Thursday, July 9, 2020

Morfologi di dalam Bahasa Indonesia



A.    MORFOLOGI

Morfologi adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan dasarbahasa sebagai satuan gramatikal. Morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik
Kata Morfologi berasal dari kata morphologie. Kata morphologie berasal dari bahasa Yunani morphe yang digabungkan dengan logos. Morphe berarti bentuk dan dan logos berarti ilmu. Bunyi [o] yang terdapat diantara morphed an logos ialah bunyi yang biasa muncul diantara dua kata yang digabungkan. Jadi, berdasarkan makna unsur-unsur pembentukannya itu, kata morfologi berarti ilmu tentang bentuk.
Dalam kaitannya dengan kebahasaan, yang dipelajari dalam morfologi ialah bentuk kata. Selain itu, perubahan bentuk kata dan makna (arti) yang muncul serta perubahan kelas kata yang disebabkan perubahan bentuk kata itu, juga menjadi objek pembicaraan dalam morfologi. Dengan kata lain, secara struktural objek pembicaraan dalam morfologi adalah morfem pada tingkat terendah dan kata pada tingkat tertinggi.Itulah sebabnya, dikatakan bahwa morfologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk kata (struktur kata) serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap makna (arti) dan kelas kata.

        1). Klasifikasi Morfem

a.      Morfem Bebas
Menurut Santoso (2004), morfem bebas adalah morfem yang mempunyai potensi untuk berdiri sendiri sebagai kata dan dapat langsung membentuk kalimat. Dengan demikian, morfem bebas merupakan morfem yang diucapkan tersendiri, seperti:gelas,meja,pergi dan sebagainya.Morfem bebas sudah termasu kkata. Tetapi ingat, konsep kata  tidak hanya morfem bebas,kata juga meliputi semua bentuk gabungan antara morfem terikat dengan morfem bebas,  morfem dasar dengan morfem dasar.Jadi dapat dikatakan bahwa morfem bebas itu kata dasar.
b.      MorfemTerikat
Morfem terikat merupakan morfem yang belum mengandung arti,maka morfem ini belum mempunyai potensi sebagai kata. Untuk membentuk kata, morfem ini harus digabung dengan morfem bebas



.
Contoh Morfem Bebas dan Morfem Terikat :

Morfem Bebas:                                                                       Morfem Terikat:
Untuk                                                              Kelestarianà  morfem bebas : lestari
Lingkungan                                                                             morfem terikat: ke--an
Yang                                                               Diperlukanà  morfem bebas   : perlu
Maksimal                                                                                 morfem terikat: di--an
Dan                                                                 Perawatanà   morfem bebas : rawat
Kerjasama                                                                               morfem terikat: pe--an
Dalam                                                              Penghijauanàmorfem bebas: hijau
Bersih                                                                                      morfem terikat: peng--an
Sehat                                                               Menciptakanàmorfem bebas: cipta
Asri                                                                                         morfem terikat: men—kan


c.       Morf
Morf adalah nama untuk sebuah bentuk yang belum diketahui statusnya (misal: {i} padakenai). Menurut  Bauer (1987 13:17) fonetis (atau ortografis) yang merelisasikan morfem dapat dipilah-pilah, maka bagian-bagian itu diistilahkan morf.
Samsuri mendefinosikan bahwa morf adalah suatu bentuk (bahasa) yang mempunyai pengertian.

d.      Alomorf
Alomorf adalah konsep dasar ketiga yang diperlukan untuk analisis morfologis
Alomorf adalah anggota dari himpunan morf yag mewakili morfem khusus yang di tentukan secara fonentis,leksikal,atau geamatikal.konsep formatif adalh konsep yang jauh lebiih luas dari konsep-konsep lainnya.

e.       Kata
Kata adalah adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih morfem. Umumnya kata terdiri dari satu akar kata tanpa atau dengan beberapa afiks. Gabungan kata-kata dapat membentuk frasa, klausa, atau kalimat.


B.     BENTUK KATA
Bentuk kata ialah sesuatu unit tatabahasa, sama ada berbentuk tunggal, misalnya rumah, atau yang dihasilkan melalui beberapa proses pembentukan kata seperti proses pengimbuhan (yang menghasilkan, contohnya, perumahan), proses pemajmukan (yang menghasilkan rumah tangga) dan proses penggandaan (contohnya, rumah-rumah).
1.      Kata dasar
Kata dasar adalah kata yang menjadi dasar bentukan kata yang lebih besar [1]. Dalam bahasa Indonesia, jual adalah kata dasar dari jualan, sedangkan jualan selanjutnya dapat menjadi bentuk dasar dari berjualan [1]. Dalam bahasa Inggris, tie dan untie adalah kata dasar yang masing-masing dapat membentuk kata turunan ties dan unties dengan menambahkan sufiks –s
2.      Akar Kata
Akar kata ialah unit leksikal utama bagi sesuata perkataan. Ia menyampaikan aspek-aspek kandungan semantik yang paling penting dan tidak dapat dipecahkan lagi kepada unsur-unsur juzuk yang lebih kecil. Kata isi dalam hampir semua bahasa mengandungi dan boleh terdiri hanya daripada morfem akar. Bagaimanapun, istilah "kata akar" kekadang juga digunakan untuk memerikan perkataan tanpa akhiran fleksi, tetapi dengan akhiran leksikal pada tempatnya. Misalnya, chatters dalam bahasa Inggeris mempunyai akar fleksi atau lema, chatter, tetapi akar leksikalnya ialah chat. Akar fleksi sering digelar kata dasar, dengan arti kata "akar" yang paling ketat mungkin dapat dianggap sebagai kata dasar monomorfem.

3.      Proses pembentukan kata dasar

 Kata dasar disusun menjadi kata bentukan melalui tiga macam proses
pembentukan, yaitu: (1) afiksasi atau pengimbuhan; (2) reduplikasi atau pengulangan; (3) ajemukan. Kita juga sudah mengenal adanya imbuhan atau afiks yang meliputi prefiks atau awalan, sufiks atau akhiran, dan infiks atau sisipan. Infiks sebenarnya tidak begitu penting dalam bahasa Indonesia, tetapi dalam pembentukkan istilah infiks-in yang berasal dari Jawa sering juga dipakai.
Menurut FPBS (1994 :19), pembentukan kata dengan menggunakan awalan
dan akhiran dalam bahasa Indonesia sudah banyak dikenal oleh para mahasiswa.
Namun demikian sering juga kita jumpai kata-kata  yang bentuknya tidak tepat atau salah. 
Perhatikan contoh pemakaian kata bercetak miring pada teks berikut! Pergaulan hidup yang  berdeferensiasi berarti pergaulan hidup terbagi atas sektor-sektor dimana tiap khusus tertuju pada pelaksanaan salah satu fungsi yang telah disebut itu. Kata  berdeferensiasi dalam kalimat tersebut  digunakan secara salah. Kata yang lebh sesuai adalah berbeda-beda karena kata deferensiasi bukanlah anggota kosa kata baku bahasa Indonesia walaupun maknanya sama dengan kata berbeda-beda. 







C.    KATA BERIMBUHAN
Kata Berimbuhan adalah kata dasar yang mendapat imbuhan (awalan, akhiran, awalan dan akhiran).

1.      Jenis-jenis Afiks / Imbuhan Bahasa Indonesia
Ada 6 jenis Afiks dalam bahasa Indonesia, jenisnya antaralain:
* Perfiks ( ber-, me-, per-, di-, ter-, se-, ke- )
* Infiks ( -el-, -em-, -er-, -in- )
* Konfiks ( ke-an, ber-an, pe-an, per-an, se-nya)
* Klofiks ( me-kan, memper-kan, me-i, memper-, di-kan, di-i )
* Sufiks ( -an, -kan, -i )
* Simulfiks ( nasal : m, n, ny, ng)

2.      Imbuhan Asing

Selain imbuhan yang berasal dari B.Indonesia sendiri (-kan, me-, di-, dan lain-lain), kita juga mengenal imbuhan asing. Imbuhan asing ini sudah diserap dan disesuaikan dengan ejaan yang baku, EYD.
Imbuhan yang berasal dari asing itu adalah:
a. Berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu: -man, -wan, -wati.
b. Berasal dari bahasa Arab, yaitu: -i, -wi, -iah.
c. Berasal dari bahasa Inggris, yaitu: -is, -isme, -istis, -isasi.

Contoh kata-kata berimbuhan asing tersebut adalah:
- seniman (asal kata: seni) Arti: orang yang bergelut di bidang seni
- hartawan (asal kata: harta) Arti: orang yang banyak harta
- wartawati (asal kata: warta) Arti: orang yang mencari warta (berita)
- insani (asal kata: insan) Arti: bersifat insan (secara insan)
- duniawi (asal kata: dunia) Arti: bersifat dunia (secara dunia)
- lahiriah (asal kata: lahir) Arti: bersifat lahir (secara lahir)
- praktis (asal kata: praktik) Arti: bersifat praktik (mudah digunakan)
- komunisme (asal kata: komunis) Arti: paham komunis
- materialistis (asal kata: material) Arti: bersifat kebendaan
- spesialisasi (asal kata: spesial) Arti: bersifat spesial (khusus)

Bagaimana penggunaannya dalam kalimat? Wah, kalian tentu bisa menggunakannya!
Lalu, jika ada masalah dengan kata kameraman, apakah betul?
Jawabnya, salah. Kameraman tersebut berasal dari kata bahasa Inggris 'cameraman' dan kita tidak mengenal imbuhan asing -man dari bahasa Inggris.
Jadi, yang benar adalah kamerawan.



3.      Proses Pembubuhan Kata
1.      Pembubuhan depan dengan morfem terikat depan dilihat/dicatat dalam bahasa Indonesia seperti: per-, di-, ke-, me-, dan sebagainya. Dalam bahasa Inggris dapat dicatat seperti: re-,de-, un-, dan sebagainya.
2.      Pembubuhan tengah dengan morfem terikat tengah dapat dilihat/dicatat dalam bahasa Indonesia seperti : -er-, -em-, dan –el-. Dalam bahasa Inggris proses pembubuhan tengah tidak ada.
3.      Pembubuhan akhir dengan morfem terikat akhir  dapat dilihat/dicatat dalam bahasa Indonesia seperti : -kan, -i, -an, -wan, dan sebagainya. Dalam bahasa Inggris dapat dicatat seperti –ish, -s, er-, -ly, -ful, -th, dan sebagainya.
4.      Pembubuhan terbagi dengan morfem terikat terbagi dapat dilihat/dicatat dalam bahasa Indonesia seperti : ke-an, per-an, ke-i (ketahui), ber-an, dan
sebagainya.


D.    KATA ULANG
Kata ulang adalah kata yang terjadi karena proses reduplikasi atau pengulangan kata.

1.      Macam-macam Kata Ulang
Kata yang terbentuk dari hasil proses pengulangan dikenal dengan nama kata ulang. Chaer (2006:286) membagi kata ulang berdasarkan hasil pengulangannya, yaitu :
(1)     Kata ulang utuh atau murni
Kata ulang utuh atau murni merupakan kata ulang yang bagian perulangannya sama dengan kata dasar yang diulangnya. Dengan kata lain, kata ulang utuh atau murni terjadi apabila sebuah bentuk dasar mengalami pengulangan seutuhnya. Misalnya pada kata rumah-rumah, pohon-pohon, pencuri-pencuri dan anak-anak.
(2)     Kata ulang berubah bunyi
Kata ulang berubah bunyi merupakan kata ulang yang bagian perulangannya mengalami perubahan bunyi, baik itu perubahan bunyi vokal maupun bunyi konsonan. Kata ulang jenis ini terjadi apabila ada pengulangan pada seluruh bentuk dasar, namun terjadi perubahan bunyi. Kata ulang berubah bunyi yang mengalami perubahan bunyi vokal misalnya pada kata bolak-balik, gerak-gerik, dan kelap-kelip. Sedangkan kata ulang berubah bunyi yang mengalami perubahan bunyi konsonan misalnya pada kata sayur-mayur, lauk-pauk, gerak gerik, kelap kelip dan ramah tamah.
(3)     Kata ulang sebagian
Kata ulang sebagian merupakan pengulangan yang dilakukan atas suku kata pertama dari sebuah kata. Dalam pengulangan jenis ini, vokal suku kata pertama diganti dengan vokal e pepet. Kata-kata yang mengalami pengulangan sebagian antara lain lelaki, leluhur, pepohonan dan tetangga.
(4)     Kata ulang berimbuhan
Kata ulang berimbuhan merupakan bentuk pengulangan yang disertai dengan pemberian imbuhan. Chaer (2006:287) membagi kata ulang berimbuhan berdasarkan proses pembentukannya menjadi tiga, yaitu (1) sebuah kata dasar mula-mula diberi imbuhan kemudian baru diulang, umpamanya kata aturan-aturan; (2) Sebuah kata dasar mula-mula diulang kemudian baru diberi imbuhan, misalnya kata lari yang mula-mula diulang sehingga menjadi lari-lari kemudian diberi awalan ber- sehingga menjadi berlari-lari; (3) sebuah kata diulang sekaligus diberi imbuhan, umpamanya kata meter yang sekaligus diulang dan diberi awalan ber- sehingga menjadi bentuk bermeter-meter.  
2.      Arti-arti kata ulang
kata dasar atau bentuk dasar yang mengalami perulangan baik seluruh maupun sebagian.
Kata ulang yaitu kata dasar yang diulang. Dalam hal ini yang diulang bukan morfem melainkan kata. contoh : sepeda-sepeda , berasal dari satu kata sepeda. Sebaliknya, kata kupu-kupu bukanlah kata ulang karena dalam bahasa Indonesia tiak dikenal kupu. Oleh karena itu, bentuk tersebut bukan merupakan kata ulang.


3.      Proses Pengulangan
­­      Proses pengulangan atau reduplikasi ialah pengulangan satu angramatik, baik seluruhnya ataupun sebagiannya, baik dengan variasi fonem atau tidak. Hasil pengulangan itu disini disebut kata ulang, sedangkan satuan yang diulang merupakan bentuk dasar. Misalnya kata ulang rumah-rumah dari bentuk dasar rumah. Kata ulang perumahan-perumahan dari bentuk dasar perrumahan. Kata ulang berjalan-jalan dibentuk dari bentuk dasar berjalan, kata ulang bolak-balik dibentuk dari bentuk dasar balik.
      Setiap kata ulang sudah tentu memiliki bentuk dasar. Kata-kata seperti sia-sia, alun-alun, mondar-mandir, compang-camping, hura-hura,dalam tinjauan deskriptif tidak dapat digolongkan kata ulang karena sebenarnya tidak ada satuan yang diulang. Dari deretan morfologi dapat ditentukan bahwa sesungguhnya tidak ada satuan yang lebih kecil dari kata-kata tersebut. Secara historic atau komparatif, mungkin kata-kata itu dapat dimasukkan kedalam golongan kata ulang, tetapi uraian kami disini tidak berdasarkan tinjauan historic maupun komparatif. Dari deretan morfologik, akan, ternyata, bahwa, sia, alun, mondar, atau mandir, compang atau camping, huru atau hara bukan satuan gramatik, berbeda dengan temu. Sekali pun satuan ini tidak pernah bertemu dalam bentuk temu saja, namun dari deretan morfologik dapat dipastikan bahwa satuan itu ada.

Deretan morfologiknya :
                  Pertemuan
                  Penemuan
                  Bertemu
                  Ketemu
                  Ditemukan
                  Menemukan
                  Mempertemukan
                                    Dipertemukan
                  Temuduga
                  Temu



E.     KATA MAJEMUK
Kata majemuk adalah kata yang terbentuk dari dua kata yang berhubungan secara padu dan hasil penggabungan itu menimbulkan makna baru.

1.      Sifat-sifat Kata Majemuk
Sifat kata majemuk
1. kata majemuk eksosentris, ialah kata majemuk yang antarunsurnya tidak saling menerangkan. Contoh: laki bini, tua muda, tikar bantal, dan sebagainya.
2. kata majemuk endosentris, ialah kata majemuk yang salah satu unsurnya menjadi inti sedang unsur lain menerangkannya. Contoh: rumah sakit, panjang tangan, sapu tangan, dan sebagainya.
2.      Ciri-ciri Kata Majemuk
Kata majemuk mempunyai ciri-ciri:
1. gabungan kata itu menimbulkan makna baru
2. gabungan kata itu tidak dapat dipisahkan
3. gabungan kata itu tidak dapat disisipi unsur lain
4. tidak dapat diganti salah satu unsurnya
5. tidak dapat dipertukarkan letak unsur-unsurnya.
3.      Macam-macam Kata Majemuk
1.  Menurut Samsuri
a.      Kata majemuk endosentrik,yaitu kata majemuk yang mempunyai inti dari gabungan kedua kata tersebut. Contoh: saputangan, orangtua, matahari, dan lain-lain, dimana sapu, orang, dan mata merupakanunsur intinya.
b.      Kata majemuk eksosentrik, yaitu kata majemuk yang tidak mengandung satu unsur inti dari gabungan itu. Dengan kata lain kedua-duanya merupakan inti. Contoh: tua muda, hancur lebur, kaki tangan, dan lain-lain.





2. Menurut Harimurti
a. Kata majemuk asintaksis, yaitu kompositum yang bagian-bagiannya mempunyai hubungan yang lain seandainya dipakai kata yang bebas.
b. Kata majemuk sintaksis, yaitu kompositum yang anggotanya mempunyai hubungan yang sama dengan konstruksi yang berupa frase.
c. Kata majemuk iteratif, yaitu kompositum yang terdiri atas unsur-unsur yang sama.
d. Kata majemuk kopulatif, yaitu kompositum yang terdiri atas konstituen-konstituen yang sederajat, seolah-olah digabungkan dengan kata dan.
e. Kata majemuk pangkal, yaitu kompositum yang terdiri dari dua pangkal atau lebih.
f.  Kata majemuk sintesis, yaitu kompositum yang sama atau salah satu unsurnya berupa bentuk terikat.

4.      Proses Pemajemukan
Kata majemuk dibentuk oleh proses pemajemukan atau komposisi yang merupakan proses morfologis
Komposisi
Komposisi ialah proses pembentukan kata majemuk atau kompositum. Kata majemuk ialah gabungan kata yang telah bersenyawa atau membentuk satu kesatuan dan menimbulkan arti baru, contoh: kamar mandi, kereta api, rumah makan, baju tidur.
Gabungan kata yang juga membentuk satu kesatuan, tetapi tidak menimbulkan makna baru disebut frasa, contoh: sapu ijuk, meja itu, kepala botak, rambut gondrong, mulut lebar.
Jenis kata majemuk
a.    Kata majemuk setara, yang masing-masing unsurnya berkedudukan sama, contoh: tua muda, laki bini, tegur sapa, besar kecil, ibu bapak, tipu muslihat dan baik buruk.
b.    Kata majemuk bertingkat, yaitu yang salah satu unsurnya menjelaskan unsur yang lain. Jenis kata majemuk itu bersifat endosentris, yakni salah satu unsurnya dapat mewakili seluruh konstruksi, contoh: kamar mandi, sapu tangan, meja gambar, dan meja tulis.






F.     MORFOFONEM
Morfofonem ialah satuan fonologis yang terjadi dari beberapa fonem, yang muncul dalam alomorf dari morfem tertentu
1.      Proses Penambahan Fonem
Proses penambahan fonem terjadi akibat pertemuan morfem meN- dan peN- dengan bentuk dasarnya yang terdiri dari satu suku. Fonem penambahnya adalah /?/, sehingga meN- berubah menjadi menge- dan peN- berubah menjadi penge-.
Misalnya:    meN- + bom: mengebom
        meN- + las: mengelas
        meN- + bur: mengebur
        peN- + bom: pengebom
        peN- + las: pengelas
        peN- + bur: pengebur
2.      Proses Perubahan Fonem
   Proses perubahan fonem, misalnya terjadi sebagai akibat pertemuan morfem meN- dan peN- dengan bentuk dasarnya.fonem /m/ pada kedua morfem tersebut berubah menjadi /m, n, ny, ng/ sehingga morfem meN-  berubah menjadi mem-, men-, meny-, dan meng- sementara morfem peN- berubah menjadi pem-, pen-, peny-, peng-. Perubahan-perubahan tersebut tergantumg pada kondisi bentuk dasar yang mengikutinya. Kaidah-kaidah perubahannya dapat berikhtisar sebagai berikut:
a.    Fonem /N/ pada morfem meN- dan peN- berubah menjadi /m/ apabila bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /p, b, f/.


Misalnya:    meN- + paksa: memaksa
        peN- + periksa: memeriksa
        meN- + batik: membatik
        peN- + buru: pemburu
        meN- + fitnah: memfitnah
        peN- + fitnah: pemfitnah

b.    Fonem /N/ pada meN- dan peN- berubah menjadi fonem /n/ apabila bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /t, d, s/. fonem /s/ di sini hanya khusus bagi beberapa bentuk dasar yang berasal dari bahasa asing yang masih mempertahankan keasingannya.
Misalnya:    meN- + tulis: menulis
        meN- + duga: menduga
        maN- + sukseskan: mensukseskan
        peN- + tulis: penulis
        peN- + datang: pendatang
        peN- + support: pensupport

c.    Fonem /N/ pada morfem meN- dan peN- berubah menjadi // apabila bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /s/ dalam penulisannya tidak dihadirkan, tetapi hanya hadir apabila diucapkan.
Misalnya:    maN- + sapu: menyapu
        peN- +  cukur: pencukur

d.    Fonem /N/ pada meN- dan peN- berubah menjadi /y/ apabila bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /k, g, x, h, dan vocal/.
Misalnya:    meN- + kacau: mengacau
        meN- + gertak: menggertak
        meN- + hisap: menhisap
        peN- + urus: pengurus

Pada kata mengebom, mengecat, mengelas, juga terdapat proses moefofonemik yang berupa perubahan, yaitu fonem /N/ menjadi /Y/.
3.      Proses Penghilangan Fonem
Dalam proses penggabungan morfem yang satu dengan morfem yang lain dimungkinkan terjadi proses penghilangan fonem. Adapun contoh proses penghilangan fonem adalah sebagai berikut:
meN- + nikah = menikah
meN-i + nikah = menikahi
meN-kan + nikah = menikahkan
peN- + waris = pewaris
peN-an + waris= pewarisan
ber- + renang = berenang
ber-an + rangkul = berangkulan
per- + rasa = perasa
per-an + rumah = perumahan
memper-kan + rebut =memperebutkan

Berdasarkan contoh di atas dapat diketahui bahwa akibat bergabungnya morfem dengan bentuk dasarnya, dapat terjadi penghilangan fonem, yaitu:
a. Bergabungnya morfem {meN-} dengan bentuk dasarnya, dapat terjadi penghilangan fonem. Apabila bertemu dengan bentuk dasar yang berawal dengan fonem /l/, /r/, /m/, /n/, dan /w/, terjadi penghilangan fonem /N/ pada morfem {meN-} tersebut.
b. Bergabungnya morfem afiks {meN-i} dan {meN-kan} apabila bertemu dengan bentuk dasar yang berawal dengan fonem /l/, /r/, /m/, /n/, dan /w/, juga terjadi penghilangan fonem /N/ pada morfem {meN-i} dan {meN-kan} tersebut.
c. Bergabungnya morfem {peN-} dengan bentuk dasarnya, dapat terjadi penghilangan fonem. Apabila bertemu dengan bentuk dasar yang berawal dengan fonem /l/, /r/, /m/, /n/, dan /w/, terjadi penghilangan fonem /N/ pada morfem {peN-} tersebut.
d. Bergabungnya morfem afiks {peN-an} dengan bentuk dasarnya, dapat terjadi penghilangan fonem. Apabila bertemu dengan bentuk dasar yang berawal dengan fonem /l/, /r/, /m/, /n/, dan /w/, terjadi penghilangan fonem /N/ pada morfem {peN-an} tersebut.
e. Bergabungnya morfem {ber-} dengan bentuk dasarnya, dapat terjadi penghilangan fonem. Apabila bertemu dengan bentuk dasar yang berawal dengan fonem /r/ atau suku pertama bentuk dasarnya bervokal lemah, terjadi penghilangan fonem /Әr/ pada morfem {ber-} tersebut.
f. Bergabungnya morfem afiks {ber-an}, {per-}, {per-an}, dan {memper-kan} dengan bentuk dasarnya, dapat terjadi penghilangan fonem. Apabila bertemu dengan bentuk dasar yang berawal dengan fonem fonem /r/ atau suku pertama bentuk dasarnya bervokal lemah, terjadi penghilangan fonem /r/ pada morfem {ber-an}, {per-}, {per-an}, dan {memper-kan} tersebut (Sumadi, 2010:144—145).
Ramlan (1985:87) sendiri menuliskan bahwa tidak hanya bentuk dasar yang berawalan fonem /l/, /r/, /m/, /n/, dan /w/ saja yang mengalami proses hilangnya fonem. Bentuk dasar yang berawal fonem /y/ juga dapat hilang jika bertemu dengan morfem meN- dan peN-. Contohnya:
meN- + nyanyi = menyanyi
meN-kan + yakin = meyakinkan

G.    JENIS KATA
a.      KATA BENDA (NOMINA)
·         Nomina atau kata benda adalah kelas kata yang menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan. Kata benda dapat dibagi menjadi dua: kata benda konkret untuk benda yang dapat dikenal dengan panca indera (misalnya buku), serta kata benda abstrak untuk benda yang menyatakan hal yang hanya dapat dikenal dengan pikiran (misalnya cinta).
·         Selain itu, jenis kata ini juga dapat dikelompokkan menjadi kata benda khusus atau nama diri (proper noun) dan kata benda umum atau nama jenis (common noun). Kata benda nama diri adalah kata benda yang mewakili suatu entitas tertentu (misalnya Jakarta atau Ali), sedangkan kata benda umum adalah sebaliknya, menjelaskan suatu kelas entitas (misalnya kota atau orang).
b.      KATA KERJA (VERBA)
Kata kerja ialah golongan kata yang menjadi inti dalam frasa kerja, sama ada yang berlaku atau dilakukan. Lazimnya kata kerja menunjukkan sesuatu perbuatan atau keadaan melakukan sesuatu.Contohnya, berjalan, makan, memakan, dimakan dan sebagainya. Kata kerja terbahagi kepada, kata kerja transitif (perbuatan melampau) dan kata kerja tak transitif (perbuatan tidak melampau).



c.       KATA SIFAT (AKJEKTIVA)
Kata sifat atau adjektiva (bahasa Latin: adjectivum) adalah kelas kata yang mengubah kata benda atau kata ganti, biasanya dengan menjelaskannya atau membuatnya menjadi lebih spesifik. Kata sifat dapat menerangkan kuantitas, kecukupan, urutan, kualitas, maupun penekanan suatu kata. Contoh kata sifat antara lain adalah keras, jauh, dan kaya.
d.      KATA KETERANGAN (ADVERBIA)
Adverbia atau kata keterangan (Bahasa Latin: ad, "untuk" dan verbum, "kata") adalah kelas kata yang memberikan keterangan kepada kata lain, seperti verba (kata kerja) dan adjektiva (kata sifat), yang bukan nomina (kata benda). Contoh adverbia misalnya sangat, amat, tidak.
e.       KATA DEPAN (PREPOSISI)
Preposisi atau kata depan adalah kata yang merangkaikan kata-kata atau bagian kalimat dan biasanya diikuti oleh nomina atau pronomina. Preposisi bisa berbentuk kata, misalnya di dan untuk, atau gabungan kata, misalnya bersama atau sampai dengan.
f.        KATA SAMBUNG (KONJUNGSI)
Kata penghubung disebut juga konjungsi (kata sambung), adalah kata yang menghubungkan kata dengan kata dalam sebuah kalimat atau menghubungkan kalimat dengan kalimat dalam sebuah paragraf. Kata penghubung dalam bahasa Indonesia berarti kata tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan klausa.[1] Sedangkan pengertian yang lain dari konjungsi adalah kategori yang berfungsi untuk meluaskan satuan yang lain dalam konstruksi hipotaktis, dan selalu menghubungkan dua satuan lain atau lebih dalam konstruksi
g.      KATA SANDANG (ARTIKEL/PARTIKEL)
Artikula atau artikel atau kata sandang adalah kata yang tidak memiliki arti tapi menjelaskan nomina (= kata benda), contohnya adalah si, sang, dan kaum. Kata sandang bisa digunakan untuk mendampingi kata benda dasar, nomina yang terbentuk dari verba, pronomina, atau verba pasif.
h.      KATA BILANGAN (NUMERALIA)
Numeralia atau kata bilangan adalah kata yang menyatakan jumlah benda atau urutannya dalam suatu deretan. Kata bilangan dapat dibagi menjadi dua jenis: kata bilangan tentu (takrif), misalnya satu, setengah, ketujuh; serta kata bilangan tak tentu, misalnya beberapa, seluruh, banyak.


i.        KATA GANTI
Pronomina atau kata ganti adalah jenis kata yang menggantikan nomina atau frasa nomina. Contohnya adalah saya, kapan, -nya, ini.
j.        KATA SERU (INTERJEKSI)
Kalimat Seru adalah kalimat yang isinya mengungkapkan kekaguman perasaan. Karena rasa kagum berhubungan dengan sifat, maka kalimat seru dibentuk dari kalimat statif. Kalimat seru disebut juga kalima interjektif.

No comments:

Post a Comment