Wednesday, July 1, 2020

Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Decompensasi Cordis


Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Decompensasi Cordis
Sumber: Sudarta, I Wayan.2013.Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Cardiovaskuler.Yogyakarta:Goyen Publishing.

Decompensasi Cordis adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan.

A.      Etiologi
1.       Disfungsi myocard: ASHD, Myocarditis, cardiomyopati
2.       Beban ventrikel kelebihan
a.       Pre load (beban volume)
1)      ASD, VSD, PDA
2)      Aorta insufisiensi
3)      Mitral Insufisiensi
b.      After load (Beban tekanan)
1)      Stenosis aorta
2)      Stenosis pulmoner
3)      Stenosis hipertensi
c.       Hambatan pengisian ventrikel
1)      Pericarditis konstriktiva
B.      Tanda dan gejala
a.       Decompensasi Cordis Kiri
1)      Orthopnoe adalah pernafasan sesak bahkan menjadi cheyne stokes.
2)      Haemoptoe
3)      Sianosis
4)      Suara sesak
5)      Rochi basah (crackles)
6)      Tachicardia
7)      Irama galop
8)      Tekanan vena jugularis normal
b.      Decompensasi Cordis Kanan
1)      Vena jugularis meningkat
2)      Anoreksia
3)      Hepatomegali
4)      Gangguan ginjal
c.       Decompensasi Cordis Kongestif
1)      Jantung sangat besar
2)      Dyspnoe
3)      Sianosis, kulit lembab
4)      Vena jugularis membesar
5)      Tekanan vena sentral meningkat
6)      Nadi kecil dan lambat
7)      Ronchi basah
C.      Derajat beratnya Decompensasi Cordis
a.       Derajat I: Aktivitas tak terbatas, dalam sehari-hari tidak ada keluhan
b.      Derajat II: Aktivitas sedikit terbatas, ada keluhan
c.       Derajat III: Aktivitas sangat terbatas, menimbulkan keluhan
d.      Dereajat IV: keadaan istirahat menimbulkan keluhan

D.      Pemeriksaan Diagnostik
a.       Pemeriksaan Fisik
1)      Tekanan darah menurun
2)      Nadi: kecil irama tak teratur (disretmia) atau takicardia
3)      Inspeksi: distensi vena juguaris, gerakan dada asimetris, clubing finger, oedema ekstremitas.
b.      Palpasi:
1)      Piting oedema positif
2)      Hepatomegali
c.       Auskultasi:
1)      Ronchi basah
2)      Kadang-kadang disertai wheezng
d.      Perkusi: suara paru redup

E.       Pemeriksaan Penunjang
a.       ECG: tidak ada gambaran yang spesifik
b.      Radiologi: untuk foto thorax: akan tampak cardiomegali dan pleural effusion
c.       Laboratorium
1)      Elektrolit: hiponatremia, hiperkalemia bila terjadi penurunan filtrasi glomerulus
2)      Enzym: SGOT meningkat, penurunan fungsi hati, hiperbilirubin
d.      Kimia darah: ureum, creatinin meningkat
e.      Darah rutin: penurunan hemoglobin

F.       Diagnosa Keperawatan
1.       Tidak toleransi terhadap aktivitas berhubungan dengan kelemahan dan ketidakseimbangan suplai oksigen dari kebutuhan oksigen
2.       Penurunan cardiac output berhubungan dengan faktor mekainik seperti preload dan afterload
3.       Gangguan pertukuran gas berhubungan dengan kongesti pulmonal
4.       Kurang pengetahuan berhubungan dengan efek terapi medik (degetalis vasodelator)
5.       Cemas berhubungan dengan ancaman kematian, konsep diri
6.       Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kegagalan jantung

G.     Intervensi
1.       Mandiri Perawat
a.       Auskultasi nadi apikal, kaji frekuensi irama jantung
b.      Catat bunyi jantung akan adanya irama galop
c.       Observasi tekanan darah
d.      Kaji kulit terhadap pucat dan sianosis
e.      Catat respon cardio pulmonal terhadap aktivitas, catat adanya tachicardia, disretmia, dan dyspnoe.
f.        Panatau keluaran urin, catat jumlah dan warna dalam 24 jam
g.       Kaji distensi leher dan pembuluh perifer lihat area tubuh dependen untuk oedema
h.      Ukur lingkar abdomen sesuai indikasi
i.         Pertahankan tirah baring semi fowler dan sokong tangan dengan bantal
j.        Berikan kesempatan klien untuk mengekspresikan perasannya.
2.       Manajemen kolaboratif
a.       Berikan oksigen via masker sesuai indikasi
b.      Berikan obat-obatan sesuai program:
1)      Obat diuretik: furosemid, aldacton
2)      Vasodelator: nitrat, digoksin
3)      Antikoagulan: heparin dosis rendah
4)      Pemberian cairan IV pembatasan berdasarkan indikasi, hindari cairan garam
5)      Pantau pemeriksaan laboratorium berdasarkan indikasi
6)      Pantau foto thorax
c.       Konsulatasikan dengna ahli gizi termasuk mengontrol diet rendah natrium
d.      Pantau seri ECG
e.      Siapkan untuk insersi dalam mempertahankan alat pacu jantung

H.      Evaluasi
Hasil yang diharapkan:
1.       Menunjukkan tanda-tanda vital, normal
2.       Mendemonstrasikan perbaikan daya tahan terhadap aktivitas
3.       Menurunnya berat badan, suara nafas bersih, oedema hilang
4.       Keluaran urine lebih besar dari 30ml/ jam
5.       Melaporkan sedikit adanya perasaan gugup atau cemas ditunjukkan dengan ekspresi wajah tenang
6.       Menunjukkan parameter dyspnoe yang menurun
7.       Menyatakan tanda dan gejala yang memerlukan intervensi yang cepat.

No comments:

Post a Comment