudayaan tidak terlepas dari kepribadian individu melalui suatu proses belajar panjang yang disebut sosialisasi. Melalui sosialisasi kepribadian atau watak tiap individu yang mempunyai pengaruh besar terhadap perilaku dan kepribadian seseorang, terutama bagian kebudayaan yang secara langsung memengaruhi individu.
Kebudayaan yang berfungsi sebagai pedoman hidup bagi manusia dan alat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, oleh karena itu unsur-unsur budaya yang berkembang dalam masyarakat dipelajari oleh individu agar menjadi milik dirinya sehingga dapat bertahan hidup. Proses sosialisasi unsur budaya yang berlangsung sejak kecil hingga tua membentuk kepribadian yang berbeda antara lingkungan budaya yang satu dengan lingkungan budaya yang lain.
Menurut Soekanto (2001), ada beberapa tipe kebudayaan khusus (subculture) yanjg secara nyata dapat memengaruhi bentuk kepribadian seorang individu.
1.       Kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan
Kepribadian yang berbeda dari individu sebagai anggota suatu masyarakat karena masing-masing tinggal di daerah yang berlainan dan dengan kebudayaan khusus yang juga berlainan.
2.       Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda
Masyarakat yang hidup diperkotaan cenderung lebih bersikap individualistis dibandingkan dengan masyarakat daerah pedesaan yang bersifat kekeluargaan dan gotong royong.
3.       Kehidupan khussus kelas sosial
Orang yang berasal dari kelas atas (kaya) mempunyai kebiasaan yang berbeda dengan orang yang berasal dari kelas marginal (miskin).
4.       Kebudayaan khusus atas dasar agama
Agama yang mempunyai pengaruh besar dalam membentuk kepribadian seseorang. Pola hidup dan kebudayaan mereka disesuaikan dengan ajaran agama yang dianutnya.
5.       Kebudayaan berdasarkan profesi
Sebuah profesi sesungguhnya berpengaruh besar pada kepribadian seseorang. Seseorang perawaat mempunyai cara bergaul yang berbeda dengan cara bergaul seorang petani. Profesi tertentu memberikan corak khusus kepada budayanya misalnya budaya perawat, budaya dokter, budaya petani, budaya ekonom masing-masing memiliki corak khusus.

E.       FUNGSI KEBUDAYAAN BAGI MASYARAKAT
Manusia selalu dihadapkan pada berbagai macam kemungkinan untuk bisa mempertahankan dan mengembangkan hidup dan kehidupan. Di satu pihak manusia telah memiliki potensi biologis maupun psikis yang memungkinkan manusia dapat bertahan hidup dan mengembangkan kehidupannya. Namun di pihak lain, tantangan yang datang dari tempat manusia hidup kadang lebih besar dibandingkan dengan kadar kemampuan potensi biologis dan psikisnya. Oleh karena itu,  manusia memerlukan cara dan teknik penanggulangan terhadap tantangan agar hal tersebut tidak dapat menjadi bahaya yang bisa mengancam hidup dan kehidupannya. Manusia harus mampu mengambil manfaat dengan berusaha menanggulangi dan mengendalikan tantangan yang dia hadapi.
Guna meningkatkan keinginan manusia untuk berkembang dan untuk maju, maka manusia harus mampu menciptakan kodnisi baru sebagai alur penapakan bagi perkembangan dan  kemajuan dirinya. Di samping itu ada pula perbuatan manusia yang tidak tergolong kedalam pekerjaan sebagaimana tersebut di atas, melainkan hanya sekadar mencari kepuasaan batn, dengan mengekspresikan semua yang terkandung dalam perasaan dan pikirannya. Semuanya yang diperbuat oleh manusia ini secara kontektual termasuk perbuatan budaya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa lahirnya hasil kerja manusia merupakan lahirnya suatu kebudayaan. Dengan budaya yang ada manusia dapat mempertahankan hidup dan kehidupannya serta dengan budaya yang ada, manusia dapat menempuh jalan hidup dengan mudah untuk mencapai cita-citanya, dan dengan budaya itu dapat dikatakan pula manusia dapat menikmati hidup dan kehidupannya. Semua hasil kegiatan manusia apabila diklasifikasi kan pada bentuk tertentu ada yang menyebutkan teknologi, ilmu pengetahuan, filsafat, hukum politik, adat istiadat dan sebagainya.
Bagi seorang yang tidak mampu meproduksi sendiri kebudayaannya, maka dia dapat meniru hasil kebudayaan orang lain. Di samping itu, kebudayaan yang telah ada kadang dijadikan dasar pijakan untuk pengembangan atau untuk mendapatkan kebudayaan yang lebih maju. Seseorang yang menginginkan untuk memenuhi dan mengembangkan kebutuhan hidupnya dan kehidupan tidak perlu menelusuri dari awal apabila yang diperlukannya cukup mengambil alih atau meniru usaha yang pernah dilakukan orang lain atau sebelumnya. Kecuali kalau ia kurang puas terhadap hasil kebudayaan orang lain, maka ia dapat mengubah atau menambah dengan hal yang baru.
Dengan demikian, kebudayaan sebelumnya dapat menjadi pijakan untuk pengembangan kebudayaan. Sebagai contoh, listrik adalah penemuan manusia, tetapi bagi orang yang mereancang alat telekomumikasi dan komputer yang menggunakan tenaga listrik tidak perlu menelusuri dari awal bagaimana mendapatkan tenaga listrik, cukup menggunakan produk kebudayaan yang telah ada untuk keperluan rancangannya.
Atas dasar kebudayaan yang telah ada diyakini dan dirasakan mampu memberikan manfaat bagi kehidupan bagi sekelompok orang maka kebudayaan itu menjadi objek transformasi dan sekelompok orang kepada kelompok lainnya dengna jalan pewarisan, penyebaran, penerangan maupun melalui pendidikan. Media pendidikan dan penerangan pada hakikatnya merupakan media untuk menanamkan suatu kebudayaan kepada seseorang atau sekelompok orang, agar ia dapat bersikap atau berbuat sesuai dengan kebudayaan yang ditanamkan. Pengembangan kebudayaan yang telah ada menjadi suatu kebudayaan yang lebih maju dan lebih sempurna diharapkan mampu memberikan manfaat bagi kehidupan.

No comments:

Post a Comment